Friday, January 18, 2013

Presiden SBY: stabilitas Laut China Selatan penting



Jakarta (MI) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan Indonesia menilai stabilitas kawasan khususnya Laut China Selatan penting sehingga semua pihak harus memberikan kontribusi menjaga situasi itu.
"Kita semua di Asia ini ingin melihat kawasan kita, kawasan stabil aman dan damai. Kalau ada masalah apakah di Laut China Selatan ataupun Asia Timur di manapun di Asia ini solusi yang damai tidak pakai militer," kata Presiden dalam keterangan pers di Istana Merdeka Jakarta, Jumat, usai pertemuan bilateral dengan PM Shinzo Abe.
Presiden mengatakan merupakan kewajiban semua pihak yang berkepentingan untuk menjaga situasi tersebut dan melakukan pendekatan nonmiliter.
"Menjadi kewajiban kita semua. Kalau semua berpikir seperti itu menyelesaikan masalah maka tidak perlu khawatir ada konflik terbuka di kawasan Asia. Kawasan akan stabil mendapatkan manfaat. Itulah pandangan Indonesia dan konsisten menjaga pandangan itu," kata Presiden.
Sementara itu PM Abe meminta China menghormati hukum dan norma internasional terkait tata sikap di Laut China Selatan.
Jepang dan China memiliki perseteruan di wilayah Laut China Selatan.
Perseteruan antara dua raksasa ekonomi Asia itu terkait kepulauan tak berpenghuni, namun diperkirakan kaya akan potensi ekonomi, itu semakin memanas pada September ketika Tokyo menasionalisasi ketiganya.
Sejak itu, kapal pemerintah China dilaporkan berkali-kali memasuki wilayah perairan di kepulauan itu.
Beijing bersikeras bahwa mereka hanya melakukan patroli rutin di kepulauan yang mereka miliki sejak dulu kala. Sejumlah pengamat bahkan menilai China ingin membuktikan bahwa Jepang tidak memiliki kontrol efektif terhadap kepulauan tersebut.
Pada Minggu, Pasukan Bela Diri Jepang menggelar latihan militer nasional pertamanya yang dirancang untuk "mengambil alih" kepulauan terpencil yang direbut oleh musuh.
Sebanyak 300 tentara dilibatkan dalam latihan berdurasi 40 menit yang mengerahkan 20 jet tempur dan lebih dari 30 kendaraan militer lain di Narashino Garrison, Prefektur Chiba, yang terletak di sebelah tenggara Tokyo.
Tidak ada indikasi bahwa latihan bersama AS-Jepang yang digelar sejak Senin hingga Jumat itu ditujukan untuk mengantisipasi ancaman dari China. Sementara wilayah yang digunakan untuk latihan pun jauh dari lokasi sengketa.
Pejabat itu mengatakan kepada AFP bahwa sebelumnya latihan tersebut digelar di Iwakuni di sebelah barat Honshu, tetapi dipindahkan ke Miyazaki di sebelah selatan Kyushu karena mempertimbangkan penduduk yang tinggal di dekat pangkalan militer. 




Sumber : ANTARA

No comments:

Post a Comment