Jakarta (MI) : Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI
Dr Marsetio mengatakan pernah menenggelamkan kapal asing yang masuk ke
wilayah perairan Indonesia. Kala itu, dirinya masih menjadi asisten
operasi Panglima Maritim di mana jika ada ilegal fishing, kapal-kapal
asing tersebut langsung ditenggelamkan.
"Itu pernah kita laksanakan tahun 2004 saat saya masih menjadi Asop Panglima Armatim. Beberapa kapal bodong yang memasuki wilayah kita, kita tenggelamkan," ujar Marsetio di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/11).
Namun, untuk saat ini, kata Marsetio, hal itu belum tentu bisa dilakukan. Menurut Marsetio, harus dilihat dulu kesalahan kapal itu terlebih dulu.
"Ini kita lihat dulu, tergantung kesalahannya apa," ujarnya.
Jika kapal tersebut memang masuk ke wilayah perairan Indonesia, Marsetio akan mengamankan personelnya lebih dulu. Marsetio tidak ingin penenggelaman kapal asing tersebut menjadi masalah hukum di negara lain.
"Kalau dia sudah jelas masuk ke wilayah kita, melanggar, masuk ke wilayah pedalaman kita, personelnya kita amankan," ujarnya.
"Kita lihat kesalahannya dulu. Era sekarang era hukum, (dilihat) kesalahannya di mana. Hanya studi kasus yang pernah kita lakukan tahun 2004, beberapa kapal bodong yang enggak dilengkapi surat itu personelnya kita amankan dulu, kemudian kapal kita tenggelamkan untuk memberi efek jera," imbuhnya.
Marsetio mengatakan penenggelaman kapal-kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia sangat efektif buat efek jera.
"Efektif walaupun timbul protes dari dubes negara bersangkutan, tapi dia melihat dan kita sampaikan, personelnya tetap nada dan sehat, kita jaga keselamatannya, kemudian bekerja sama dengan kedutaannya untuk dipulangkan. Itu memberi efek jera," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memerintahkan jika ada kapal asing masuk ke perairan indonesia dan melakukan ilegal fishing langsung saja ditenggelamkan kapalnya. Jokowi geram ribuan kapal asing melakukan ilegal fishing dan merugikan Indonesia triliunan rupiah tiap tahunnya.
"Saya sampaikan kemarin, sudah lah enggak sudah tangkap-tangkapan. Langsung tenggelamkan 10 atau 20 baru nanti mikir. Tapi orangnya diselamatkan dulu. Nanti jadi rame kalau sama negara lain. Tenggelamkan 100 biar nanti yang lain mikir. Kalo nggak kayak gitu ya kekayaan kita habis," tegasnya.
"Itu pernah kita laksanakan tahun 2004 saat saya masih menjadi Asop Panglima Armatim. Beberapa kapal bodong yang memasuki wilayah kita, kita tenggelamkan," ujar Marsetio di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/11).
Namun, untuk saat ini, kata Marsetio, hal itu belum tentu bisa dilakukan. Menurut Marsetio, harus dilihat dulu kesalahan kapal itu terlebih dulu.
"Ini kita lihat dulu, tergantung kesalahannya apa," ujarnya.
Jika kapal tersebut memang masuk ke wilayah perairan Indonesia, Marsetio akan mengamankan personelnya lebih dulu. Marsetio tidak ingin penenggelaman kapal asing tersebut menjadi masalah hukum di negara lain.
"Kalau dia sudah jelas masuk ke wilayah kita, melanggar, masuk ke wilayah pedalaman kita, personelnya kita amankan," ujarnya.
"Kita lihat kesalahannya dulu. Era sekarang era hukum, (dilihat) kesalahannya di mana. Hanya studi kasus yang pernah kita lakukan tahun 2004, beberapa kapal bodong yang enggak dilengkapi surat itu personelnya kita amankan dulu, kemudian kapal kita tenggelamkan untuk memberi efek jera," imbuhnya.
Marsetio mengatakan penenggelaman kapal-kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia sangat efektif buat efek jera.
"Efektif walaupun timbul protes dari dubes negara bersangkutan, tapi dia melihat dan kita sampaikan, personelnya tetap nada dan sehat, kita jaga keselamatannya, kemudian bekerja sama dengan kedutaannya untuk dipulangkan. Itu memberi efek jera," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memerintahkan jika ada kapal asing masuk ke perairan indonesia dan melakukan ilegal fishing langsung saja ditenggelamkan kapalnya. Jokowi geram ribuan kapal asing melakukan ilegal fishing dan merugikan Indonesia triliunan rupiah tiap tahunnya.
"Saya sampaikan kemarin, sudah lah enggak sudah tangkap-tangkapan. Langsung tenggelamkan 10 atau 20 baru nanti mikir. Tapi orangnya diselamatkan dulu. Nanti jadi rame kalau sama negara lain. Tenggelamkan 100 biar nanti yang lain mikir. Kalo nggak kayak gitu ya kekayaan kita habis," tegasnya.
[eko]
Sumber : Merdeka
No comments:
Post a Comment