Jakarta (MI) : Sejumlah nama dianggap cocok untuk menjadi
Menteri Pertahanan di kabinet Jokowi-JK. Dengan sejumlah pertimbangan,
Tim Pakar dan Pokja Redaksi Seleksi Menteri detikcom mengusulkan Andi Widjajanto, Budiman, dan Sjafrie Sjamsoeddin untuk duduk di posisi Menhan.
Dalam focus group discussion yang berlangsung di kantor redaksi detikcom, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis (11/9/2014), tim menyeleksi 78 nama hingga didapat jumlah final sebanyak 72 nama. Rapat yang berlangsung cukup alot itu mempertimbangkan hasil polling dari membaca, meski keputusan akhir ditentukan bersama dalam pembahasan tim pakar.
Calon Menteri Pertahanan yang pertama berasal dari kalangan sipil. Dia adalah Deputi Kantor Transisi, Andi Widjajanto, S.Sos, M.Sc (43). Andi yang mengenyam pendidikan master di Industrial College of Armed Forces, Washington DC, Amerika Serikat ini pernah menjadi dosen di SESKO TNI AD.
Selain itu, ia juga pernah menjadi anggota Task Force Pusat Studi Pemerintah Daerah (LOGOS) dan Task Force for Defense White Paper, SESKO TNI AD. Andi juga menjabat sebagai Direktur Ekonomi Pertahanan di Institut Pertahanan dan Studi Keamanan, Universitas Indonesia.
Andi bersaing dengan Jenderal TNI Budiman (58) yang saat ini masih aktif. Budiman akan memasuki masa pensiun pada bulan 30 September 2014.
Budiman menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat sejak 2013 hingga Juli 2014. Selama menjadi KSAD, Budiman menginisiasi program riset bersama universitas untuk mengembangkan alutsista milik TNI AD.
Tim Pakar Seleksi Menteri juga mengusulkan Letjen TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin (62) untuk menjadi Menteri Pertahanan. Saat ini, Sjafrie menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan.
Dalam focus group discussion yang berlangsung di kantor redaksi detikcom, Warung Buncit, Jakarta Selatan, Kamis (11/9/2014), tim menyeleksi 78 nama hingga didapat jumlah final sebanyak 72 nama. Rapat yang berlangsung cukup alot itu mempertimbangkan hasil polling dari membaca, meski keputusan akhir ditentukan bersama dalam pembahasan tim pakar.
Calon Menteri Pertahanan yang pertama berasal dari kalangan sipil. Dia adalah Deputi Kantor Transisi, Andi Widjajanto, S.Sos, M.Sc (43). Andi yang mengenyam pendidikan master di Industrial College of Armed Forces, Washington DC, Amerika Serikat ini pernah menjadi dosen di SESKO TNI AD.
Selain itu, ia juga pernah menjadi anggota Task Force Pusat Studi Pemerintah Daerah (LOGOS) dan Task Force for Defense White Paper, SESKO TNI AD. Andi juga menjabat sebagai Direktur Ekonomi Pertahanan di Institut Pertahanan dan Studi Keamanan, Universitas Indonesia.
Andi bersaing dengan Jenderal TNI Budiman (58) yang saat ini masih aktif. Budiman akan memasuki masa pensiun pada bulan 30 September 2014.
Budiman menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat sejak 2013 hingga Juli 2014. Selama menjadi KSAD, Budiman menginisiasi program riset bersama universitas untuk mengembangkan alutsista milik TNI AD.
Tim Pakar Seleksi Menteri juga mengusulkan Letjen TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin (62) untuk menjadi Menteri Pertahanan. Saat ini, Sjafrie menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan.
Sjafrie pernah memegang posisi sebagai Kapuspen TNI dan Sekjen
Kementerian Pertahanan. Dia lulus dari Akabri pada tahun 1974. Sjafrie
kemudian pernah menjabat sebagai Pangdam Jaya pada tahun 1997.
Selain mengusulkan dan menempatkan nama-nama dengan format kementerian atau lembaga seperti yang ada saat ini, Tim Pakar dan Kelompok Kerja Seleksi Menteri juga mengusulkan arsitektur kabinet tersendiri. Dalam format kabinet baru yang disusun berdasarkan visi misi Joko Widodo - Jusuf Kalla, dan tetap mengacu pada Undang-undang nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara ini, posisi Menteri Pertahanan tetap ada dan tetap diusulkan untuk diisi oleh Andi, Budiman, atau Sjafrie.
Sejak dimulai pada 17 Agustus 2014 lalu, Program Seleksi Menteri detikcom telah mendapatkan 548 nama usulan dari masyarakat. Nama-nama kemudian diperas dalam beberapa tahap, mulai dari menjadi 88 nama, 78 nama, hingga finalnya didapat 72 nama. Selain mempertimbangkan polling dan masukan pembaca, sejumlah kriteria yang digunakan untuk menseleksi adalah kriteria untuk calon menteri yang lolos, yakni usia dengan rentang 38-65, tak catatan hitam di masa lalu, punya prestasi yang fenomenal dan tingkat penerimaan di masyarakat.
Tim pakar Seleksi Menteri detikcom dipimpin oleh Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Chandra Martha Hamzah, dengan empat anggota. Yakni pakar hukum tata negara Refly Harun, pengamat kepolisian Aqua Dwipayana, pakar teknologi informasi Onno Widodo Purbo, dan pakar ekonomi Fauzy Ichsan.
Selain mengusulkan dan menempatkan nama-nama dengan format kementerian atau lembaga seperti yang ada saat ini, Tim Pakar dan Kelompok Kerja Seleksi Menteri juga mengusulkan arsitektur kabinet tersendiri. Dalam format kabinet baru yang disusun berdasarkan visi misi Joko Widodo - Jusuf Kalla, dan tetap mengacu pada Undang-undang nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara ini, posisi Menteri Pertahanan tetap ada dan tetap diusulkan untuk diisi oleh Andi, Budiman, atau Sjafrie.
Sejak dimulai pada 17 Agustus 2014 lalu, Program Seleksi Menteri detikcom telah mendapatkan 548 nama usulan dari masyarakat. Nama-nama kemudian diperas dalam beberapa tahap, mulai dari menjadi 88 nama, 78 nama, hingga finalnya didapat 72 nama. Selain mempertimbangkan polling dan masukan pembaca, sejumlah kriteria yang digunakan untuk menseleksi adalah kriteria untuk calon menteri yang lolos, yakni usia dengan rentang 38-65, tak catatan hitam di masa lalu, punya prestasi yang fenomenal dan tingkat penerimaan di masyarakat.
Tim pakar Seleksi Menteri detikcom dipimpin oleh Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Chandra Martha Hamzah, dengan empat anggota. Yakni pakar hukum tata negara Refly Harun, pengamat kepolisian Aqua Dwipayana, pakar teknologi informasi Onno Widodo Purbo, dan pakar ekonomi Fauzy Ichsan.
Sumber : Detik
No comments:
Post a Comment