TANJUNGPINANG (MI) : Sebanyak 64 unit KRI
mengamankan perairan di wilayah barat Indonesia sehingga nelayan lokal
tidak perlu merasa tidak dilindungi dari ancaman nelayan asing.
"Perairan Kepri ini salah satu yang diamankan. Selama ini aman-aman
saja," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi di
gedung Daerah Tanjungpinang, Batam, Senin (25/5).
Ade Supandi yang pernah menjabat komandan Guskamlabar itu
menjelaskan, TNI AL memiliki kapal cepat untuk mengamankan perairan di
Kepri maupun perairan di wilayah barat Indonesia lainnya. Kapal cepat
itu dipergunakan untuk merespons laporan bila ada ancaman atau gangguan
dari pihak-pihak tertentu maupun dari pihak asing.
"Jadi kalau ditemukan pelanggaran di perairan, kami langsung dapat merespons segera," ujar mantan kepala staf umum TNI tersebut.
Dia mengimbau nelayan tidak merasa takut dengan adanya gangguan dari
nelayan asing. Jika nelayan asing mengganggu nelayan lokal, TNI AL
berada di depan untuk mengejar dan menangkap nelayan asing tersebut.
"Kalau ada nelayan kita yang diuber-uber pihak asing, kita akan uber
kembali mereka, sampai dapat," katanya seusai melakukan pertemuan
singkat dengan Gubernur Kepri HM Sani.
Namun, Ade mengingatkan, nelayan untuk tidak memasuki wilayah negara
tetangga. Nelayan hanya diperbolehkan menangkap ikan di wilayah
Indonesia. Nelayan juga tidak diperbolehkan menggunakan pukat harimau
saat menangkap ikan. "Nelayan harus mengantungi izin sebelum menangkap
ikan," ujarnya.
Sumber : REPUBLIKA
Nah ini baru KSAL tegas dan bertindak perlu dapat acungan jempol !! tapi jangan slogan aja lo pak...saya tunggu actionnya
ReplyDelete