Merdeka (MI) : Tan Malaka memang bertolak belakang dengan Soekarno dari berbagai hal. Tak hanya dari cara memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, soal kehidupan pribadi pun keduanya jauh berbeda.
Jika Soekarno terkenal memiliki banyak istri, hal sebaliknya justru terjadi pada Tan Malaka. Sang Patjar Merah Indonesia justru seumur hidupnya tak pernah menikah.
SK Trimurti, istri dari Sajoeti Melik, dalam buku 'Tan Malaka: Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia' Karya Harry A Poeze, menyebutkan alasan Tan Malaka tak menikah.
"Ia (Tan Malaka) tidak kawin karena perkawinan akan membelokannya dari perjuangan. Ia bersikap penuh hormat terhadap perempuan. Ia juga tak pernah berbicara tentang perempuan dalam makna seksual. Dari sudut ini ia seorang yang bersih," kata Sajoeti Melik yang menjalin hubungan baik saat Tan Malaka tinggal di rumah Soebardjo pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Meski tak pernah menikah, bukan berarti Tan Malaka tak pernah dekat dengan wanita. Paramitha 'Jo' Abdurrachman adalah salah satu wanita yang pernah dekat dengan pria kelahiran Suliki, Sumatera Barat, 1894 itu.
Paramitha berkenalan dengan Tan Malaka saat masih tinggal di rumah Soebardjo. Namun, setelah Tan Malaka tak lagi tinggal di rumah Soebardjo, Paramitha masih kerap bertemu dengannya. Paramitha memiliki rasa kasih dan cinta terhadap Tan Malaka. Ia kerap berbincang lama dan memberi perhatian lebih kepada Tan.
Peneliti sekaligus penulis buku Tan Malaka, Harry A Poeze mengatakan, dalam pelariannya di luar negeri, Tan Malaka sempat berhubungan khusus dengan sejumlah wanita. Namun, Tan Malaka sadar sebagai tokoh gerakan radikal yang diburu oleh dinas rahasia negara kapitalis seperti Amerika Serikat, Inggris dan Belanda, ia tak mungkin bisa menikah.
"Tan Malaka bilang saya orang gerakan radikal dan diburu selalu. Saya harus bisa meloloskan diri karena itu gak ada waktu untuk berkeluarga. Ini nasib seorang revolusioner," kata Poeze saat diskusi di kantor merdeka.com beberapa waktu lalu.
Menurutnya, saat itu muncul sebutan wanita yang dekat dengan Tan Malaka disebut sebagai kekasih Belanda, kekasih Rusia, kekasih Filipina dan sebagainya. "Tapi nama-namanya saya lupa," kata Poeze.
Dikutip dari 'Tan Malaka: Pahlawan Besar yang Dilupakan Sejarah' Karya Masykur Arif Rahman, saat masih berusia 16 tahun Tan Malaka sempat ditawari dua tawaran yakni ditunangkan dengan gadis pilihan keluarga dan diberi gelar nama. Namun saat itu Tan Malaka menolak dijodohkan.
Berdasarkan penuturan teman-temannya, Tan Malaka kala itu tak mau dijodohkan karena telah jatuh cinta kepada satu-satunya siswi perempuan di sekolahnya, yakni Syarifah Nawawi. Namun cinta itu bertepuk sebelah tangan.
Syarifah akhirnya menikah dengan R.A.A. Wiranatakoesoema, Bupati Cianjur yang saat itu sudah memiliki lima orang anak. Hingga akhir hayatnya, Tan Malaka tak pernah menikah.
Mungkin itu nasib seorang revolusioner yang ingin berbuat bagi kepentingan orang banyak, harus rela mengorbankan kepentingannya, seperti yang pernah dikatakannya.
"Barang siapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaan dirinya sendiri," kata Tan Malaka.
Jika Soekarno terkenal memiliki banyak istri, hal sebaliknya justru terjadi pada Tan Malaka. Sang Patjar Merah Indonesia justru seumur hidupnya tak pernah menikah.
SK Trimurti, istri dari Sajoeti Melik, dalam buku 'Tan Malaka: Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia' Karya Harry A Poeze, menyebutkan alasan Tan Malaka tak menikah.
"Ia (Tan Malaka) tidak kawin karena perkawinan akan membelokannya dari perjuangan. Ia bersikap penuh hormat terhadap perempuan. Ia juga tak pernah berbicara tentang perempuan dalam makna seksual. Dari sudut ini ia seorang yang bersih," kata Sajoeti Melik yang menjalin hubungan baik saat Tan Malaka tinggal di rumah Soebardjo pasca proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Meski tak pernah menikah, bukan berarti Tan Malaka tak pernah dekat dengan wanita. Paramitha 'Jo' Abdurrachman adalah salah satu wanita yang pernah dekat dengan pria kelahiran Suliki, Sumatera Barat, 1894 itu.
Paramitha berkenalan dengan Tan Malaka saat masih tinggal di rumah Soebardjo. Namun, setelah Tan Malaka tak lagi tinggal di rumah Soebardjo, Paramitha masih kerap bertemu dengannya. Paramitha memiliki rasa kasih dan cinta terhadap Tan Malaka. Ia kerap berbincang lama dan memberi perhatian lebih kepada Tan.
Peneliti sekaligus penulis buku Tan Malaka, Harry A Poeze mengatakan, dalam pelariannya di luar negeri, Tan Malaka sempat berhubungan khusus dengan sejumlah wanita. Namun, Tan Malaka sadar sebagai tokoh gerakan radikal yang diburu oleh dinas rahasia negara kapitalis seperti Amerika Serikat, Inggris dan Belanda, ia tak mungkin bisa menikah.
"Tan Malaka bilang saya orang gerakan radikal dan diburu selalu. Saya harus bisa meloloskan diri karena itu gak ada waktu untuk berkeluarga. Ini nasib seorang revolusioner," kata Poeze saat diskusi di kantor merdeka.com beberapa waktu lalu.
Menurutnya, saat itu muncul sebutan wanita yang dekat dengan Tan Malaka disebut sebagai kekasih Belanda, kekasih Rusia, kekasih Filipina dan sebagainya. "Tapi nama-namanya saya lupa," kata Poeze.
Dikutip dari 'Tan Malaka: Pahlawan Besar yang Dilupakan Sejarah' Karya Masykur Arif Rahman, saat masih berusia 16 tahun Tan Malaka sempat ditawari dua tawaran yakni ditunangkan dengan gadis pilihan keluarga dan diberi gelar nama. Namun saat itu Tan Malaka menolak dijodohkan.
Berdasarkan penuturan teman-temannya, Tan Malaka kala itu tak mau dijodohkan karena telah jatuh cinta kepada satu-satunya siswi perempuan di sekolahnya, yakni Syarifah Nawawi. Namun cinta itu bertepuk sebelah tangan.
Syarifah akhirnya menikah dengan R.A.A. Wiranatakoesoema, Bupati Cianjur yang saat itu sudah memiliki lima orang anak. Hingga akhir hayatnya, Tan Malaka tak pernah menikah.
Mungkin itu nasib seorang revolusioner yang ingin berbuat bagi kepentingan orang banyak, harus rela mengorbankan kepentingannya, seperti yang pernah dikatakannya.
"Barang siapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum, maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaan dirinya sendiri," kata Tan Malaka.
Sumber : Merdeka
No comments:
Post a Comment