Surabaya (MI) : Panglima Komando
Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Sri Mohamad
Darojatim menegaskan, sejarah terbentuknya Satuan Kapal Selam RI adalah
catatan perjalanan panjang yang penuh heroisme dalam merebut,
mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Selama 55
tahun yang lalu, tepatnya tanggal 12 September 1959, ALRI (TNI AL)
menerima dua buah kapal selam kapal selam Whiskey yang merupakan cikal bakal lahirnya Satuan Kapal Selam.
“22 tahun kemudian, Satuan Kapal Selam mengalami era alih teknologi dengan tergantinya kelas Whikey menjadi
kelas 209/1300 buatan Jerman Barat, dan ke depan, alih teknologi
merupakan salah satu tantangan bagi kita semua untuk tetap menjunjung
tinggi kewajiban prajurit Sapta Marga,” tegas Pangarmatim dalam amanat
tertulis yang dibacakan Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Aan
Kurnia, S.Sos pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-55 Hiu Kencana
di depan Gedung Candrasa Koarmatim Ujung Surabaya, Jumat (12/9).
Jajaran
prajurit Hiu Kencana Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim)
memperingati ke-55 ulang tahunnya. Upacara peringatan tersebut
berlangsung khidmat yang dipimpin Kepala Staf Koarmatim Laksamana
Pertama TNI Aan Kurnia, S. Sos dan dihadiri para sesepuh Korps Hiu
Kencana dan seluruh jajaran prajurit Satuan Kapal Selam Koarmatim.
Menurut
Pangarmatim, saat ini sedang dibangun tiga unit kapal selam di Korea
Selatan dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2017. “Kita semua
berharap pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan segera tiba di
tanah air guna bergabung dengan Satuan Kapal Selam Koarmatim dan
memperkuat Armada RI Kawasan Timur maupun TNI AL. Dengan demikian akan
mengantarkan tekad kita untuk kembali meraih kejayaan kekuatan kapal
selam seperti pada jaman yang lalu dapat kita wujudkan,” ujarnya.
Guna
mempersiapkan kedatangan ketiga alutsista tersebut, Pangarmatim
menegaskan kepada seluruh jajaran Koarmatim agar berupaya menyiapkan
pangkalan dan sarana prasarana pendukung lainnya yang diperlukan mulai
sekarang. Disamping itu perlu juga menyiapkan personel pengawak yang
sudah dibekali dengan pelatihan-pelatihan, sehingga pada saatnya nanti
telah terbentuk menjadi personel yang siap pakai dan profesional.
Berbagai
peristiwa sejarah tanah air telah melibatkan Satuan Kapal Selam untuk
turut berperan aktif. Beberapa operasi penting yang telah dilaksanakan
antara lain; Operasi Jayawijaya I dan II yang berlangsung mulai tanggal 1
Maret 1962 – 23 Oktober 1966. Indonesia dengan kekuatan laut yang
tangguh di mana Satuan Kapal Selam sebagai salah satu kekuatannya,
memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembalikan Irian Barat ke
pangkuan NKRI.
Begitupun
di kancah internasional, melalui Operasi Gugus Tugas X di tahun 1965 –
1966, yaitu Operasi Bersama dua kapal selam RI dengan Angkatan Laut
Pakistan. Operasi ini berhasil meletakkan dasar-dasar persaudaraan
antara Pakistan dengan Indonesia. Presiden Ayub Khan secara pribadi
memberikan penghargaan yang tinggi kepada segenap anggota Gugus Tugas X
tersebut.
Pada
Operasi Halilintar tahun 1979, Operasi ini berhasil memberantas
penyelundupan di Selat Malaka, terutama penyelundupan bahan baku dari
Indonesia ke Malaysia dan Singapura, serta mengamankan arus pengungsi
dari Vietnam ke Indonesia di Laut China Selatan.
Peristiwa
tersebut telah membuktikan bahwa Satuan Kapal Selam Koarmatim pada masa
itu, telah mampu mewujudkan dirinya menjadi kesatuan yang sangat
disegani. Oleh karenanya, sebagai generasi penerus perjuangan Korps Hiu
Kencana, harus merasa bangga untuk selalu memelihara dan mewarisi tekad
dan semangat pengabdian para pendahulu. Satuan Kapal Selam terus
meningkatkan kualitas dan profesionalisme, sehingga mampu mewujudkan
prajurit awak kapal selam dalam menyongsong kekuatan baru menuju World Class Navy.
Sumber : TNI AL
No comments:
Post a Comment