JAKARTA (MI) : Menhan Ryzamizar Ryzacudu mengungkapkan keinginan untuk melakukan pembelian helikopter jenis angkut Chinook buatan Amerika Serikat. Namun, keinginan itu agaknya harus dikaji ulang. Pasalnya, meski dinilai bagus, namun helikopter buatan Boeing itu dianggap tidak cocok untuk kontur geografis di wilayah tropis seperti di Indonesia.
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Muradi menilai, belum ada alasan yang cukup kuat dari Kemenhan kenapa harus memilih helikopter Chinook sebagai salah satu upaya memodernisasi dan menambah alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI.
"Helikopter Chinook memang bagus, tapi belum tentu sesuai sesuai dengan kondisi, kontur geografis, dan cuaca di Indonesia," ujar Muradi kepada Republika, Senin (18/5).
Lebih lanjut, Muradi menilai, dalam upaya memodernisasi dan menambah alutsista, selama ini agaknya pemerintah belum melihat aspek-aspek yang berpengaruh, seperti aspek kegunaan (utilityI) maupun aspek kesesuaian dengan kondisi di Indonesia. Hal itu dinilai cukup penting agar alutsista yang ada bisa bernilai tepat guna.
Selain itu, pemerintah diharapkan memiliki tahapan-tahapan yang jelas dan ada road mapatau grand design dalam melakukan upaya modernisasi Alutsista. Belum lagi dengan pertimbanga-pertimbangan yang menyertainya, apakah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di Indonesia dan kemudian melihat harga yang ditawarkan oleh pihak produsen.
Muradi pun menilai, pemilihan helikopter Chinook ini hanya didasarkan kepada selera pribadi Menhan Ryamizard. Selain itu, Muradi juga menyoroti, apakah helikopter Chinook yang bakal dibeli ini baru atau bekas. Hal itu pun berdampak pada masa pemakaian dan biaya perawatan pada masa mendatang.
Sebelumnya, Indonesia memang telah melakukan pengadaan helikopter angkut Mi-17 ini, tepatnya pada 2011 silam. Pada saat itu, pemerintah Indonesia mendatangkan enam unit helikopter buatan Rusia itu dan ditempatkan di matra Angkatan Darat (AD). Penyerahan helikopter Mi-17 itu pun secara resmi disaksikan Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.
Sumber : REPUBLIKA
Maklumlah wong menhan kita ini alumi dari USA wajar kalau secara pribadi dia lebih getol beli alusista buatan USA, padahal sebagian besar TNI menginginkan alusista buatan diluar USA yang lebih canggih, hal ini patut dipahami karena TNI sudah merasakan di embargo sama USA , disamping itu alusista yang dibeli dari USA tetap saja yang dijual ke Indonesia standarnya msh jauh dari yang dibeli dan dimiliki oleh Singapore dan Australia, dan perlu kita ketahui USA tetap menginginkan kekuatan TNI dibawah angkatan perang Singapore dan Australia, sadar atau tdk sadar itulah yang harus dipahami oleh pejabat TNI dan jangan pernah bermimpi menjadi macan Asia kalau kita msh ketergantungan sama alusista buatan USA.
ReplyDeletesetuju dengan komentar anda bung bambang
ReplyDelete