Malang (MI) : Industri
Pertahanan dalam negeri berfungsi untuk mendukung kebutuhan peralatan
militer TNI saat ini sedang menggeliat. Kondisi inipun dialami beberapa
industri pertahanan di bidang Munisi dan Parasut Udara yang berada di
Jawa Timur. Untuk melihat secara pasti proses perkembangannya sejumlah
wartawan yang tergabung didalam kegiatan Press Tour Wartawan
Kemhan 2014, Selasa, (18/11) bertolak ke Jawa Timur mengunjungi CV. Maju
Mapan di Tulung Agung dan Divisi Munisi PT.PINDAD (Persero) yang ada di
Malang, Jawa Timur. Dipimpin Kepala Bidang Pemberitaan Puskom Publik
Kemhan Kol. Kal. Anton Iman Santoso kegiatan Press Tour Kemhan 2014 mengikutsertakan 11 wartawan dari media radio, cetak dan online.
Setibanya di Tulung Agung, Jawa Timur rombongan Press Tour
Kemhan meninjau CV. Maju Mapan yang diketahui sebagai salah satu
industri pertahanan swasta yang banyak memproduksi peralatan militer Non
Alutsista. Rombongan disuguhi penjelasan DR (HC) Yafet Paiman selaku
direktur utama sekilas tentang profil perusahaan dan beberapa kemajuan
dan kunggulan dari industri yang dipimpinnya.
CV. Maju Mapan yang mulai memiliki ISO
2001 hingga 2014 telah memproduksi berbagai macam peralatan Militer
seperti Tenda, Velbed, Ikat Pinggang TNI/Polri, Meja dan Kursi Lapangan.
Jenis tenda-tenda yang ada meliputi tenda standart TNI / POLRI seperti
Tenda Peleton, Tenda Dapur, Tenda Komando, Tenda Regu, Tenda Rumah
Sakit, Tenda Pengungsi, Tenda Keluarga, Tenda Posko, Tenda UNICEF, Mck
Lapangan. Peralatan dan perlengkapan personel juga diproduksi industri
ini, seperti Ransel Punggung Besar dan Ransel Punggung Kecil, Koppelriem
dan Ikat Pinggang TNI/Polri. Produk lainnya bisa jenis Velbed
Allumunium, Velbed Besi, Meja dan Kursi Lapangan, dan sebagainya. CV
Maju Mapan juga mempunyai produk unggulan dan terbaru seperti Dapur
Lapangan dan Parasut Udara Orang Utama dan cadangan Garuda 1-P, Payung
Udara Barang dengan konteinernya yang telah diuji dan bersertifikat dari
Litbang AD dan Litbang AU. Begitu juga dengan produk terbarunya yaitu Dragchute untuk pesawat Hawk, dan pesawat Sukhoi yang dirancang khusus untuk menahan laju pesawat saat setelah mendarat dengan kondisi stabil.
Yafet Paiman saat dikunjungi wartawan
mengatakan produk-produknya telah dipasarkan kesejumlah daerah yang ada
di dalam ataupun luar negeri. Konsumen yang telah menggunakan produknya
bukan hanya dari kalangan militer, melainkan dari sipil seperti BNPB,
Basarnas, PMI, dan Kementerian Sosial. Ditambahkan Payet Paiman, sebagai
fungsi pengawasan setiap jenis produk militer yang telah dipasarkan,
wajib dilaporkan kepada pihak Kemhan dan TNI. Paiman,
Terkait kegiatan penelitian atau riset
terhadap produk terbarunya yaitu Payung parasut, pihaknya bekerjasama
dengan tenaga ahli dari badan Litbang dari berbagai pihak seperti
Litbang Kemhan dan TNI serta dibantu oleh personel TNI AU, TNI AD. Riset
yang dilakukan pada setiap produk barunya memerlukan waktu 1 tahun 2
bulan serta memakan biaya 1, 2 Milyar untuk Uji coba produk. Penggunaan
Local Content dari produk payung parasut juga sudah mencapai 72 %.
Usai mengamati perkembangan dari CV Maju
Mapan, rangkaian kegiatan Pers Tour Kemhan 2014 diteruskan dengan
meninjau Divisi Munisi PT Pindad di Turen, Malang, Jawa Timur. Para
wartawan yang hadir saat itu juga diberi kesempatan untuk menyaksikan
secara langsung dari proses produksi munisi dari jenis Munisi Kaliber
Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB). Mulai dari proses peregangan
selongsong, proses pembentukan, proses pembubutan, proses inspeksi atau
pemeriksaan komponen selongsong dan proyektil, visualisasi, kemudian
proses perakitan komponen selongsong dan proyektil hingga proses
penyusunan dan pengemasan munisi secara utuh.
Kepala Divisi Munisi PT Pindad, I Wayan
Sutama dalam penjelasannya kepada wartawan, berkat bantuan dari
pemerintah saat ini Divisi Munisi telah menambah mesin-mesin modern baru
dari Amerika, Jerman dan Belgia guna meningkatkan kapasitas produksi
MKK khususnya Kaliber 5,56 mm. Dengan adanya mesin-mesin tersebut
diharapkan Tahun 2015 kapasitas produksi MKK ini bisa mencapai 140 juta
butir pertahun, yang sebelumnya hanya 120 juta pertahun.
Disamping itu Divisi Munisi Pindad
tengah melaksanakan beberapa Program pengembangan, yang diantaranya pada
lini MKB. Pada lini MKB PT Pindad bekerjasama dengan Industri Rheinmetall Defence Jerman melaksanakan Transfer of Technology (ToT)
hingga siap menjadi pemasok MKB berkaliber 120 mm untuk Tank Leopard.
Untuk persiapan pembuatannya, Pindad telah menyiapkan lahan seluas 3
hektar di Gunung Layar, Malang, sebagai tempat pembuatan munisi kaliber
besar yang bisa digunakan oleh Leopard. Namun Wayan Sutama belum bisa
memastikan apakah Pindad akan membuatnya secara keseluruhan atau hanya
perakitan. Selain munisi untuk Tank Leopard, design munisi hampa dan
munisi asap berkaliber 106 mm yang dapat digunakan latihan pada Tank
Canon dan Meriam Howitzer juga telah dilakukan. Kedepannya Divi Munisi
berencana menambah lini munisi Kaliber lain, yaitu, membangun produksi
Munisi Kaliber Besar Roket (MKBR) yang dimulai dari jarak 20 hingga 40
km sesuai dengan permintaan pihak pengguna.
I Wayan Sutama menambahkan pengembangan
lain pihaknya akan mengarah kepada produk bahan peledak dan kembang api
komersial. Oleh karena itu pihaknya juga telah melakukan penjajakan
dengan Kepolisian RI guna membahas regulasi yang berfungsi pengawasan
dalam hal proses pendistribusian dan penggunaannya.
Sumber : DMC Kemhan
No comments:
Post a Comment