Sunday, May 10, 2015

Indonesia Beli Alutsista dari AS Rp 611 Miliar


Washington DC (MI) : Indonesia, Irak, dan Malaysia telah mengajukan pembelian amunisi dan dua jenis rudal dari Amerika Serikat. Total dari pembelian alat perang oleh tiga negara itu sekitar US$ 431 juta atau setara Rp 5,6 triliun.
Seperti yang dilansir UPI.com pada 7 Mei 2015, ketiga negara itu memesan amunisi mortir daya ledak tinggi, AIM-9X-2 rudal Sidewinder, dan rudal AIM-120C7 AMRAAM melalui program Foreign Military Sales.


Badan Kerja Sama Pertahanan Keamanan AS yang mengelola program Foreign Military Sales (FMS) menyatakan kepada Kongres bahwa penjualan itu untuk melayani kepentingan keamanan nasional AS. Pemesanan oleh tiga negara tersebut juga telah mendapat persetujuan dari Departemen Luar Negeri AS.


Irak, lembaga itu menyatakan, secara khusus memesan satu paket berisi 5.000 amunisi mortir peledak 81 milimeter, 684 ribu amunisi M203 40 milimeter peledak tinggi, 532 ribu amunisi MK19 40 milimeter, dan 40 ribu bahan peledak 155 milimeter. Total semua amunisi senilai US$ 363 juta (Rp 4,7 triliun). Juga termasuk permintaan amunisi kecil untuk senjata, suku cadang dan perbaikan, dukungan peralatan, publikasi dan dokumentasi teknis, pelatihan personel, serta peralatan pelatihan.


"Penjualan ini juga mengusulkan amunisi tambahan yang sangat penting dalam memberikan kemampuan daya tempur lanjutan bagi Irak dalam memerangi pemberontakan ekstremis terorganisasi di Irak," demikian pernyataan lembaga tersebut.

Terakhir, Irak pada Desember 2014 memesan 175 tank Abrams dan Humve, serta senapan mesin dan peluncur granat.


Indonesia telah memesan 30 AIM-9X-2 rudal Sidewinder dan sistem terkait agar mampu mengalahkan ancaman terhadap stabilitas regional dan dalam negeri. Sidewinder adalah rudal dari Raytheon lintas udara yang menggunakan homing inframerah sebagai kontrolnya.


Selain 30 rudal operasional, permintaan Indonesia terhadap FMS juga termasuk AIM-9X-2 rudal captive pelatihan udara, Blok II unit bimbingan rudal taktis, dan rudal udara pelatihan dummy. Kontainer, set tes dan dukungan peralatan, suku cadang dan perbaikan, pelatihan personel dan pelatihan peralatan, serta logistik senilai US$ 47 juta atau sekitar Rp 611 miliar.


Malaysia memesan peralatan militer senilai US$ 21 juta atau setara Rp 273 miliar. Permintaan Malaysia adalah untuk sepuluh unit AIM-120C7 Air-to-Air Missiles, atau AMRAAM, ditambah suku cadang dan aksesori yang akan memastikan kemampuan berkelanjutan pesawat F/A-18D.








Sumber : TEMPO

4 comments:

  1. itu lah belli senjata ke america selain mahal banyak persaratan tetek begek harus di penuhi belli hanya puluhan wajip lapor ke sana ke mari dan harus bayar kontan duluu baru 2 tahun ke mudian di kirim satu dua buah biji sajaa ...

    ReplyDelete
  2. Apa sih hebatnya senjata USA, setahu saya dalam perang selalu keroyokan, perang sendirian sama Vietnam kalah...saya jadi heran sama TNI kok masih doyan ya..dengan produk alusista USA, sdh harganya mahal persyaratannya rumit dan mudah menjatuhkan embargo, TNI waktu perang melawan Fretelin dengan senjata buatan USA korbanya puluhan ribu dari pihak kita, lalu apa yang bisa dibanggakan, paling2 beli rudal dari USA yang diberikan ke TNI standarnya jauh dari yang dimiliki oleh Singapore dan Australia, saya yakin TNI sebagai pengguna tahu itu, kenapa nggak beli rudal dari Rusia saja dan kwalitasnya tdk kalah dengan buatan USA, apa karena TNI kita dapat tekanan dan ancaman dari USA seperti kasus lepasnya Timor Timur dulu sehingga melepaskan begitu saja, kita sebagai bangsa besar seharusnya jangan ketergantungan sama USA kita harus mandiri menggenjot para ahli2 kita untuk menciptakan alusista canggih dengan begitu negara lain tdk akan berani lagi mengitimidasi kita sebagai negara yang berdaulat dan merdeka !!!

    ReplyDelete
  3. Missil AIM-120C7 ARAAM ini sangat canggih, utk ditempatkan di F-16 dan harganya selangit/mahal. Kalau pingin ndak mahal ya para sarjana disekolahkan ke AS/Canada/Swedia, utk mempelajarai spek missil maupun radar dan hasilnya pasti jempolan PT Pindat/PT DI............

    ReplyDelete