Jayapura (MI) : Untuk menjaga kedaulatan perairan di
wilayah timur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) setiap hari mengerahkan
sekitar 30 kapal perang Indonesia atau KRI.
Sayangnya, 30 kapal perang yang dioperasikan itu masih belum cukup
mengawasi seluruh perairan di wilayah Timur Indonesia. Karenanya, harus
dilakukan penambahan kapal perang demi penegakkan kedaulatan NKRI di
wilayah perairan.
"Sesuai dengan rencana strategi TNI AL, idealnya dibutuhkan 150 kapal dalam kondisi siap dan standby.
Namun, kondisi sekarang tidak banyak yang siap karena kondisi kapal
yang sudah tua tetapi masih layak operasi," kata Panglima Armada Timur,
Laksamana Muda TNI Darwanto di Jayapura, Papua, Jumat (8/5) siang diatas
kapal KRI dr Soeharso 990.
Darwanto mengatakan, kekuatan kapal perang yang digelar di wilayah
perairan Timur Indonesia bertujuan untuk menjaga keamanan laut dari
akitivitas ilegal, semisal illegal fishing, illegal mining dan ancaman terhadap kapal-kapal asing yang masuk tanpa ijin ke wilayah NKRI.
Meski kapal perang yang dikerahkan belum sesuai kebutuhan, kata
Darwanto, angka pelanggaran di perairan sudah mengalami penurunan sejak
dikeluarkanya moratorium perizinan kapal oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
"Karena disinyalir banyak yang melakukan tindakan ilegal, sehingga
dengan adanya moratorium itu sendiri, pemerintah bisa mengetahui
pelaku-pelaku illegal fishing itu," ujarnya.
Sumber : Beritasatu
Mau jadi macan Asia mimpi kali....harapan tinggal harapan...berangan-anganlah sepuas hatimu... dari pada pendapatan negara buat belanja alusista mendingan buat gemukin anggota DPR dan DPRD serta para koruptor dinegeri tercinta ini...
ReplyDeletelalu apa yang kamu tuntut TNI dengan melihat pejabat yang duduk manis dengan gaji dan tunjangan yang selangit, sedangkan kamu matian2 menjaga hulubalang negara tercinta ini, apakah tetap berdiam diri dengan kesabaran sepanjang masa dengan peralatan alusista seadanya dan bekas pakai !!