Pretoria (MI) : PT Pindad, badan usaha milik negara bidang persenjataan, Jumat, 19
September 2014, menjalin kerja sama strategis dengan Rheinmetall Denel
Munition, sebuah perusahaan patungan Jerman dan Afrika Selatan.
Memorandum of understanding (MoU) ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pindad Sudirman Said, dan Nubert Schulze, Direktur Utama Rheinmetall Denel di Pretoria, ibu kota Republik Afrika Selatan, pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB.
Penandatanganan dilakukan di lokasi African Aerospace and Defence Show (AAD), pameran senjata dan industri pertahanan yang dilakukan dua tahun sekali. Pameran yang diikuti lebih dari 40 negara itu diselenggarakan di kawasan bandar udara militer di Pretoria.
Kerja sama meliputi pelatihan teknisi Pindad oleh Rheinmetall dan alih teknologi kedua pihak. "MoU ini merupakan awal yang baik untuk sinergi kedua perusahaan," kata Sudirman. Adapun Schulze dalam sambutannya menyebutkan kesepakatan ini merupakan langkah awal dari rencana mereka membuat pabrik amunisi yang dapat menjadi penghubung (hub) dengan sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Baik Pindad maupun Rheinmetall sama-sama memproduksi amunisi kaliber besar.
Rheinmetall Denel adalah perusahaan patungan antara Rheinmetall (Jerman) dan Denel (Afrika Selatan). Di Indonesia, Rheinmetall dikenal lewat produk tank Leopard yang belum lama ini dibeli TNI. Dalam usaha patungan itu, Rheinmetall menguasai 51 persen saham, dan Denel 49 persen.
Perusahaan patungan itu memproduksi amunisi artileri 155 milimeter dan 105 milimeter; amunisi mortir 76 mm dan 105 mm; amunisi anti-ranjau darat 40 mm; serta roket dan sejumlah produk lain. Adapun PT Pindad merupakan perusahaan negara yang memproduksi amunisi artileri kaliber 105, roket, senapan serbu SS 1 dan SS 2, tank Anoa, dan sejumlah produk lain.
Berkaca dari sukses akuisisi Denel oleh Rheinmetall, menurut Sudirman, Rheinmetall Denel dan PT Pindad pada masa depan akan membuat kerja sama serupa. Kedua perusahaan akan membentuk perusahaan patungan dengan komposisi saham yang belum ditentukan.
Bagi Pindad, perusahaan patungan ini dapat memperluas pasar internasional mereka. Selama ini konsumen utama Pindad adalah TNI dan Polri. "Pasar ekspor Pindad kurang dari 10 persen," kata Sudirman. Adapun bagi Rheinmetall Denel, perusahaan patungan itu akan mendekatkan mereka dengan pasar Asia Tenggara.
Memorandum of understanding (MoU) ditandatangani oleh Direktur Utama PT Pindad Sudirman Said, dan Nubert Schulze, Direktur Utama Rheinmetall Denel di Pretoria, ibu kota Republik Afrika Selatan, pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB.
Penandatanganan dilakukan di lokasi African Aerospace and Defence Show (AAD), pameran senjata dan industri pertahanan yang dilakukan dua tahun sekali. Pameran yang diikuti lebih dari 40 negara itu diselenggarakan di kawasan bandar udara militer di Pretoria.
Kerja sama meliputi pelatihan teknisi Pindad oleh Rheinmetall dan alih teknologi kedua pihak. "MoU ini merupakan awal yang baik untuk sinergi kedua perusahaan," kata Sudirman. Adapun Schulze dalam sambutannya menyebutkan kesepakatan ini merupakan langkah awal dari rencana mereka membuat pabrik amunisi yang dapat menjadi penghubung (hub) dengan sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Baik Pindad maupun Rheinmetall sama-sama memproduksi amunisi kaliber besar.
Rheinmetall Denel adalah perusahaan patungan antara Rheinmetall (Jerman) dan Denel (Afrika Selatan). Di Indonesia, Rheinmetall dikenal lewat produk tank Leopard yang belum lama ini dibeli TNI. Dalam usaha patungan itu, Rheinmetall menguasai 51 persen saham, dan Denel 49 persen.
Perusahaan patungan itu memproduksi amunisi artileri 155 milimeter dan 105 milimeter; amunisi mortir 76 mm dan 105 mm; amunisi anti-ranjau darat 40 mm; serta roket dan sejumlah produk lain. Adapun PT Pindad merupakan perusahaan negara yang memproduksi amunisi artileri kaliber 105, roket, senapan serbu SS 1 dan SS 2, tank Anoa, dan sejumlah produk lain.
Berkaca dari sukses akuisisi Denel oleh Rheinmetall, menurut Sudirman, Rheinmetall Denel dan PT Pindad pada masa depan akan membuat kerja sama serupa. Kedua perusahaan akan membentuk perusahaan patungan dengan komposisi saham yang belum ditentukan.
Bagi Pindad, perusahaan patungan ini dapat memperluas pasar internasional mereka. Selama ini konsumen utama Pindad adalah TNI dan Polri. "Pasar ekspor Pindad kurang dari 10 persen," kata Sudirman. Adapun bagi Rheinmetall Denel, perusahaan patungan itu akan mendekatkan mereka dengan pasar Asia Tenggara.
Sumber : TEMPO
bangun pabrik lagi di luar jawa bisa luwuk sulteng biar jumlah produksi Pindad bisa ditingkatkan lagi mumpung presidennya punya nasionalisme tinggi...
ReplyDelete