Jakarta (MI) : Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen,
mengajak RI mencari jalan agar dapat melewati ketegangan hubungan
diplomatik akibat penamaan kapal perang baru RI yang dibeli dari
Inggris. TNI Angkatan Laut menyematkan nama Usman-Harun pada KRI itu.
Usman-Harun adalah dua pelaku pengeboman di Gedung MacDonald saat masa konfrontasi tahun 1965 silam.
Seperti dilansir Channel News Asia, Minggu 20 April 2014, Ng mengatakan kedua negara perlu memperbaiki hubungan diplomatik yang terpengaruh akibat insiden itu. Ng menginginkan hubungan baik dengan Indonesia.
Posisi kedua negara yang berdekatan, ujar Ng, akan menguntungkan RI dan Singapura ketika hubungan keduanya baik. Untuk itu Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) akan bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memperbaiki hubungan tersebut.
“Kami harus mencari cara untuk keluar dari peristiwa ini dan memperbaiki hubungan yang telah terpengaruh. Saya yakin apabila kita memperlakukan satu sama lain dengan rasa hormat dan perhatian, maka kami dapat meraih kembali kepercayaan antara SAF dan TNI yang telah terbangun selama beberapa dekade,” kata Ng.
Menurut Ng, tidak ada formula ajaib untuk merekatkan kembali hubungan Singapura dengan Indonesia. Kedua negara harus menggunakan kesempatan yang ada untuk memperbaiki hubungan.
Ditanya mengenai klarifikasi permintaan maaf Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Ng mengatakan mereka menerima kalimat tersebut ketika dilontarkan di hadapan kamera.
“Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, pada dasarnya mereka telah mengakui bahwa mereka telah membangkitkan kembali emosi warga. Sebelumnya, kami telah mengatakan bahwa insiden ini membuka kembali luka lama,” kata Ng.
Kendati begitu, ujar Ng, yang terpenting RI telah menyesali bahwa emosi warga Singapura kembali bangkit dan mereka tidak memiliki niat sama sekali untuk membangkitkan masa lampau yang kelam.
Ng pun memahami apabila warga Negeri Singa bingung dan kecewa terhadap klarifikasi permintaan maaf Panglima TNI.
“Terkadang kita tidak selalu sepenuhnya memahami langkah yang ditempuh orang lain. Tapi, selama kami terus bersikap dan pihak lain mengerti kami, maka saya yakin itu menjadi landasan yang sangat kuat bagi kami untuk membina hubungan dengan siapapun,” kata dia.
Sebelumnya, publik Indonesia sempat bingung karena Panglima TNI dianggap meminta maaf kepada Singapura lantaran menggunakan nama Usman-Harun di KRI baru TNI AL. Permintaan maaf itu terlontar ketika Moeldoko sedang diwawancarai Channel News Asia yang tayang pada Selasa, 15 April 2014.
Menurut Moeldoko, koresponden senior Channel News Asia salah mengartikan permintaan maafnya itu. “Mohon maaf itu (maksudnya) merujuk pada sikap kami yang final (menggunakan nama Usman-Harun). Itu bukan minta maaf (karena menyesal),” kata Moeldoko di Jakarta.
Seperti dilansir Channel News Asia, Minggu 20 April 2014, Ng mengatakan kedua negara perlu memperbaiki hubungan diplomatik yang terpengaruh akibat insiden itu. Ng menginginkan hubungan baik dengan Indonesia.
Posisi kedua negara yang berdekatan, ujar Ng, akan menguntungkan RI dan Singapura ketika hubungan keduanya baik. Untuk itu Angkatan Bersenjata Singapura (SAF) akan bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memperbaiki hubungan tersebut.
“Kami harus mencari cara untuk keluar dari peristiwa ini dan memperbaiki hubungan yang telah terpengaruh. Saya yakin apabila kita memperlakukan satu sama lain dengan rasa hormat dan perhatian, maka kami dapat meraih kembali kepercayaan antara SAF dan TNI yang telah terbangun selama beberapa dekade,” kata Ng.
Menurut Ng, tidak ada formula ajaib untuk merekatkan kembali hubungan Singapura dengan Indonesia. Kedua negara harus menggunakan kesempatan yang ada untuk memperbaiki hubungan.
Ditanya mengenai klarifikasi permintaan maaf Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Ng mengatakan mereka menerima kalimat tersebut ketika dilontarkan di hadapan kamera.
“Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, pada dasarnya mereka telah mengakui bahwa mereka telah membangkitkan kembali emosi warga. Sebelumnya, kami telah mengatakan bahwa insiden ini membuka kembali luka lama,” kata Ng.
Kendati begitu, ujar Ng, yang terpenting RI telah menyesali bahwa emosi warga Singapura kembali bangkit dan mereka tidak memiliki niat sama sekali untuk membangkitkan masa lampau yang kelam.
Ng pun memahami apabila warga Negeri Singa bingung dan kecewa terhadap klarifikasi permintaan maaf Panglima TNI.
“Terkadang kita tidak selalu sepenuhnya memahami langkah yang ditempuh orang lain. Tapi, selama kami terus bersikap dan pihak lain mengerti kami, maka saya yakin itu menjadi landasan yang sangat kuat bagi kami untuk membina hubungan dengan siapapun,” kata dia.
Sebelumnya, publik Indonesia sempat bingung karena Panglima TNI dianggap meminta maaf kepada Singapura lantaran menggunakan nama Usman-Harun di KRI baru TNI AL. Permintaan maaf itu terlontar ketika Moeldoko sedang diwawancarai Channel News Asia yang tayang pada Selasa, 15 April 2014.
Menurut Moeldoko, koresponden senior Channel News Asia salah mengartikan permintaan maafnya itu. “Mohon maaf itu (maksudnya) merujuk pada sikap kami yang final (menggunakan nama Usman-Harun). Itu bukan minta maaf (karena menyesal),” kata Moeldoko di Jakarta.
BIARKAN SAJA NEGARA CORO SINGAPURA, NEGARA ANJING SINGAPURA........
ReplyDelete