Surabaya (MI) : PT PAL bersama ITS berencana mengembangkan Alat
Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) dengan membangun sebuah proyek kapal
selam nasional. Terobosan PT PAL yang patut diacungi jempol setelah
bertahun-tahun pasca era Orde Baru terkesan tiarap.
Komitmen
bersama antara ITS dan PT PAL dalam membangun kapal selam nasional
dikukuhkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani ke dua belah
pihak,di Gedung Rektorat ITS Surabaya,Jumat (21/06/20130.
Dalam
nota kesepahaman, disepakati empat hal yang akan menjadi poin kerja
sama kedua pihak. Selain mengadakan kajian teknologi kapal selam, ketiga
poin lainnya adalah dalam bidang pendidikan, lingkungan dan
penyelamatan lingkungan hidup.
Direktur Utama (Dirut) PT PAL
(Persero), Ir M Firmansyah Arifin MM, menyebutkan bahwa kerja sama kedua
belah pihak akan membawa kemajuan bagi Indonesia. Saat ini, teknologi
kapal selam telah menjadi kebutuhan utama dalam mempertahankan
kedaulatan bangsa.
Firmansyah membandingkan, saat ini, Malaysia
telah memiliki unit kapal selam dengan teknologi getaran kecil. Dengan
teknologi tersebut, kapal selam Malaysia tidak akan bisa terdeteksi
radar kapal-kapal Indonesia ketika melanggar batas negara. “Karena itu,
teknologi kapal selam adalah upaya untuk mempertahankan kedaulatan
bangsa,” ucap Firmansyah.
Kini, PT PAL juga tengah melakukan kerja
sama transfer teknologi kapal selam dengan perusahaan asal Korea
Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co.
Sebanyak 206 tenaga ahli PT PAL akan dikirim untuk mempelajari proses pembangunan kapal selam di sana.
Firmansyah
merinci, sebanyak 186 orang tenaga ahli akan mempelajari proses
produksi kapal. “Sisanya, sebanyak 20 orang khusus mempelajari masalah
desain kapal selam,” terang Firmasnyah
Sayangnya, pada proses
transfer teknologi ini, Daewoo Shipbuilding and MarineEngineering Co,
tidak akan membuka seluruh teknologinya kepada PT PAL. Pasalnya, tenaga
PT PAL yang dikirim tidak diperkenankan untuk menyentuh alat-alat
produksi. Mereka hanya diperkenankan untuk menyaksikan proses
pembangunan kapal. “Kalau saya bahasakan, mereka di sana akan learning
by seeing,” ujar Firmansyah yang juga alumnus ITS ini.
Untuk itu,
Firmansyah akan menyisipkan beberapa tenaga akademis dari ITS untuk
turut serta dalam proses transfer teknologi dengan Daewoo. Tenaga
akademisi ini akan lebih banyak mengkaji mengenai pilihan-pilihan
teknologi yang diberikan oleh Daewoo. “Belum ada kesepakatan mengenai
jumh tenaga TS yang akan disisipkan,” tegasnya.
Kerja sama ini
disambut baik rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA. Dirinya
mengatakan, kerja sama dengan PT PAL merupakan sebuah kebanggaan bagi
ITS. Sejak berdirinya ITS, PT PAL telah menjadi mitra kerja sama dalam
menyediakan tenaga dosen bagi Fakultas Teknik Perkapalan ITS.
“Kerja
sama dengan PT PAL tidak akan berakhir sampai kapan pun. Kami bangga
bisa ikut membangun industri maritim di negara kepulauan ini,” kata Tri
Yogi.
Sumber : LENSAINDONESIA
Pak Ir Firmansyah A MM kita hrs mengambil inisiatif ,kriatif utk mengumpulkan pengetahuan ttg kapal selam dan kalau tdk ya di bohongi aja oleh perusahaan tsb. Krn perusahaan tdk mau mendapat saingan baru dr perus Indonesia dan ada di korea Prof yg termuda didunia(kalau tdk salah) dr Indonesia mengajar di Universitas korea. Samari(salam merdeka republik Indonesia)
ReplyDelete