Monday, July 7, 2014

Simulasi Tim Gultor TNI Hadapi Pembajak Pesawat di Madiun


Madiun (MI) : Tim Penanggulangan Teror (Gultor) TNI berhasil menyergap teroris yang menyandera para penumpang pesawat. Dengan aksi senyap, tim Gultor perlahan-lahan bergerak dan berhasil masuk dengan mendobrak pintu pesawat. Proses simulasi ini digelar di Madiun, Jawa Timur.

Tim Gultor gabungan dari Satuan 81 Kopassus dan Satuan Bravo Paskhas menyergap teroris yang membajak pesawat luar negeri di Lanud Iswahjudi Madiun, Jawa Timur, Senin (7/7/2014) siang. Dalam waktu kurang lebih satu jam, Tim Gultor dapat melumpuhkan teroris yang bernama Daud.


Pembajakan dilakukan terhadap pesawat dari luar negeri dengan jenis Boeing 737 yang membawa sejumlah delegasi World Economic Forum. Pesawat atas perintah teroris mendarat di Lanud Iswahjudi dan dalam proses negoisasi yang dilakukan, seorang teknisi pesawat tertembak oleh teroris.

Teroris Daud dalam aksinya menuntut pembebasan temannya yang tengah ditahan. Ia pun meminta bantuan tenaga teknisi untuk membenahi kerusakan yang terjadi di pesawat. Setelah itu Daud meminta pesawat diisi oleh bahan bakar karena berencana akan pergi ke lokasi lain. Teroris ini juga meminta bahan makanan dan kehadiran jaringan media untuk menyampaikan pernyataannya.



"Segera laksanakan perintah saya. Jika tidak segera dipenuhi, nyawa orang-orang di sini terancam. Saya serius, kesabaran saya ada batasnya," ancam Daud kepada negosiator melalui radio komunikasi.

Tim Gultor yang turun dari pesawat Hercules merangsek perlahan-lahan menuju pesawat. Berseragam hitam-hitam dengan senjata laras panjang lengkap, sebanyak 112 personel tim Gultor dapat mendekati pintu masuk pesawat dalam waktu sekitar 15 menit. Mereka pun mendobrak pintu masuk pesawat dan langsung melumpuhkan teroris. Satuan 81 Kopassus masuk dari pintu depan, dan Satuan Bravo Paskhas menyerbu dari pintu belakang. Anjing pelacak juga diturunkan dalam operasi ini. Akhirnya teroris Daud dapat dilumpuhkan dan ditangkap. Para sandera pun berhasil diselamatkan dan dievakuasi.

Kejadian di atas merupakan skenario dari Latihan Gabungan (Latgab) Penanggulangan Teror (Gultor) tahun 2014. Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyebutkan tujuan dari Latgab ini selain untuk mengecek kesiapan pasukan, juga dalam rangka perencanaan pembuatan komando pasukan khusus TNI. Latgab juga untuk menunjukkan bahwa TNI tidak hanya fokus pada keamanan dalam negeri yang sedang dalam proses pilpres, namun TNI juga siaga terhadap ancaman yang datangnya dari luar.

Dankorpaskhas, Marsekal Muda TNI Harpin Onde mengatakan sebelum tindakan taktis dilakukan, negoisasi diperlukan untuk mengulur waktu agar tim Gultor mendekati pesawat. Pesawat Hercules yang menurunkan personel beserta material untuk operasi penyelamatan sandera itu harus landing berjauhan dari lokasi pesawat yang dibajak.

"Hercules landing jauh, di rainway yang berbeda. Ini gerakan rahasia. Waktu negosiasi ini untuk mengulur waktu. Selama itu nanti sedikit demi sedikit tim Gultor mendekat ke railway. Bergerak taktis supaya tidak terlihat dari jendela pesawat," kata Marsekal Muda Harpin.

Sementara menurut Danjen Koppasus Mayjen TNI Agus Sutomo, ada 4 tahap yang dilakukan dalam operasi penanggulangan teror.

Negoisasi antara petugas dengan teroris merupakan tahap yang pertama. Kedua adalah penindakan taktis terhadap kelompok teroris sekaligus penyelamatan sandera dengan tindakan senyap.

"Lalu identifikasi dan evakuasi. Paling terakhir pembersihan oleh tim EOD (Explosive Ordinary Device), barangkali ada bahan peledak," jelas Mayjen Agus di lokasi Latgab.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko turut menyaksikan Latgab Tim Gultor tersebut. Ia didampingi oleh KASAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu Dunia, KASAL Laksamana TNI Marsetio, sementara KASAD Jenderal TNI Budiman diwakilkan oleh Wakasad Letjen TNI M. Munir. Turut hadir pula Wakasau Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito dan sejumlah pejabat teras TNI.
Sumber : Detik

No comments:

Post a Comment