Jakarta (MI) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat ingin menambah kekuatan
armada helikopter angkut mereka. Angkatan Darat sedang melirik dua jenis
helikopter buatan Amerika Serikat, yakni Sikorsky UH-60 Black Hawk dan
Boeing CH-47 Chinook.
"Pembelian ini merupakan usulan TNI AD ke Kementerian Pertahanan berdasarkan surat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) nomor B/455/II/2013," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Andika Perkasa kepada Tempo, Ahad, 20 April 2014
Berdasarkan usulan tersebut, TNI AD meminta pemerintah membeli 17 unit helikopter Black Hawk dan tiga unit helikopter Chinook. Angkatan Darat juga mengusulkan agar pembelian alutsista tersebut menggunakan skema kredit ekspor.
Namun, Andika belum bisa memastikan helikopter yang hendak dibeli dalam kondisi baru atau bekas yang sudah diperbaiki. "Saya masih cari informasinya," kata dia. Di lain pihak, Kementerian Pertahanan sedang mengkaji usulan tersebut agar bisa masuk dalam daftar belanja alat utama sistem persenjataan tahap kedua, yakni tahun 2015-2019.
Menurut Andika, kedua jenis helikopter tersebut bukan hanya berguna untuk urusan perang saja. Kedua helikopter tersebut bisa digunakan untuk misi non-perang seperti penyaluran bantuan akibat bencana alam atau tugas kemanusiaan yang lain. Saat ini Angkatan Darat mengandalkan helikopter jenis MI-17 dan Bell-412 untuk tugas tersebut.
Selain Black Hawk dan Chinook, saat ini pemerintah sedang mendatangkan delapan unit helikopter serang AH-64D Apache dari AS. Sesuai rencana delapan helikopter senilai Rp 3,1 triliun tersebut akan tiba di Indonesia pada 2017.
Sumber Tempo di Kementerian Pertahanan menyebutkan pembelian kedua puluh jenis helikopter tersebut bakal menelan biaya hingga Rp 3 triliun. Kemungkinan besar sebagian helikopter yang dibeli tersebut dalam kondisi bekas. "Tapi akan di-retrovit (perbaiki dan up-grade) seperti hibah delapan unit helikopter Apache dari Amerika Serikat," kata sumber ini.
"Pembelian ini merupakan usulan TNI AD ke Kementerian Pertahanan berdasarkan surat KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) nomor B/455/II/2013," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Andika Perkasa kepada Tempo, Ahad, 20 April 2014
Berdasarkan usulan tersebut, TNI AD meminta pemerintah membeli 17 unit helikopter Black Hawk dan tiga unit helikopter Chinook. Angkatan Darat juga mengusulkan agar pembelian alutsista tersebut menggunakan skema kredit ekspor.
Namun, Andika belum bisa memastikan helikopter yang hendak dibeli dalam kondisi baru atau bekas yang sudah diperbaiki. "Saya masih cari informasinya," kata dia. Di lain pihak, Kementerian Pertahanan sedang mengkaji usulan tersebut agar bisa masuk dalam daftar belanja alat utama sistem persenjataan tahap kedua, yakni tahun 2015-2019.
Menurut Andika, kedua jenis helikopter tersebut bukan hanya berguna untuk urusan perang saja. Kedua helikopter tersebut bisa digunakan untuk misi non-perang seperti penyaluran bantuan akibat bencana alam atau tugas kemanusiaan yang lain. Saat ini Angkatan Darat mengandalkan helikopter jenis MI-17 dan Bell-412 untuk tugas tersebut.
Selain Black Hawk dan Chinook, saat ini pemerintah sedang mendatangkan delapan unit helikopter serang AH-64D Apache dari AS. Sesuai rencana delapan helikopter senilai Rp 3,1 triliun tersebut akan tiba di Indonesia pada 2017.
Sumber Tempo di Kementerian Pertahanan menyebutkan pembelian kedua puluh jenis helikopter tersebut bakal menelan biaya hingga Rp 3 triliun. Kemungkinan besar sebagian helikopter yang dibeli tersebut dalam kondisi bekas. "Tapi akan di-retrovit (perbaiki dan up-grade) seperti hibah delapan unit helikopter Apache dari Amerika Serikat," kata sumber ini.
Spesifikasi Helikopter TNI AD dari Amerika Serikat
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
akan membeli 20 unit helikopter jenis Sikorsky UH-60 Black Hawk dan
Boeing CH-47 Chinook dari Amerika Serikat. Kepala Dinas Penerangan TNI
AD Brigadir Jenderal Andika Perkasa mengatakan pembelian itu diusulkan
menggunakan skema kredit ekspor.
"Kami belum bisa memastikan apakah helikopter itu dalam kondisi baru atau bekas yang sudah diperbaiki," kata Andika kepada Tempo, Ahad, 20 April 2014. Kementerian Pertahanan sedang mengkaji usulan tersebut agar bisa masuk dalam daftar belanja alat utama sistem persenjataan tahap kedua, tahun 2015-2019.
Menurut Andika, kedua jenis helikopter tersebut bukan hanya berguna untuk urusan perang, tetapi juga untuk misi penyaluran bantuan atau tugas kemanusiaan lainnya. Sumber Tempo di Kementerian Pertahanan menyebutkan pembelian 20 unit helikopter ini bakal menelan biaya hingga Rp 3 triliun.
Helikopter Black Hawk sempat kondang berkat film Hollywood berjudul Black Hawk Down. Si Elang Hitam ini berbentuk seperti helikopter konvensional, yakni memiliki sebuah baling-baling dengan dua mesin General Elecric T700-GE-701C turboshaft. Helikopter ini dioperasikan oleh dua orang pilot dan dua orang kru. Black Hawk mampu membawa 11 penumpang atau enam tandu untuk misi militer. Helikopter ini juga mampu mengangkut barang seberat 1,2-4,1 ton.
Adapun helikopter Chinook memiliki bentuk yang besar dan unik. Helikopter ini memiliki dua poros baling-baling di bagian depan dan belakang. Chinook memiliki dua mesin Lycoming T55-GA-714A turboshaft. Kedua mesin tersebut mampu mendorong helikopter terbang dengan kecepatan 315 kilometer per jam. Helikopter ini dikendalikan oleh tiga orang dan mampu mengangkut 33-55 personel. Karena memiliki dua baling-baling, maka helikopter ini mampu mengangkat barang seberar 12 ton.
"Kami belum bisa memastikan apakah helikopter itu dalam kondisi baru atau bekas yang sudah diperbaiki," kata Andika kepada Tempo, Ahad, 20 April 2014. Kementerian Pertahanan sedang mengkaji usulan tersebut agar bisa masuk dalam daftar belanja alat utama sistem persenjataan tahap kedua, tahun 2015-2019.
Menurut Andika, kedua jenis helikopter tersebut bukan hanya berguna untuk urusan perang, tetapi juga untuk misi penyaluran bantuan atau tugas kemanusiaan lainnya. Sumber Tempo di Kementerian Pertahanan menyebutkan pembelian 20 unit helikopter ini bakal menelan biaya hingga Rp 3 triliun.
Helikopter Black Hawk sempat kondang berkat film Hollywood berjudul Black Hawk Down. Si Elang Hitam ini berbentuk seperti helikopter konvensional, yakni memiliki sebuah baling-baling dengan dua mesin General Elecric T700-GE-701C turboshaft. Helikopter ini dioperasikan oleh dua orang pilot dan dua orang kru. Black Hawk mampu membawa 11 penumpang atau enam tandu untuk misi militer. Helikopter ini juga mampu mengangkut barang seberat 1,2-4,1 ton.
Adapun helikopter Chinook memiliki bentuk yang besar dan unik. Helikopter ini memiliki dua poros baling-baling di bagian depan dan belakang. Chinook memiliki dua mesin Lycoming T55-GA-714A turboshaft. Kedua mesin tersebut mampu mendorong helikopter terbang dengan kecepatan 315 kilometer per jam. Helikopter ini dikendalikan oleh tiga orang dan mampu mengangkut 33-55 personel. Karena memiliki dua baling-baling, maka helikopter ini mampu mengangkat barang seberar 12 ton.
Sumber : TEMPO
KELEDAI!!!!1
ReplyDelete