Pontianak (MI) : Nama Tanjung Datu di Kalimantan Barat
sempat terkenal setelah pihak militer Malaysia membangun tiang pancang
untuk mendirikan mercusuar. Padahal secara geografis, wilayah laut
Tanjung Datu ini masuk ke dalam wilayah Indonesia.
Tanjung Datu berada di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Letaknya memang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, Jumat (8/8/2014) berkunjung ke Tanjung Datu. Namun, perjalanan yang harus ditempuh tak semudah yang dibayangkan.
Panglima TNI bersama rombongan berangkat dari Jakarta menuju Lanud Supradrio, Pontianak Kamis (7/8) kemarin. Setelah melakukan beberapa kegiatan di Pontianak, pada Jumat pagi, panglima meninjau tiang pancang Mercusuar yang dibangun militer Malaysia di Tanjung Datu.
Tanjung Datu dapat ditempuh lewat jalur darat atau udara. Jika lewat jalur darat, dibutuhkan waktu perjalanan lebih dari 12 jam dari Pontianak.
Untuk mempersingkat waktu, Panglima TNI menggunakan helicopter milik TNI AU. Jika menggunakan helicopter, perjalanan bisa ditempuh selama 2 jam.
Jumat, pukul 5.30 WIB, rombongan Panglima TNI sudah bersiap di Lanud Supradio. Tak lama berselang, tiga helicopter yang membawa rombongan terbang. Detikcom berkesempatan langsung ikut dalam rombongan di helicopter itu.
Tanjung Datu berada di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Letaknya memang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, Jumat (8/8/2014) berkunjung ke Tanjung Datu. Namun, perjalanan yang harus ditempuh tak semudah yang dibayangkan.
Panglima TNI bersama rombongan berangkat dari Jakarta menuju Lanud Supradrio, Pontianak Kamis (7/8) kemarin. Setelah melakukan beberapa kegiatan di Pontianak, pada Jumat pagi, panglima meninjau tiang pancang Mercusuar yang dibangun militer Malaysia di Tanjung Datu.
Tanjung Datu dapat ditempuh lewat jalur darat atau udara. Jika lewat jalur darat, dibutuhkan waktu perjalanan lebih dari 12 jam dari Pontianak.
Untuk mempersingkat waktu, Panglima TNI menggunakan helicopter milik TNI AU. Jika menggunakan helicopter, perjalanan bisa ditempuh selama 2 jam.
Jumat, pukul 5.30 WIB, rombongan Panglima TNI sudah bersiap di Lanud Supradio. Tak lama berselang, tiga helicopter yang membawa rombongan terbang. Detikcom berkesempatan langsung ikut dalam rombongan di helicopter itu.
Satu jam perjalanan, helicopter sudah berada di wilayah udara Kota
Singkawang. Sayangnya, cuaca yang semula cerah seketika berubah menjadi
mendung.
Helicopter pun turun sejenak di Singkawang. Sesaat setelah helicopter mendarat, hujan sangat deras tiba-tiba mengguyur.
Dalam keadaan cuaca seperti itu, tak mungkin melanjutkan perjalan karena resiko yang sangat tinggi. Namun, Jenderal Moeldoko memerintahkan agar tim menunggu hingga pukul 09.00 WIB.
Pukul 09.00 WIB, hujan tak kunjung reda. Sempat muncul opsi untuk melanjutkan perjalanan lewat jalur darat yang akan menghabiskan waktu sekitar 6-8 jam.
Di saat kendaraan darat sudah mulai disiapkan, Panglima TNI memerintahkan para pilot helicopter untuk bersiap. Para pilot pun sempat kaget.
Meski hujan belum reda sepenuhnya, para pilot tetap menerbangkan helicopter yang membawa rombongan. Sekitar 50 menit, helicopter sudah berada di atas perairan Tanjung Datu.
Dari dalam helicopter, panglima TNI dan beberapa petinggi TNI lain melihat-lihat keadaan Tanjung Datu. Setelah sekitar 15 menit di atas perairan Tanjung Datu, helicopter langsung menuju Pos Satgas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia di Temasuk, sekitar 1 Km dari Tanjung Datu.
Saat helicopter akan mendarat, hambatan kembali muncul. Hujan yang baru saja mengguyur membuat tanah menjadi ambles, sehingga helicopter tidak bisa mendarat.
Helicopter yang sudah sempat menyentuh tanah lalu diterbangkan kembali. Setelah berputar-putar sekitar 10 menit, akhirnya ditemukan tempat pendaratan, yakni di sebuah tanah lapang yang berada di Desa Temajuk.
Ternyata, jaringan telekomunikasi di Tanjung Datu sangat memprihatinkan. Saat memasuki wilayah Tanjung Datu, jaringan komunikasi sudah memasuki wilayah Malaysia, sehingga sudah terkena roaming. Provider telekomunikasi Indonesia ternyata tidak sampai ke Tanjung Datu.
Helicopter pun turun sejenak di Singkawang. Sesaat setelah helicopter mendarat, hujan sangat deras tiba-tiba mengguyur.
Dalam keadaan cuaca seperti itu, tak mungkin melanjutkan perjalan karena resiko yang sangat tinggi. Namun, Jenderal Moeldoko memerintahkan agar tim menunggu hingga pukul 09.00 WIB.
Pukul 09.00 WIB, hujan tak kunjung reda. Sempat muncul opsi untuk melanjutkan perjalanan lewat jalur darat yang akan menghabiskan waktu sekitar 6-8 jam.
Di saat kendaraan darat sudah mulai disiapkan, Panglima TNI memerintahkan para pilot helicopter untuk bersiap. Para pilot pun sempat kaget.
Meski hujan belum reda sepenuhnya, para pilot tetap menerbangkan helicopter yang membawa rombongan. Sekitar 50 menit, helicopter sudah berada di atas perairan Tanjung Datu.
Dari dalam helicopter, panglima TNI dan beberapa petinggi TNI lain melihat-lihat keadaan Tanjung Datu. Setelah sekitar 15 menit di atas perairan Tanjung Datu, helicopter langsung menuju Pos Satgas Pengamanan Perbatasan RI-Malaysia di Temasuk, sekitar 1 Km dari Tanjung Datu.
Saat helicopter akan mendarat, hambatan kembali muncul. Hujan yang baru saja mengguyur membuat tanah menjadi ambles, sehingga helicopter tidak bisa mendarat.
Helicopter yang sudah sempat menyentuh tanah lalu diterbangkan kembali. Setelah berputar-putar sekitar 10 menit, akhirnya ditemukan tempat pendaratan, yakni di sebuah tanah lapang yang berada di Desa Temajuk.
Ternyata, jaringan telekomunikasi di Tanjung Datu sangat memprihatinkan. Saat memasuki wilayah Tanjung Datu, jaringan komunikasi sudah memasuki wilayah Malaysia, sehingga sudah terkena roaming. Provider telekomunikasi Indonesia ternyata tidak sampai ke Tanjung Datu.
Ini Tiang Pancang Mercusuar yang Dibangun Malaysia di Tanjung Datu
Militer Malaysia nekat membangun tiang pancang untuk Mercusuar di
perairan Tanjung Datu, Kalimantan Barat. Pembangunan tiang pancang ini
sempat menimbulkan ketegangan.
Jumat (8/8/2014), detikcom yang ikut bersama rombongan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko meninjau kondisi di Tanjung Datu. Tanjung Datu berada di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Perlu waktu 12 jam perjalanan darat dari Pontianak, sedangkan jika menggunakan helicopter, diperlukan waktu tempuh sekitar 2 jam.
Letak Tanjung Datu memang berbatasan langsung dengan Malaysia. Namun faktanya, Tanjung Datu sepenuhnya wilayah milik Indonesia.
Berdasarkan pantauan, lokasi tiang pancang yang telah dibangun Malaysia berada kurang 1 Km dari bibir pantai Tanjung Datu. Jika dilihat dari udara, tiang-tiang pancang itu memang kini tak terlihat begitu jelas.
Dari atas laut, tiang pancang yang akan dijadikan mercusuar oleh militer Malaysia itu terlihat seperti tumpukan batu.
Kapal-kapal milik TNI juga terlihat terus berpatroli di sekitar tiang pancang itu. Saat ini sudah tidak ada lagi kegiatan pembangunan mercusuar di tempat tersebut.
Jenderal Moeldoko mengatakan, tiang pancang itu dibangun di landas kontinental milik Indonesia. Artinya, daratan yang digunakan untuk membangun adalah milik Indonesia.
"Namun kalau perairannya memang masih abu-abu, karena masalah laut ini sangat rumit. Tapi kalau tanahnya itu milik kita," jelas Moeldoko di Tanjung Datu.
Jumat (8/8/2014), detikcom yang ikut bersama rombongan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko meninjau kondisi di Tanjung Datu. Tanjung Datu berada di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar. Perlu waktu 12 jam perjalanan darat dari Pontianak, sedangkan jika menggunakan helicopter, diperlukan waktu tempuh sekitar 2 jam.
Letak Tanjung Datu memang berbatasan langsung dengan Malaysia. Namun faktanya, Tanjung Datu sepenuhnya wilayah milik Indonesia.
Berdasarkan pantauan, lokasi tiang pancang yang telah dibangun Malaysia berada kurang 1 Km dari bibir pantai Tanjung Datu. Jika dilihat dari udara, tiang-tiang pancang itu memang kini tak terlihat begitu jelas.
Dari atas laut, tiang pancang yang akan dijadikan mercusuar oleh militer Malaysia itu terlihat seperti tumpukan batu.
Kapal-kapal milik TNI juga terlihat terus berpatroli di sekitar tiang pancang itu. Saat ini sudah tidak ada lagi kegiatan pembangunan mercusuar di tempat tersebut.
Jenderal Moeldoko mengatakan, tiang pancang itu dibangun di landas kontinental milik Indonesia. Artinya, daratan yang digunakan untuk membangun adalah milik Indonesia.
"Namun kalau perairannya memang masih abu-abu, karena masalah laut ini sangat rumit. Tapi kalau tanahnya itu milik kita," jelas Moeldoko di Tanjung Datu.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment