Friday, January 9, 2015

Asing Kontrol Pertahanan Indonesia


Jakarta (MI) : RENCANA strategis (renstra) pertahanan Indonesia yang seha­rusnya menjadi rahasia tingkat tinggi rupanya justru diatur pihak asing. Lembaga pertahanan asal Amerika Serikat, Defence Institution Reform Initiative (DIRI), ikut menyusun renstra 2015-2019 hingga ke hal-hal teknis.

Pengamat militer Rizal Dharmaputra mengatakan pelibat­an asing dalam menyusun renstra sangatlah janggal. Pasalnya, renstra merupakan refleksi pertahanan Indonesia di masa depan sehingga pihak asing dilarang ikut campur menyusun renstra tersebut secara langsung.

“Kalau secara langsung ikut menyusun renstra, itu tidak benar. Kemenhan (Kementerian Pertahanan) apa tidak punya orang? Kalau tidak punya, Kemenhan dapat me­rekrut akademisi dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia,” kritik Rizal kepada Media Indonesia, kemarin.

Rizal mengutarakan, DIRI terlibat dalam penyusunan renstra sampai ke tingkat teknis seperti pemeliharaan pasukan, pembangunan minimum essential force, dan prioritas pembelanjaan alutsista. Ia heran pihak asing justru lebih mengetahui kebutuhan Indonesia.
“Ini sudah tidak benar. Apalagi menyangkut hal operasional bagaimana pengerahan pasukan, bagaimana pemeliharaan pasukan, membangun minimum essential force, dan prioritas pembelanjaan alutsista dengan ke­terbatasan anggaran. Kalau disusun pihak luar, itu aneh,” cetusnya.
Rizal menambahkan, DIRI bahkan terkesan lebih tahu potensi ancaman di Indonesia ketimbang TNI. Padahal, potensi itu merupakan domain militer Indonesia terutama terkait dengan ancaman eksternal berupa ancaman senjata.

“Untuk renstra 2015-2019, saya menganjurkan agar TNI sendiri yang memenuhi minimum essential force, pembelian alutsista, pendefinisian potensi ancaman, dan bagaimana membangun industri pertahanan. Jangan libatkan asing,” tegasnya.

Agar tercapai kemandirian industri pertahanan, sambungnya, Indonesia harus bebas mengembangkan kerja sama dengan pihak lain. “Jangan sama yang itu-itu saja. Buka kerja sama dengan pihak yang mau transfer teknologi,” ucap Direktur eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis (Lesperssi) itu.

Kemenhan memuji Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Letjen TNI Ediwan Prabowo menbenarkan DIRI mendukung dan membantu penyusunan renstra dengan melakukan kunjungan selama delapan kali ke Kemenhan, Mabes TNI, serta 3 matra TNI (TNI-AD, TNI-AL, dan TNI-AU) pada 2014.

“DIRI memberi masukan berharga kepada Kemenhan, Mabes TNI, dan 3 matra TNI berupa pengembangan manajemen pertahanan mulai dari tingkat strategis sampai tingkat teknis. Mereka menginformasikan tentang international best practices bidang pertahanan,” tukasnya.

Itu dikatakannya saat menyampaikan pidato seusai penandatanganan nota ke­sepahaman (MoU) Action Plan 2015 Kemenhan dan DIRI AS di Kementerian Pertahanan, Jakarta, kemarin. Hadir dalam kesempatan itu Wakil Dubes AS, Kristen Bauner.

Kristen menambahkan, kerja sama itu dapat mempererat hubungan Indonesia dan AS dalam rangka pembangunan kekuatan serta peningkatan sistem pertahanan Indonesia. 
Sumber :  Vnewsmedia

10 comments:

  1. Pemerintah kok kaya banci yaa ?
    Punya kemampuan tapi menjunjung tinggi asing...
    Ga akan pernah maju negara kalau ga mandiri....

    Hal yg sensitif seperti ini saja diatur2, sama saja disuruh membuka celana didepan umum dengan dalih hal yg baik2 padahal kedok.

    Indonesia, sampai kapan kau ditertawakan dunia ?
    Soekarno Kembalilah Engkau....!!!

    ReplyDelete
  2. kita tunggu tgl maiinya ini sudah melenceng ja nji waktu kampanyah ..siapapun orannya penipu dan tukang kibul ga layak di dukung !!!
    mana ada negara besar di jagat raya urusan pertahanan mengikuti irama asing yata sudah bangkrut .

    ReplyDelete
  3. renstranya sudah dirancang dan diketok palu jauuuh2 hari toh ini sama pimpinan yg lengser kmrn..... semoga dirancang sukses bukan sebaliknya... harus diakui yg kmrn itu memang ahli membuat scenario...

    ReplyDelete
  4. memang asing ingin mengobok obok dan mengatur pertahanan kita sampai ke alutsita segala..dgn melalui kerjasama pertahanan dan pelatihan militer,masuk ke alutsita mengharuskan kita membeli alutsita dr blok mereka,sdh tentu nya tehnologi nya yg diberikan tidak sama hanya kelas 2 beda dgn 2 negara sekutunya di ASEAN krn mmg USA dan AUSIE ingin tahu pertahanan kita klw bisa mereka yg atur , semoga petinggi militer kita tahu dan sadar ttg itu... mereka itdk ingin kita kuat secara militer r ... tetap hrs tetap dibawah bayang2 mereka..dan 2 negara sekutu nya itu.....

    ReplyDelete
  5. berdiplomasi itu harus percaya diri bukan meyerahkan diri ..kalau sebuah negara sudah di kuasai secara meliter apalagi urusan economi penguasa bicara ke mandirian di segala matra itu bohong belaka alias hanya pintar menipu rakyat sendiri bakal berujung bubarnya indonesia raya tinggal menunggu waktu .

    ReplyDelete
  6. Semakin jauh dari harapan.Kedepan anak cucu dari nol lagi tuk mencapai kemerdekaan kedaulatan.Allohu Akbar.

    ReplyDelete
  7. Tidak menghargai jerih payah pahlawan kemerdekaan,..
    Hancur..Hancur sudah Harga diri, serta martabat bangsa indonesia...
    bagus berikan saja negara ini sama belanda gak usah merdeka...
    yang punya ide memang go%^&k Isi Jeroan Di kasih tau..
    mudah2an berita ini gak benar terjadi

    ReplyDelete
  8. Ini benar benar pengkhianatan yg dilakukan pemerintahan sekarang....

    ReplyDelete
  9. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete