Jakarta (MI) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan pemerintah
berencana membangun pangkalan helikopter tempur di Pulau Natuna,
Kepulauan Riau. Menurut Purnomo, rencana itu merupakan upaya mempertebal
kekuatan militer Indonesia di wilayah yang berbatasan dengan Laut China
Selatan.
"Rencananya kami akan letakkan satu skuadron (16) unit helikopter tempur di Natuna," kata Purnomo kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Selasa, 9 September 2014.
Menurut dia, skuadron tersebut akan diisi oleh beberapa jenis helikopter. Salah satunya adalah helikopter AH-64D Apache yang dibeli dari Amerika Serikat. Saat ini Indonesia sedang menanti kedatangan delapan unit Apache dari negeri Abang Sam tersebut.
Karena masih kurang delapan unit helikopter lagi untuk bisa membentuk satu skuadron, Purnomo mengaku masih mencari jenis helikopter yang cocok. Menurut dia, ada kemungkinan helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk dan Eurocopter AS565 Panther akan dipilih sebagai tandem Apache. "Tapi nanti kami masih pikirkan itu," kata dia.
Sayangnya, Purnomo belum bisa memastikan kapan rencana tersebut bakal terealisasi. Terlebih sebentar lagi masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II segera berakhir.
Menurut dia, sudah sewajarnya pemerintah mengamankan wilayah yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Sebab situasi perairan ini mulai memanas pasca-beberapa negara, seperti Vietnam, Tiongkok, Filipina, dan Malaysia, mengklaim wilayah laut itu sebagai wilayah masing-masing sehingga terjadi tumpang tindih.
Pulau Natuna, dia melanjutkan, sangat strategis untuk menjadi lokasi pendirian markas helikopter tempur. Sebab kawasan di Natuna kaya sumber daya alam, dan ikan. Tragisnya, terjadi banyak pemancingan ikan ilegal yang dilakukan nelayan asing di perairan tersebut.
"Jadi sekalian untuk mengamankan itu semua," kata dia. "Selain Natuna, Morotai juga jadi pilihan strategis sebab potensi ikan tuna sangat besar."
"Rencananya kami akan letakkan satu skuadron (16) unit helikopter tempur di Natuna," kata Purnomo kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Selasa, 9 September 2014.
Menurut dia, skuadron tersebut akan diisi oleh beberapa jenis helikopter. Salah satunya adalah helikopter AH-64D Apache yang dibeli dari Amerika Serikat. Saat ini Indonesia sedang menanti kedatangan delapan unit Apache dari negeri Abang Sam tersebut.
Karena masih kurang delapan unit helikopter lagi untuk bisa membentuk satu skuadron, Purnomo mengaku masih mencari jenis helikopter yang cocok. Menurut dia, ada kemungkinan helikopter Sikorsky UH-60 Black Hawk dan Eurocopter AS565 Panther akan dipilih sebagai tandem Apache. "Tapi nanti kami masih pikirkan itu," kata dia.
Sayangnya, Purnomo belum bisa memastikan kapan rencana tersebut bakal terealisasi. Terlebih sebentar lagi masa pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II segera berakhir.
Menurut dia, sudah sewajarnya pemerintah mengamankan wilayah yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Sebab situasi perairan ini mulai memanas pasca-beberapa negara, seperti Vietnam, Tiongkok, Filipina, dan Malaysia, mengklaim wilayah laut itu sebagai wilayah masing-masing sehingga terjadi tumpang tindih.
Pulau Natuna, dia melanjutkan, sangat strategis untuk menjadi lokasi pendirian markas helikopter tempur. Sebab kawasan di Natuna kaya sumber daya alam, dan ikan. Tragisnya, terjadi banyak pemancingan ikan ilegal yang dilakukan nelayan asing di perairan tersebut.
"Jadi sekalian untuk mengamankan itu semua," kata dia. "Selain Natuna, Morotai juga jadi pilihan strategis sebab potensi ikan tuna sangat besar."
Sumber : TEMPO
No comments:
Post a Comment