Jakarta (MI) : Sebanyak 26 unit Tank Leopard dan 26 unit
Tank Marder akan tiba di Indonesia pada minggu pertama September 2014.
Pengiriman tersebut merupakan pengiriman gelombang pertama dari 130 unit Tank Leopard dan 50 unit Tank Marder yang dibeli Kementerian Pertahanan berdasarkan kontrak pengadaan nomor TRAK/1198/PLN/XII/2012/AD antara Kementerian Pertahanan dengan Rheinmetall, Jerman. Upacara pengiriman dilakukan Senin, 23 Juni 2014 di Unterluss, Jerman yang dihadiri Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin.
Kehadiran
tank Leopard merupakan salah satu bagian dari penguatan postur
pertahanan Indonesia yang digariskan untuk membangun kekuatan pokok
minimum (Minimum Essential Force/MEF) TNI dengan daya pukul dahsyat, daya gentar (deterent effect)
besar, dan mobilitas tinggi. Wamenhan mengatakan "Apabila penguatan
Angkatan Udara dengan pengadaan pesawat F-16 dan Sukhoi, Angkatan Laut
dengan pengadaan kapal selam dan kapal perusak, maka Angkatan
Darat dengan pengadaan tank Leopard. Kita memang tidak bermaksud untuk
berperang, tetapi kita harus bersiap untuk menghadapi keadaan yang tidak
diinginkan".
Dalam
pengadaan tank Leopard terselip muatan alih teknologi. Rheinmetall
setuju untuk melakukan kerja sama pembuatan amunisi dengan PT. Pindad.
Dengan cara tersebut, dalam waktu dekat kebutuhan amunisi bagi tank
Leopard sudah dibuat di PT. Pindad. Kedepan diharapkan tidak hanya
kebutuhan tank Leopard TNI AD yang bakal dipasok PT. Pindad melainkan
juga kebutuhan untuk negara-negara di kawasan. Pihak Rheinmetall
antusias menjadikan PT. Pindad sebagai basis produksi dari Rheinmetall
untuk kebutuhan alutsista di kawasan Asia Tenggara.
Terkait
dengan konsep MEF, Kemhan dan Bappenas telah membahas untuk
merealisasikannya dalam tiga tahap. Tahap pertama dilakukan pada 2010
hingga 2014. Tahap kedua pada 2015-2019, kemudian tahap ketiga 2020
sampai dengan 2025. Pada tahap pertama, Indonesia akan mendapat tambahan
skadron pesawat tempur strategis, pesawat angkut berat dan sedang.
Kemudian Angkatan Laut akan mendapat tambahan kapal perang atas air dan
bawah air (kapal selam), serta kapal patroli cepat. Kemampuan Angkatan
Darat memilki lebih dari 100 tank berat dan puluhan infantry fighting vehicle serta sekitar 200 panser Anoa yang akan tersebar di wilayah Indonesia serta heli serang taktis.
Pada
periode kedua, diharapkan ada peningkatan kemampuan industri pertahanan
dalam negeri dalam melakukan kerja sama produksi dengan negara lain.
Dari berbagai kerja sama yang dilakukan diharapkan bisa dihasilkan
produk-produk persenjataan baru, yang bisa semakin memperkuat alutsista
TNI. Sebagai contoh, dengan Korea Selatan, disepakati pengembangan untuk
pesawat KFX dan pembangunan kapal selam. Selanjutnya, pada periode
ketiga, mengarah pada pembentukan kekuatan ideal. Pada periode ini
kemampuan industri terus berkembang dan kerja sama yang dilakukan dengan
negara lain ditujukan kepada alutsista yang lebih maju dan tinggi
teknologinya.
Sumber Berita: Majalah Gatra Edisi 25 Juni – 2 Juli 2014
Sumber : DMC Kemhan
No comments:
Post a Comment