Friday, February 22, 2013

Helikopter Super Puma tidak Bisa Balas Serangan saat Ditembaki di Papua


Jakarta (MI) : Helikopter Super Puma milik TNI tidak bisa membalas tembakan oleh orang tidak dikenal yang terjadi saat hendak mengevakuasi tujuh prajurit TNI-AD yang gugur akibat di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua. 

"Super Puma memang tidak mempunyai senjata yang melekat. Kami memang belum punya helikopter serbu seperti Helikopter Hawk yang sedang kami pesan," papar Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda TNI Iskandar Sitompul di Jakarta, Jumat (22/2). 

Dia menjelaskan, upaya pengamanan terhadap helikopter yang mendarat di daerah itu hanya bisa mengandalkan personel di darat. Padahal, kondisi lapangan terbang itu masih dikitari oleh hutan belantara yang mengharuskan upaya evakuasi melalui jalur udara. "Jarak 100 meter sudah hutan lebat. Sedangkan pelakunya menembak dari dalam hutan. Dan mereka berasal dari kelompok militan dan terlatih yang menggunakan senjata laras panjang," kata Iskandar. 

Akibatnya, lanjut Iskandar, penembakan yang terjadi di lapangan terbang Distrik Sinak itu pun mengakibatkan jari tangan kru teknik helikopter Lettu Amang terluka dan kaca helikopter pecah. Padahal, helikopter itu hendak mengevakuasi tujuh jasad prajurit TNI-AD yang menjadi korban penembakan pada Kamis (21/2) ke Mulia. 

Adapun dua anggota TNI yang menjadi korban penembakan di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, telah dievakuasi ke Jayapura. Dalam penembakan yang terjadi di Distrik Tingginambut, seorang prajurit TNI tewas dan seorang terluka. 



Sumber : Metrotvnews

No comments:

Post a Comment