Malang (MI) : Sebagai negara yang berada dalam posisi
yang strategis, Indonesia mutlak memiliki kekuatan militer yang setara
dan seimbang dengan negara lain. Terlebih, saat kondisi perekonomian
negara mulai membaik, sepantasnya bangsa ini memperhatikan kebutuhan
sekaligus penguatan alat utama sistem senjata (alutsista). Tentunya,
penguatan alusista harus mampu memberikan efek getar di negara kawasan.
“Kami memproduksi amunisi ini sebagai salah satu bentuk cinta Merah
Putih,” kata Kepala Divisi Amunisi PT Pindad, I Wayan Sutomo, di Turen,
Malang, Jawa Timur, Rabu (19/11).
Wayan menceritakan, PT Pindad sedang membantu untuk mengurangi impor,
khususnya di bidang amunisi. "Jangan sampai devisa kita terkoyak-koyak.
Ini untuk Merah Putih. Kemandirian industri pertahanan nasional harus
menjadi prioritas," katanya.
Lebih lanjut Wayan mengemukakan, pihaknya memprioritaskan produksi
amunisi untuk kebutuhan TNI. "Kita sudah memiliki kapasitas untuk
membeli mesin-mesin baru. Apabila Desember ini sudah terpasang. Tahun
depan, sudah bisa proses. 140 juta butir per tahun,” katanya.
Kembang Api
Selain itu, Wayan memaparkan, PT Pindad Persero berencana
mengembangkan sayap bisnisnya di luar dunia kemiliteran. Perusahaan
pelat merah itu hendak memproduksi kembang api.
"Kebetulan kami diajak investor dari Tiongkok, dan kami tertarik," katanya.
Wayan berpendapat, kembang api yang akan diproduksi Pindad bukan
mainan anak-anak. Melainkan kembang api berskala besar yang sering
dipakai untuk pembuka acara resmi, seperti lomba olah raga, dan perayaan
tahun baru. "Jadi kembang apinya berukuran paling kecil 120 milimeter,"
kata dia.
Menurut Wayan, bisnis kembang api cukup menggiurkan saat ini.
Berdasar perhitungannya, belanja kembang api di Indonesia mencapai angka
Rp 600 miliar per tahunnya. Sementara pembelian kembang api tersebut
diimpor dari Tiongkok dan Jepang. "Jika berhasil, Pindad bisa
mendapatkan bagian dari kebutuhan kembang api Rp 600 miliar tersebut,"
kata Wayan sambil tersenyum.
Pindad sendiri berharap bisa memulai program produksi kembang api
dalam satu bulan. Menurut Wayan, Pindad sudah punya gedung dan tenaga
ahli produksi. Pembuatan kembang api, dia melanjutkan, pada dasarnya
tidak jauh beda dengan pembuatan amunisi yang biasa dilakukan teknisi
Pindad.
"Kami tinggal menunggu kesiapan investor. Selain itu kami juga sudah
koordinasi dengan Polri, sebab pembelian kembang api ini harus
dilengkapi izin keramaian polisi."
Wayan menerangkan, ke depan, Indonesia jangan sampai bergantung
impor. Saat ini perusahaan sedang meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk alutsista dan menargetkan akan menjadi produsen alutsista
terkemuka di Asia pada 2023.
"Kita sudah melaksanakan peningkatan kemampuan produksi dan kemampuan
desain serta kapasitas produksi sudah direncanakan tiga tahun. Jadi per
2015, 2019, dan 2023 itu visi Pindad tahun 2023 kita akan menjadi
industri alutsista terkemuka di Asia. Karena, kan, setiap tahun
desain-desain atau memang kebutuhan dari TNI itu di-review kembali. Hal
itu senada dengan UU No 16/2012. Makanya, kami memiliki target, tahun
2023 indonesia mampu memuncaki industri pertahanan di kawasan Asia,”
katanya.
Tank Leopard
Di tempat terpisah, Komandan Batalyon Kavaleri 8/2 Kostrad, Pasuruan,
Jawa Timur, Mayor (Kav) Valian Wicaksono menyatakan, kehadiran tank
Leopard mampu memperkokoh alutsista Indonesia.
Dia menjelaskan, tank Leopard masuk dalam kategori main battle tank (MBT) atau tank tempur utama).
Dia menjelaskan, tank Leopard masuk dalam kategori main battle tank (MBT) atau tank tempur utama).
Pertimbangan mengadakan MBT, terangnya, adalah keuntungan politis
negara. Yakni, mewujudkan pertimbangan kekuatan, mewujudkan deterrent
effeck (efek getar), meningkatkan posisi tawar negara dan wibawa bangsa
di dunia internasional.
Selain itu, lanjutnya, tank Leopard memiliki teknologi terkini.
“Sampai saat ini Leopard terkuat. Tank ini memiliki daya tembak yang
lebih besar kaliber 120 mm sampai dengan 125 mm dengan jarak tembak
sampai 400 m,” katanya.
Belum lagi, katanya, ditunjang sistem keseimbangan. (Explosive reactif armor) (ERA) (actif protection), ceramic add on plate.
“Rencananya, di Kostrad ini ada 60 tank. 41 tank Leopard. Tank pendukung sebanyak 19 unit,” katanya.
Dia melanjutkan, dalam transformasi Angkatan Darat, satuan manuver
akan terbagi 3, yakni, satuan infanteri, kavaleri, dan penerbang.
Dikatakan, ada 100 negara pengguna tank Leopard.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta PT Pindad,
sebagai satu-satunya industri alat pertahanan di Indonesia, harus mampu
menghasilkan produk yang sesuai perkembangan zaman.
Ryamizard optimistis bahwa produk alutsista yang dibutuhkan Indonesia dalam dua sampai tiga tahun ke depan dapat dipenuhi oleh produsen dalam negeri.
Ryamizard optimistis bahwa produk alutsista yang dibutuhkan Indonesia dalam dua sampai tiga tahun ke depan dapat dipenuhi oleh produsen dalam negeri.
PT Pindad sebagai satu-satunya industri alat pertahanan di Indonesia,
ujarnya, harus mampu menghasilkan produk yang sesuai perkembangan zaman
sebab alat pertahanan yang modern dan canggih kini sangat dibutuhkan
dalam menjaga pertahanan negara.
Saat ini, kendaraan tempur unggulan Indonesia yang diproduksi PT Pindad antara lain panser Anoa, Komodo, dan Badak.
Sumber :
No comments:
Post a Comment