Monday, May 18, 2015

Kunjungi Pentagon, Menhan Ryamizard Minta Pengiriman F-16 dan Apache Dipercepat


Washington Dc (MI)Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Indonesia menginginkan peningkatan kerjasama di bidang pertahanan. Kerjasama ini direncanakan karena adanya beberapa isu yang terkait dengan radikalisme yang berkembang baik di berbagai belahan dunia.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu pun mengadakan pertemuan Menhan Amerika Serikat Ashton Carter di Pentagon, Washington, DC, pada Selasa (12/5) lalu.
Peningkatan kerja sama yang diinginkan AS tersebut terfokus dalam dua hal, yakni pertukaran informasi dan intelejen termasuk bidang cyber dalam hal penanganan terorisme maupun pejuang teroris asing (foreign terrorist fighters) serta Teknologi Pertahanan.
Dalam kesempayan itu Ryamizard menyampaikan kebijakan pertahanan Indonesia saat ini dimana ancaman nyata yang dihadapi meliputi terorisme, bencana alam, bencana akibat kelengahan manusia seperti longsor, kebakaran hutan dan pemanasan global, keamanan maritim khususnya perompakan, kemudian separatisme, pelanggaran perbatasan, kejahatan trans-nasional serta wabah penyakit seperti flu burung, SARS, MARS maupun ebola.
Kedua belah pihak sepakat bahwa kerjasama antar negara menjadi tak terhindarkan dalam menghadapi ancaman-ancaman nyata tersebut.  Oleh karena itu kerjasama pertahanan RI dan AS harus terus ditingkatkan guna menghadapi terjadinya eskalasi ancaman tersebut.
Ryamizard juga menyampaikan keinginan Indonesia untuk menjadi perhatian khusus AS yaitu Pertama, percepatan pengiriman pesawat F-16 dan Helikopter Apache yang telah disepakati dalam kontrak pengadaan. 
"Hal ini akan menjadi salah satu indikator untuk meningkatkan hubungan pengadaan alutsista dan kerjasama industri pertahanan kedua negara.  Kedua, sudah saatnya Indonesia dan AS dapat melakukan latihan operasi khusus untuk menghadapi ancaman terorisme antara Kopassus Indonesia dan pasukan khusus AS," kata Ryamizard dalam siaran pers yang diterima Harian Terbit, Minggu (17/5/2015).
Menhan RI menyampaikan agar rencana latihan tersebut dapat dimasukan dalam agenda bilateral kerjasama kedua negara.
Usai melakukan pertemuan dengan Menhan AS, Menhan Ryamizard Ryacudu juga berkesempatan bertemu dengan Admiral Michele Howard, Kasal AS (Chief of US Naval Operations) untuk membahas kerjasama keamanan Maritim termasuk pertukaran pengalaman maupun pertukaran instruktur/pelatih.
Selain itu, Menhan RI juga berkesempatan mengunjungi Pabrik Boeing di Philadelphia yang memproduksi berbagai jenis Helikopter Tempur (Apache dan Chinook) dan menyampaikan keinginan Indonesia untuk membeli 4 buah Helikopter Chinook.
Sebelum melakukan kunjungan kerja ke Washington DC, rangkaian kunjungan kerja Menhan RI diawali pertemuan dengan United States Pacific Command (US PACOM) Commander, Admiral Samuel J. Locklear dan United States Army Pacific (US ARPAC) Commander, General Vincent K. Brooks, di Hawaii.
"Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak sepakat dilakukannya peningkatan kerja sama pertahanan dan militer, meliputi pelatihan maupun latihan bersama, pertukaran instruktur dan latihan untuk Kopassus serta Marinir," ujarnya.
Hal lainnya yang menjadi topik pembicaraan antara lain, pertukaran pandangan tentang  perkembangan situasi keamanan  di Laut China  Selatan, yang berisi ajakan kepada semua pihak untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan itu dengan menghormati code of conduct di Laut China Selatan. 

Selama di Hawaii, Menhan RI juga berkesempatan mengunjungi Squadron US Navy P-3C Orion sebagai satuan penerbang pengintai Keamanan Maritim Angkatan Laut AS.







Sumber : Harian Terbit

7 comments:

  1. Capek , TNI tdk pernah kapok dan tdk pernah belajar dari pengalaman pahit ketika di embargo sama USA, apasih kehebatan Alusista buatan USA kalau soal helicopter aja PT DI aja bisa buat, masalah kebutuhan dan selera yang diinginkan TNI saya yakin PT DI bisa kenapa mesti beli dari USA, buat apa kita punya PT DI kalau hanya sejenis helicopter aja msh beli diluar negeri !!

    ReplyDelete
  2. menhan sekarang ini ibarat saman si pitung sudah sahh jadi tuan demang kepanjangan penjajah di tanah air beta ....kalau negara lain belanja senjata lambat di kirim pasti ada perjanjian di atas nota lambat kirim pesan senjata denda pinalti sudah menanti ...indonesia sebaliknya pesan senjata bekas ke usa terlambat di kirim tahunan mirip pegemis meminta minta aneh bukan .

    ReplyDelete
  3. ....emang bener (keputusan) politik itu pasrah mirip bola, yg bs dipermaenkan, dioper-oper, putar-putar dan ditendang ke kiri atawa ke kanan dsb. Msh dlm ingatan, pd masa TRIKORA (pembebasan Irian Barat dr tangan kolonialisator) terlihat jls dukungan moril & materil dari Uni Sovjet yg sgt luar biasa besarnya...

    ReplyDelete
  4. seharus nya menhan paling layak harus segera di ganti ...

    ReplyDelete