Monday, March 4, 2013

Kesultanan Sulu Tangkap 4 Polisi Diraja Malaysia



Manila (MI) : Tentara Kesultanan Sulu pada Minggu kemarin mengumumkan kepada media bahwa mereka berhasil menangkap empat polisi Malaysia. Sultan Sulu, Jamalul Kiram III, menginformasikan hal tersebut kepada reporter stasiun radio yang berlokasi di Kota Taguig, Filipina. 

Padahal beberapa jam sebelumnya, tentara Malaysia juga mengumumkan bahwa mereka telah menawan tiga tentara Sulu menyusul peperangan yang kembali terjadi pada Sabtu malam. Baku tembak tersebut menewaskan lima polisi Malaysia serta dua tentara Sulu. 

Namun, Jamalul mengatakan tidak memerintahkan melakukan penyerangan kepada pihak keamanan dan meminta kepada para pengikutnya untuk menghormati hak-hak polisi Malaysia yang saat ini ditawan. 

Mengetahui hal ini, pihak Malaysia tidak tinggal diam. Dilansir laman The Malaysia Insider, Minggu 3 Maret 2013, mereka telah mengeluarkan perintah untuk menambah jumlah pasukan keamanan setelah terjadi baku tembak di Lahat Datu, Kunak dan Semporna.

Inspektur Jenderal Polisi Malaysia, Tan Sri Ismail Omar, mengatakan pihak kepolisian saat ini tengah bekerja sama dengan pihak militer untuk menangkap 10 tersangka tentara Sulu yang berhasil lolos di Kampung Tanduo, dekat Lahat Datu. 

Diperkirakan masih ada sekitar 100 hingga 200 tentara bersenjata Sulu yang masih berada di Sabah. Mereka bertekad tidak akan menyerahkan lahan yang disengketakan walaupun Pemerintah Filipina telah berkali-kali meminta mereka untuk menyerah. 

Ismail Omar juga meminta penduduk yang tinggal di sekitar Lahat Datu, Kunak, dan Semporna untuk tidak panik dan tidak mendengarkan rumor yang beredar. 

"Jika terjadi sesuatu lebih baik mereka menghubungi kantor polisi terdekat atau mengecek informasi di situs kepolisian Sabah," ujarnya seperti dikutip The Malaysia Insider.

Dalam insiden baku tembak yang terjadi sejak Jumat lalu ini, tercatat tujuh tentara polisi Malaysia tewas. Lima tentara tewas dalam baku tembak yang terjadi pada Sabtu malam di Kampung Seri Jaya, Samporna. Sementara sisanya meninggal akibat peperangan yang terjadi pada Jumat pagi. Bahkan seorang warga sipil Malaysia yang menyediakan tempat berlindung bagi tentara Sulu, juga tewas akibat baku tembak di Lahat Datu. 

Konflik ini bermula ketika pada 9 Februari lalu Kesultanan Sulu menerobos daerah Sabah dan mengklaim daerah tersebut sebagai teritori mereka. Jalur negosiasi yang diupayakan kedua belah pihak pun menemui jalan buntu. Alhasil pihak Malaysia menyatakan tidak akan segan-segan untuk mengangkat senjata demi mengusir tentara Sulu keluar dari Sabah.



Pasukan Sulu Bermunculan, Tentara Malaysia Siaga


Militer Malaysia meningkatkan kesiagaannya dan menambah personelnya di beberapa daerah di Sabah, menyusul laporan terlihatnya pasukan Kesultanan Sulu di beberapa tempat. Sementara itu, beberapa hari pertempuran kedua kubu, korban tewas terus berjatuhan.

Diberitakan The Star, Senin 4 Maret 2013, menurut laporan polisi Malaysia ada sekitar 10 orang bersenjata dari Sulu yang terlihat berkeliaran di wilayah Kunak pada Sabtu malam lalu. Sebanyak 10 orang ini diketahui memasuki desa Long Malor dan desa Dasar Lama di Kunak. 

Inspektur Jenderal Polisi Sri Ismail, mengatakan bahwa tiga di antara mereka diketahui bersenjata dan mengenakan perlengkapan persis seperti komplotan di desa Tanduo, Lahad Datu. 

Kepala Angkatan Darat Malaysia Zulkifeli Mohd Zin mengatakan bahwa pasukan baru Sulu ini tidak terlalu kuat. Namun, untuk melindungi warga, dia telah mengirimkan tambahan dua batalion tentara lagi ke Semporna dan Kunak.

Menurut Zulkifeli, pasukan Sulu ini datang menggunakan perahu kecil dari pulau Sibutu, sekitar 25 menit dari Semporna, beberapa minggu lalu. Itulah mengapa pasukan Malaysia sulit mendeteksi kedatangan mereka ini. 

"Mereka datang menggunakan pakaian sipil, masuk ke Sabah, berkumpul dan mengganti ke seragam militer mereka. Kami menemukan dua tas berisi pakaian sipil," kata dia. 

Pasukan Sulu tidak hanya berdiam di Lahad Datu, tapi menyebar hingga ke Kunak dan Semporna. Warga di desa Kinabatangan dan beberapa desa lainnya di Sabah juga mengaku melihat orang-orang bersenjata yang diduga pasukan Sulu. Namun, kesaksian ini dibantah Kepolisian Diraja Malaysia.

Di desa Senallang Lama, seorang mantan komandan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) bersenjatakan senapan M16 dan peluncur granat tewas dihabisi warga. Belum jelas apakah dia terhubung dengan kelompok Sulu atau tidak.

Sebelumnya pada Sabtu malam, pertempuran antara kedua kubu di Semporna menewaskan enam orang Sulu dan enam tentara Malaysia. Sebelumnya, korban jatuh di kubu Sulu pada pertempuran Jumat pekan lalu mencapai 14 orang, dua di antaranya adalah polisi Malaysia, sisanya orang Sulu. 



Sumber : VIVAnews

1 comment: