Madiuan (MI) : Penerbangan “Ferry” tiga pesawat F-16 C/D 52ID dari Anderson AFB Guam
ke Lanud Iswahjudi Madiun telah mendarat dengan selamat pada pukul
11.25 WIB Jumat (25/7). Pesawat-pesawat tinggal landas dari Guam pada
pukul 09.07 local time (pkl 06.07 WIB) dengan menempuh waktu 5 jam 16
menit dan melaksanakan empat kali pengisian bahan bakar di udara oleh
pesawat Tanker KC-10 dari Yokota AFB Jepang. Flight F-16 ini terbang
pada ketinggian 26.000 kaki didampingi pesawat tanker dan selama dua jam
pertama “menyelam” dalam awan sehingga terpaksa mengisi bahan bakar
dalam awan. memasuki wilayah udara Indonesia disambut ibu pertiwi dengan
cuaca cukup cerah, dimana pengisian bahan bakar terakhir dilaksanakan
diatas Pulau Halmahera, selanjutnya pesawat tanker KC-10 ikut sampai
jarak 150 km dari Makassar, kemudian balik kanan kembali ke Guam.
Bertindak sebagai leader penerbangan "Viper Flight" ini adalah Col.
Howard Purcell dengan pesawat bernomer ekor TS-1625, selanjutnya Maj.
Collin Coatney/ Letkol. Firman Dwi Cahyono dengan pesawat TS-1620 dan
terakhir Ltc. Erick Houston/ Mayor Anjar Legowo menerbangkan pesawat
TS-1623. Penerbangan bersejarah ini disambut oleh dengan pengalungan
bunga oleh Panglima Koopsau II Marsdya TNI Abdul Muis yang didampingi
Komandan Lanud Iswahjudi Marsma TNI Donny Ermawan, Kepala Proyek “Peace
Bima Sena II” Kolonel Tek Amrullah Asnawi dan para pejabat dari jajaran
Kemhan, Mabes AU dan Lanud Iswahjudi.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI IB Putu Dunia dalam menyambut
kedatangan pesawat F-16 C/D-52ID mengatakan bahwa Proyek “Peace Bima
Sena II” merupakan bagian dari pembangunan kekuatan TNI AU secara
bertahap, dan berlanjut sesuai rencana pembangunan Kebutuhan Pokok
Minimal. Kasau menegaskan kehadiran 3 unit pesawat dari total pengadaan
24 unit pesawat F-16 C/D-52ID dan ditambah program upgrade 10 unit
pesawat F-16 A/B-15OCU diproyeksikan menjadi kekuatan utama Skadron
Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun dan Skadron Udara 16 Lanud Rusmin
Nuryadin Pekanbaru.
Dua Skadron F-16 ini akan menjadi bagian dari
strategi penggelaran dan pelibatan dua Komando Operasi Angkatan Udara.
Kedatangan pesawat-pesawat F-16 C/D-52ID ini diharapkan dapat
meningkatkan kekuatan dan kemampuan Air Power kita untuk menegakkan
kedaulatan serta hukum demi kepentingan nasional, tidak saja di wilayah
udara nasional namun juga di luar wilayah ZEE Indonesia. Selain menjadi
tulang punggung operasi Pertahanan Udara namun juga sebagai penjamin
keunggulan udara komando gabungan TNI dalam penyelenggaraan operasi
darat, laut maupun di udara.
Kedatangan burung-burung besi ini sangat melegakan sesudah sempat
tertahan selama lima hari di Eielson AFB, Alaska dan sehari di Andersen
AFB Guam akibat permasalahan tehnis pada pesawat tanker udara KC-10 dari
Travis AFB. Ketiga pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU memulai perjalanan
panjang meninggalkan Hill AFB Utah pada hari Selasa (15/7) menuju
Alaska. Baru pada hari Rabu (22/7) ketiga pesawat ini bisa meninggalkan
Eielson AFB menuju Andersen AFB, Guam yang ditempuh selama 9 jam 46
menit dengan sembilan kali pengisian bahan bakar diudara.
Sesuai rencana maka mulai awal bulan Agustus 2014 enam orang
instruktur penerbang F-16 A/B-15OCU TNI AU akan mulai melanjutkan
latihan terbang konversi “differential flying training” F-16 C/D-52ID di
Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi Madiun dibawah supervisi tiga
instruktur penerbang dari US Air Force Mobile Training Team.
Selanjutnya sesuai rencana pesawat-pesawat lainnya akan mulai
berdatangan dan secara bertahap menjalani modifikasi pemasangan
peralatan drag chute (payung rem). Konfigurasi awal pesawat F16C/D 52ID
TNI AU memang belum dilengkapi dengan drag chute, sehingga modifikasi akan dilakukan tehnisi TNI AU dengan supervisi personil Lockheed Martin mulai kuartal pertama 2015.
Seluruh pesawat F-16 C/D ini adalah pesawat Block 25 USAF yang sudah
dibongkar total sebelum menjalani upgrading dan refurbished, baik
kerangka “airframe” serta modernisasi sistem “avionic”
dan persenjataan di Ogden Air Logistics Center Hill AFB, Utah.
Rangka pesawat diganti dan diperkuat, cockpit diperbarui, jaringan kabel
dan elektronik baru dipasang, semua system lama di rekondisi atau
diganti menjadi baru dan mission computer canggih baru sebagai otak
pesawat ditambahkan agar pesawat lahir kembali dengan kemampuan jauh
lebih hebat dan ampuh setara dengan Block 50/52.
Modernisasi dan upgrade avionic berpusat pada pemasangan
Mission Computer MMC- 7000A versi M-5 standar Block 52+ sebagai “otak
dan syaraf” pesawat yang jauh lebih besar dan cepat kemampuannya dari
system lama sehingga kemampuan avionic pesawat menjadi setara dengan
F-16 block 50/52 Demikian pula kemampuan radar AN/APG-68 ditingkatkan
sesuai system baru yang dipasang. Pemasangan Improved Modem Data Link 16
canggih untuk komunikasi data disamping Embedded GPS/ INS (EGI)
block-52 yang menggabungkan fungsi GPS dan INS untuk penembakan JDAM
(Bomb GPS). Ditambah peralatan perang elektronika yaitu Electronic
Warfare Management System AN/ALQ-213, Radar Warning Receiver ALR-69
Class IV serta Countermeasures Dispenser Set ALE-47 untuk melepaskan
Chaffs/ Flares anti radar/ anti rudal.
Pelaksanaan Upgrade mesin pesawat menjadi tipe F100-PW-220/E yang
memiliki umur muda kembali, serta lebih awet dan lebih handal dari
mesin sebel\]khususnya dengan pemasangan system DEEC (Digital Electronic
Engine Computer) Grup 6 serta Augmentor Engine baru yang lebih mudah
dirawat dan usia pakainya dua kali lebih lama.
Dalam urusan pertempuran udara pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU ini
cukup handal karena selaindketahui sebagai pesawat F-16 paling lincah
juga dilengkapi rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder L/M/X dan IRIS-T
(NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C untuk penembakan
“Beyond Visual Range”. Untuk menyerang sasaran permukaan pesawat
dilengkapi kanon 20 mm, bomb standar MK 81/ 82/ 83/ 84, Laser Guided
Bomb Paveway, JDAM (GPS Bomb), Bom anti runway Durandal, rudal AGM-65
Maverick K2, rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti
radar), Improved Data Modem Link 16, Head Up Display layar
lebar terbaru yang kompatibel dengan Helmet Mounted Cueing System dan
Night Vision Google. Pesawat juga dilengkapi navigation dan targeting
pod canggih seperti Sniper/ Litening untuk operasi tempur malam hari
serta mampu melaksanakan missi Supression Of Enemy Air Defence (SEAD)
untuk menetralisir pertahanan udara musuh.
Armada F-16 C/D 52ID TNI Angkatan Udara ini selanjutnya akan
melengkapi Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi Madiun dan Skadron Udara 16
Lanud Rusmin Nuryadin Pekanbaru. Pesawat yang telah dilengkapi kemampuan
sistem avionic barat yang canggih ini dilengkapi senjata udara modern
untuk melengkapi keunggulan daya jangkau operasi dan kecepatan yang
membuat pesawat ini sanggup untuk menghadang setiap penerbangan gelap
atau menghantam sasaran udara dan darat.
Baik sasaran di luar atau dalam wilayah kedaulatan kita, pada saat
siang atau malam hari di segala cuaca. Kelak pengalaman dan pemahaman
dari aplikasi penggunaan tehnologi perang udara modern yang didapat
dalam pengoperasian F-16 CD 52ID niscaya akan membantu kita untuk
memperbaiki perencanaan, pengadaan, pelatihan serta doktrin dan taktik
perang udara TNI AU.
Kita berharap pada saat pesawat tempur masa depan IFX (generasi 4.5)
sudah siap dioperasikan maka seluruh prosedur, taktik, pengalaman dan
ilmu pengetahuan yang didapat dari pengoperasian pesawat F-16 C/D 52ID
bisa kita terapkan untuk menyamai atau bahkan mengungguli kekuatan
udara calon lawan dan pesaing negara kita. Pesawat-pesawat canggih ini
akan menambah kekuatan Air Power kita untuk menjaga Keamanan Nasional
Indonesia.
Sumber : TNI AU
No comments:
Post a Comment