Lebanon (MI) : “MV. Kongadenan…MV.
Kongadenan, this is UN Warship, prepare for boarding, reduce your speed
and request for your cooperation!” Demikian penggalan perintah dari KRI
Frans Kaisiepo – 368 (FKO) kepada salah satu kontak permukaan yang
berlayar di dalam Area of Maritime Operations (AMO). Setelah sebelumnya
dilaksanakan identifikasi serta analisa dengan hasil patut dicurigai dan
keputusan ditetapkan oleh Komandan KRI FKO-368, yaitu Letkol Laut (P)
Ade Nanno Suwardi selaku Maritime Interdiction Operation Commander (MIO
Commander) sebagai Vessel of Interest (VOI) untuk dilaksanakan
pemeriksaan dan penggeledahan. Lebanon, Jumat (12/09/2014).
Pada
jarak kurang lebih 17 Nm, KRI FKO-368 menangkap kontak radar kapal
permukaan yang bergerak dengan kecepatan 17 knots menuju pelabuhan
Beirut. Dilaksanakan pemanggilan melalui jaring komunikasi namun tidak
mendapatkan respon, setelah diidentifikasi dan disinkronkan dengan
beberapa sumber data yang dimiliki seperti List of Expected Vessel (LEV)
dan data dari Marine Traffic, dapat diketahui bahwa kapal tersebut
bernama MV. Kongadenan.
Kapal
kargo yang berasal dari Mesir tersebut merupakan kapal yang termasuk VOI
yang harus mendapatkan pemeriksaan. Karena membutuhkan reaksi yang
cukup cepat dengan jarak yang cukup jauh serta komunikasi belum
terjalin, maka Heli BO-105 “Garuda” segera mengudara dan melaksanakan
hailing serta member perintah untuk menurunkan kecepatan VOI. Di sisi
lain, KRI FKO-368 dengan kecepatan penuh, melaksanakan pendekatan dan
menyiapkan tim Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS). Setelah jarak
dengan VOI mencapai 1 Nm, dan diyakinkan bahwa situasi keamanan dapat
termonitor dari udara melalui Garuda, 2 skoci pengangkut 2 Tim VBSS KRI
FKO-368 meluncur menuju VOI.
Proses
pendekatan dapat dilaksanakan dengan cepat dan aman, selanjutnya kedua
tim VBSS KRI FKO-368 menaiki dan memeriksa seluruh ruangan kapal
termasuk pemeriksaan terhadap personel dan dokumen berikut muatannya.
Tim 1 melaksanakan pemeriksaan terhadap dokumen kapal di anjungan
termasuk Kapten kapal serta crew di geladak terbuka. Sedangkan Tim 2
bergerak melaksanakan pemeriksaan dan penggeledahan ruangan-ruangan
kapal yang dicurigai digunakan sebagai tempat untuk menyembunyikan
barang ilegal.
Pada
saat penggeledahan Kapten kapal ditemukan sebilah pisau yang disimpan di
kaki yang disinyalir akan digunakan sebagai senjata perlawanan, dan Tim
2 yang memeriksa ruangan-ruangan menemukan beberapa bungkus ukuran
sedang berisi narkoba jenis ganja dan shabu. Selanjutnya Katim VBSS
Letda Laut (P) Indra Fardhani yang didampingi Wakatim VBSS Letda Laut
(P) Pandu Indramanto melaporkan hal tersebut kepada MIO Commander dalam
hal ini adalah KRI FKO-368, dan memanggil Kapten MV. Kongadenan untuk
menjelaskan bahwa kapal beserta seluruh ABK kapal ditahan dan kapal
tersebut saat itu berada dibawah kendali UN Warship yang selanjutnya
akan diserahkan kepada Lebanese Armed Force – Navy (LAF-N) untuk
ditindaklanjuti sesuai proses hukum yang berlaku di negara tersebut.
Rangkaian
kegiatan diatas merupakan garis besar skenario latihan antara KRI
FKO-368 dan BRS Constitucao F42 (CON) dalam serial Boarding Exercise 001
yang dilaksanakan di awal on task ke-20. Dimana BRS CON berperan
sebagai MV. Kongadenan dan dijadikan simulasi kapal yang diperiksa dan
digeledah oleh Tim VBSS KRI FKO-368. Latihan ini bertujuan untuk tetap
menjaga kesiapsiagaab, ketangkasan dan tahapan-tahapan dalam prosedur
pemeriksaan dan penggeledahan yang dilaksanakan oleh tim VBSS. Selain
itu juga digunakan sebagai sarana untuk bertukar pengalaman dalam
latihan dengan kapal perang Angkatan Laut Brazil, BRS CON F42. Latihan
berlangsung selama 2 jam dengan aman dan lancar. Selanjutnya kedua kapal
menuju sektor masing-masing dalam rangka melanjutkan operasi Maritime
Task Force di perairan Lebanon.
Laksanakan Mail Bag Transferr Exercise Bersama Dengan BNS Ali Haider
Satgas Maritim TNI
Konga XXVIII-F/UNIFIL 2014, KRI Frans Kaisiepo-368 (FKO) dalam akhir
pelaksanaan on task ke-19 minggu lalu telah melaksanakan latihan mail
bag transfer sebanyak 2 (dua) kali dengan dua kapal unsur Maritime Task
Force (MTF) yang berbeda. Kedua unsur MTF tersebut adalah BNS Ali Haider
(Bangladesh) dan FGS Zobel (Jerman). Latihan dilaksanakan di Area of
Maritime Operations (AMO) Laut Mediterania, Lebanon.
Latihan
mail bag transfer exercise merupakan bagian dari latihan Replenishment
at Sea, atau sering kita sebut RAS, dan rangkaian latihan tersebut
merupakan contoh kecil dari metode light jackstay. RAS itu sendiri pada
dasarnya berfungsi sebagai salah satu cara untuk memperpanjang waktu
keberadaan suatu unsur di laut, tanpa harus melaksanakan bekal ulang
logistik di suatu pangkalan.
Mail bag
transfer yang pertama dilaksanakan dengan BNS Ali Haider di zone 1
center AMO pada tanggal 7 September 2014. Latihan dilaksanakan sebanyak 2
run, dimana pada run pertama KRI FKO-368 berperan sebagai kapal pemberi
yang mempertahankan haluan dan kecepatan kapal sesuai perintah halu dan
cepat pembekalan. Sedangkan BNS Ali Haider berperan sebagai kapal
penerima yang melaksanakan pendekatan dari buritan lambung kiri KRI
FKO-368. Pada run kedua pelaksanaannya peran sebagai kapal pemberi dan
kapal penerima ditukar antara kedua kapal tersebut. Kedua tim RAS
masing-masing kapal dapat melaksanakan tahap demi tahap kegiatan yang
dilaksanakan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan.
Pada
keesokan harinya yakni tanggal 8 September 2014, latihan serupa
dilaksanakan dengan patner latihan yang berbeda yaitu FGS Zobel yang
dalam beberapa minggu kedepan akan outchop dari daerah misi dan kembali
ke negaranya, Jerman. Kegiatan mail bag transfer kali ini selain untuk
melatih kesiapsiagaan tim RAS masing-masing kapal juga dipergunakan
sebagai sarana penyampaian ucapan selamat jalan dari Komandan KRI
FKO-368 kepada Komandan FGS Zobel beserta crew-nya atas selesainya tugas
dan misi di bawah bendera PBB di Lebanon. Penghormatan tersebut
ditandai dengan saling tukar menukar plakat yang dilaksanakan dengan
cara mail bag transfer.
Latihan
bersama kedua unsur MTF tersebut diatas dapat berjalan dengan lancar,
aman dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Dengan
harapan selain untuk melatih dan menjaga kesiapsiagaan crew, juga
digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kerjasama latihan dengan
negara lain yang saat ini tergabung dalam satu misi pemeliharaan
perdamaian dunia di Lebanon.
Sumber : TNI AL
No comments:
Post a Comment