Sunday, November 23, 2014

Malaysia sebut Indonesia boleh mengusir, bukan menangkap nelayan


Jakarta (MI) : Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan mereka belum menerima pemberitahuan apa pun atas penangkapan 200 nelayan mereka yang diduga menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia.

Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman mengakui Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia sudah menghubungi Kementerian Luar Negeri untuk memeriksa identitas pada nelayan itu.

"Jika mereka terbukti warga Malaysia, maka kami akan memberikan bantuan hukum," kata Anifah dalam pernyataannya, seperti dilansir surat kabar the Star, Sabtu (22/11).

Dia mengatakan Malaysia dan Indonesia sudah menandatangani Nota Kesepahaman dalam soal penangkapan ikan sesuai hukum laut internasional pada 27 Januari 2012.

Menurut perjanjian itu, kata Anifah, kedua negara sepakat untuk hanya mengusir pelaku penangkapan ilegal, bukan menangkap mereka.

Menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan semua kapal penangkapan ikan ilegal yang memasuki perairan Indonesia akan ditenggelamkan, Anifah menuturkan dia tidak percaya kalimat itu diucapkan oleh Jokowi.

"Saya tidak percaya pernyataan itu dibuat oleh Presiden Jokowi dan saya akan menyelidiki dugaan ini," kata dia.
Pemerintah Malaysia masih mencari tahu identitas ratusan warga negaranya yang ditahan patroli gabungan TNI AL dan Polri terkait pencurian ikan. Diperkirakan 200 nelayan asal Negeri Jiran tertangkap karena memancing tanpa izin di Derawan, Kalimantan Timur, tiga hari lalu.

















Sumber : Merdeka

10 comments:

  1. anjing anjing malingsial. manusia setan.mati la kao malingsial.

    ReplyDelete
  2. Kalao mereka malaisial berani memeberikan jaminan kalao nelayan mereka tidak ngrompak lg di wilayah nkri, kalao mereka berani kasih jaminan, oke tanda tangani moU, kalao mereka msh mengusik ikan di nkri bakar bakar dan tenggelamkan,
    Beres tho,
    Kalao perlu rajanya di bakar sekalain, biar mereka tau indonesia itu sudah mengepak kan sayapnya dan cakarnya sudah tumbuh

    ReplyDelete
  3. malaysia manganut perjanjian saman beyee jellas hanya bikin indonesia rugi bukan kepalang ...perjanjian itu tampa ikatan ke parlemant , beyee kroni wessalam semua selesai ...kapal nelayan asing masuk indo yaa ambil tindakan tegas bakar .

    ReplyDelete
    Replies
    1. perjanjian yg merugikan kok diteken... apakah dulu dijamannya pak BEYEE gakada tu hak interpelasi kayak sekarang..... masya DPR masih kisruh sudah ganggu program pemerintah yg niatnya baik agar subsidi tdk diembat 72%nya orang kaya aja tp kudu diberikan ke sektor produktif yg riil... emang dijaman beyee BBM gak naik??? ane bukan pendukung partai KIH meskipun presidennya dicoblos, tp buat DPR KMP ente sompret, ane getun dulu milih salah satu partai lhoo... ente/DPR bawahan/jongos rakyat kok belagu..sudah bawa2 nama rakyat tp gak mau dukung presiden pilihan rakyat... urusan caleg beda sama urusan capres... caleg boleh KMP tp capres pasti KIH.....lihat-lihat orangnya lah... kalo diteruskan kegoblokan elo di DPR, pemilu tahun depan dijamin gakda yg milih elo pade...

      Delete
  4. Hahahaa.. biar percaya tenggelamkan saja.. emang malay aj yg bisa nangkepin warga RI.. hahahaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju...kalo ane amat-amati jangan lihat ketegasan presiden dari postur tubuhnya.....yg besar tdk selalu keras/kuat/tegas dan yg kecil kurus itu tdk selamanya cemen/penakut..... lihat itu ya cara kerjanya.... masa sama maling bawa-bawa moU dan kesepakatan lainnya.....maling ya maling...HAJAAARRR....!

      Delete
    2. Dimana-mana kalo preman yang nekat, berani sendirian lawan aparat biasanya yang kurus kerempeng bung. Kalo yang gemuk kaya kebo cuman omdo, beraninya juga keroyokan dan kalo ketemu yang lebih gede/berotot udah mundur duluan wkwkwkwkwk

      Delete
  5. enak aja boleh ngusir gak boleh nangkep??? emang BBM buat patroli punya mbah lhoo..... Pa Tech 2 nov::kok anda bilang kalo mereka berani kasih jaminan,oke tanda tangani moU....itu menunjukkan anda/negara anda cemen,, jangan begitu..... jika aparat menemukan maling ikan....dan maling-maling lainnya.....khusus maling ikan malaysia kapal sita kasihkan nelayan kita mskipun formalnya ke media ditenggelamkan(kita kudu cerdik...kapal itu nilai tambah,, jangan bodoh), untuk orangnya/malingnya kudu dihajar dulu sebentar biar kapok seperti maling ayam/sama gakda bedanya gak usah mikir mereka protes itu wajar, santai aja, habis itu digelandang ke LaPas, pengen hukuman ringan bisa kasih tebusan 10 miliar per orang tp tdk dibebaskan lngsung cuma meringankan... jangan lupa minimal 10 miliar dendanya per orang tentu ujungnya negaranya yg nebus krn malingnya gak kuat biar ada efek jera dan pembelajaran agar negara mereka jg ikut jaga perbatasan dg sendirinya jika tdk ingin resiko nebus lagi per orang segitu... jika ada maling justru semangat karena kita mah tinggal nunggu uang tebusan yg lumayan...gakda uang itu urusan mereka...EGP aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. Khusus yang pake bendera jalur busway eh jalur gemilang, proses bakar dan tenggelamnya kapal maling perlu diupload ke Youtube, biar cucok ma kata-kata presiden: Kita Bikin Rame he..he....

      Delete
  6. Oi binatang! Mereka itu nelayan kecil dan sudah beratus tahun mencari ikan di malay archipelego ini sebelum indon terbentuj! Urus saja negeri jawamu jokowi! Kami melayu sumatra kan tetap membela bangsa kami melayu!

    ReplyDelete