WartaNews-Jakarta - Menhan Purnomo Yusgiantoro menegaskan bahwa Indonesia dan Korsel telah menandatangani nota kesepakatan mengenai barter pembelian pesawat CN-235 milik PT DI dengan pesawat latih tempur T-50 milik Korsel.
Barter pesawat tersebut untuk kepentingan pengadaan alutsista kedua negara. Hal tersebut dikemukakan Purnomo menanggapi bantahan pihak Korsel soal kesepakatan tersebut di Jakarta, Sabtu (21/5).
"Yang meneken saya kok. Kalau jumlah barter pembeliannya akan dikaji secara teknis," katanya.
Purnomo menjelaskan bahwa rencana kontrak bisnis pesawat dengan pola barter tersebut telah dibahas di sela-sela pertemuan antar menhan se-Asean di Bali, Kamis lalu. Selanjutnya, tim dari kedua negara akan melakukan pembahasan secara teknis atas kapasitas pembelian yang akan dilakukan oleh kedua negara.
Sebelumnya, TNI Angkatan Udara menyatakan akan membeli satu skuadron pesawat T50 Golden Eagle dari Korea Selatan pada tahun depan, guna meningkatkan kemampuan AU Indonesia. Untuk membeli satu skuadron T50, pemerintah harus menyiapkan biaya US$400 juta. Pesawat tersebut rencananya mulai dikirim ke Indonesia pada 2012. Pesawat T50 cocok untuk latihan pilot pesawat Sukhoi dan memiliki kemampuan mirip F 16.
Pesawat latih T50 Golden Eagle rencananya akan menggantikan pesawat tua Hawk 53 MK buatan Inggris. Selain T50, TNI Angkatan Udara juga akan membeli pesawat Super Tucano untuk menggantikan OV-10 Bronco.
Di lain pihak, militer Korea Selatan juga terus membeli CN-235 buatan PT DI untuk kebutuhan operasional militer. Kabarnya, jumlah pesanan pesawat buatan PT DI tersebut mencapai belasan uni
Barter pesawat tersebut untuk kepentingan pengadaan alutsista kedua negara. Hal tersebut dikemukakan Purnomo menanggapi bantahan pihak Korsel soal kesepakatan tersebut di Jakarta, Sabtu (21/5).
"Yang meneken saya kok. Kalau jumlah barter pembeliannya akan dikaji secara teknis," katanya.
Purnomo menjelaskan bahwa rencana kontrak bisnis pesawat dengan pola barter tersebut telah dibahas di sela-sela pertemuan antar menhan se-Asean di Bali, Kamis lalu. Selanjutnya, tim dari kedua negara akan melakukan pembahasan secara teknis atas kapasitas pembelian yang akan dilakukan oleh kedua negara.
Sebelumnya, TNI Angkatan Udara menyatakan akan membeli satu skuadron pesawat T50 Golden Eagle dari Korea Selatan pada tahun depan, guna meningkatkan kemampuan AU Indonesia. Untuk membeli satu skuadron T50, pemerintah harus menyiapkan biaya US$400 juta. Pesawat tersebut rencananya mulai dikirim ke Indonesia pada 2012. Pesawat T50 cocok untuk latihan pilot pesawat Sukhoi dan memiliki kemampuan mirip F 16.
Pesawat latih T50 Golden Eagle rencananya akan menggantikan pesawat tua Hawk 53 MK buatan Inggris. Selain T50, TNI Angkatan Udara juga akan membeli pesawat Super Tucano untuk menggantikan OV-10 Bronco.
Di lain pihak, militer Korea Selatan juga terus membeli CN-235 buatan PT DI untuk kebutuhan operasional militer. Kabarnya, jumlah pesanan pesawat buatan PT DI tersebut mencapai belasan uni
No comments:
Post a Comment