Jakarta (MI) :Masalah keamanan di Asia-Pasifik, khususnya Laut Cina Selatan , saat ini telah menjadi isu sentral, tidak hanya untuk negara-negara di kawasan tersebut, tetapi juga bagi negara-negara besar yang mempunyai kepentingan di kawasan ini. Secara geografis, Laut Cina Selatan dikelilingi 10 negara pantai (Brunei Darussalam, Kamboja, China, Indonesia, Malaysia, Philipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam).
Laut China Selatan merupakan area yang vital dalam sistem pelayaran internasional karena sejak lama telah menjadi Sea Lanes of Communication (SLOC) dan Sea Lanes of Trade (SLOT) bagi perdagangan internasional, suplai energi dan ekonomi, disamping memiliki kandungan sumber daya alam yang besar.
Karena itulah, maka upaya-upaya meningkatkan keamanan dan stabilitas di Laut Cina Selatan menjadi penting artinya terutama melalui kerja sama strategi maritim, dalam rangka mencegah terjadinya konflik kawasan ini.
Wakasal Laksdya TNI DR. Marsetio,M.M mengungkapkan, bahwa potensi konflik di era ini adalah masalah Laut Cina Selatan. Masalah ini sebenarnya adalah menyangkut hagemoni kekuatan AS dengan Cina.
“Ada beberapa alternative untuk mencegah terjadinya konflik. Banyak negara yang bersepakat untuk menjadikan kawasan ini sebagai kawasan kerja sama” ujarnya usai Seminar sehari bertaraf internasional dalam rangka memperingati Ulang Tahun ke-50 Seskoal, di Auditorium Yos Sudarso Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (24/10/2012).
Seminar dengan thema : “Cooperative Maritime Strategy to Enhance Security and Stability in The South China Sea”, dibuka secara resmi oleh Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Arief Rudianto,SE, dilanjutkan dengan Keynote Address berjudul “Cooperative Maritime Strategy “ oleh Laksamana Madya TNI DR. Marsetio, MM.
Session pertama dari seminar ini diawali dengan penyajian/paparan makalah dari Perwira Siswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-50 yang disampaikan oleh Mayor Laut (P) Nurlan dan Major Wan Howe Yi Dewayne (Pasis dari Singapura), dilanjutkan dengan Orasi Ilmiah dari Marsekal Muda TNI (Purn) Kusnadi Kardi (alumnus Dikreg Seskoal Angkatan ke-29) yang saat ini menjabat sebagai Rektor UPN Veteran Jakarta.
Kemudian penyajian makalah dari Prof Hasyim Djalal dengan judul “The South China Sea Disputes in Legal Perspectives”, dan makalah berjudul “Maritime Strategic Environment in The South China Sea and The Asia Pasific Naval Development” disampaikan oleh DR. Andi Widjajanto dari Universitas Indonesia.
Pada Session kedua, penyajian makalah berjudul “China’s South China Sea Policy and Exploring The Prospects of Dispute Management” yang disampaikan oleh Nong Hong Ph.D dari National Institute for South China Sea Studies.
Kemudian DR. Euan Graham dari RSIS Singapura menyajikan makalah berjudul “South China Sea and The External Maritime Players”; selanjutnya makalah terakhir berjudul “The Relevance of Sea Power and Maritime Strategy in The South China Sea Disputes” disampaikan oleh Prof. Geoffrey Till dari King’s College UK.
Sumber : Pelitaonline
No comments:
Post a Comment