JKGR (MI) : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sedang menyiapkan
pengembangan peralatan produksi Propelan, sebagai bahan baku roket.
Lapan menargetkan pada tahun 2015 telah mampu mengembangkan fasilitas
produksi dan uji teknologi roket, di antaranya peralatan produksi
Propelan berdiameter besar, autoclve, filament winding dan laboraturium
combustion.
Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan Soewarto
Hardhienata mengakui ada hambatan dalam produksi Propelan dalam negeri
yakni metode penguasaan teknologi produksi. Untuk memproduksi Propelan
diperlukan penguasaan metode pembuatan berstandar tinggi baik kualitas
maupun sistem pengamanan. Dan untuk kemampuan itu membutuhkan investasi
yang cukup tinggi.
“Ada penawaran kerja sama dari Korea untuk membantu alih teknologi pembuatan peralatan produksi Propelan,” kata Soewarto.
Dia merinci penawaran tersebut berupa formulasi Propelan, sistem
insulasi thermal, desain konfigurasi Propelan dan sistem propulsi, dasar
engineering fasilitas gedung laboraturium, serta pemberian pengetahuan
SOP. Diharapkan dengan adanya kerjasama ini, teknologi roket Indonesia
diharapkan dapat meningkat.
Soewarto menyebutkan sejak 2010 Lapan telah menghasilkan beberapa
prototipe yang terus dikembangkan. Pada 2010, LAPAN membuat RX 1210, RX
3227, dan RX 420. Tahun berikutnya ada Rhan 122 A berdaya jangkau 15 km,
RX 2020 dan RX 550. Pada tahun lalu RX 1220, sementara pada tahun ini
dikembangkan Rhan 122 B berdaya jangkau 25 km, Rhan 200 untuk 35 km, RX
3240, RX 450, dan RX 550.
Pada 2014, LAPAN menargetkan pengembangan Rhan 320 untuk 70 km dan
roket pertahanan 3 digit untuk daya jangkau 100 km dan 200 km. Pada 2015
hingga 2016 LAPAN menargetkan mampu melakukan uji terbang RX 550.
Sumber : JKGR
Propelan kita sdh sanggup kecepatan meluncur 5 mach, berarti ini sangat bagus utk terus dikembangkan sampai ke 7 mach shg dpt digunakan utk roket/rudal pencegat/penyerang dan ini mungkin akan diincar oleh korea utk mengembangkan roketnya.
ReplyDelete