BALIKPAPAN (MI) : TNI ajukan rencana pembangunan jalan patroli di sepanjang titik-titik
patok di perbatasan Kalimantan Timur dan Kalimatan Utara dengan Negara
Malaysia. Rencananya jalan ini membentang sepanjang 1.034 kilometer dari
Long Apari di Kutai Barat di Kalimantan Timur hingga Sei Ular di
Nunukan, Kalimantan Utara.
Pembangunan jalan patroli diperkirakan memerlukan dana sedikitnya Rp 2 triliun. Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman mengatakan TNI sedang mengajukan anggaran itu ke pemerintah.
“Rencana sudah matang. Sekarang kami sedang memohon ke pemerintah pusat untuk membuat jalan patroli, tapi belum ada anggarannya,” kata Dicky usai menutup kegiatan Karya Bakti TNI Kodam VI Mulawarman TA 2014, Senin (11/8/2014).
Dicky mengatakan, jalan patroli tersebut direncanakan memiliki lebar 12 meter dan berjarak 50 meter dari patok batas negara Indonesia-Malaysia. TNI merancang jalan bisa dilintasi kendaraan pengangkut logistik dan kendaraan aksi cepat. Mereka juga akan menempatkan pos-pos penjagaan beserta prajurit-prajuritnya di situ.
Tak hanya jalan
Menurut Dicky, TNI juga akan memasang pemantau di sepanjang jalan patroli yang direncanakan itu. Alat pemantau ini berteknologi laser yang mampu memantau keluar-masuknya orang atau kendaraan.
"Jadi dari pos ke pos tidak lagi pakai helikopter. Kami pakai helikopter secara terbatas saja. Dengan jalan menyambung terus dengan hutannya, maka pengamanan lebih mudah. Kendaraan bisa lebih lancar dan pasukan yang tinggal di pinggir hutan akan lebih cepat (pergerakannya),” papar Dicky.
Perbatasan Malaysia-Indonesia membentang sepanjang 2.019 km dari Tanjung Batu di Kalimantan sebelah Barat Laut, melewati dataran tinggi pedalaman Kalimantan, hingga ke Teluk Sebatik dan Laut Sulawesi di Timur Kalimantan.
Dengan panjang perbatasan itu, banyak persoalan yang bisa terjadi mulai dari penyelundupan narkoba, pedagang lintas perbatasan, hingga penyelundupan tenaga kerja ilegal. Jalan patroli diharapkan bisa mengurangi dampak persoalan perbatasan tersebut.
Pembangunan jalan patroli diperkirakan memerlukan dana sedikitnya Rp 2 triliun. Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Dicky Wainal Usman mengatakan TNI sedang mengajukan anggaran itu ke pemerintah.
“Rencana sudah matang. Sekarang kami sedang memohon ke pemerintah pusat untuk membuat jalan patroli, tapi belum ada anggarannya,” kata Dicky usai menutup kegiatan Karya Bakti TNI Kodam VI Mulawarman TA 2014, Senin (11/8/2014).
Dicky mengatakan, jalan patroli tersebut direncanakan memiliki lebar 12 meter dan berjarak 50 meter dari patok batas negara Indonesia-Malaysia. TNI merancang jalan bisa dilintasi kendaraan pengangkut logistik dan kendaraan aksi cepat. Mereka juga akan menempatkan pos-pos penjagaan beserta prajurit-prajuritnya di situ.
Tak hanya jalan
Menurut Dicky, TNI juga akan memasang pemantau di sepanjang jalan patroli yang direncanakan itu. Alat pemantau ini berteknologi laser yang mampu memantau keluar-masuknya orang atau kendaraan.
"Jadi dari pos ke pos tidak lagi pakai helikopter. Kami pakai helikopter secara terbatas saja. Dengan jalan menyambung terus dengan hutannya, maka pengamanan lebih mudah. Kendaraan bisa lebih lancar dan pasukan yang tinggal di pinggir hutan akan lebih cepat (pergerakannya),” papar Dicky.
Perbatasan Malaysia-Indonesia membentang sepanjang 2.019 km dari Tanjung Batu di Kalimantan sebelah Barat Laut, melewati dataran tinggi pedalaman Kalimantan, hingga ke Teluk Sebatik dan Laut Sulawesi di Timur Kalimantan.
Dengan panjang perbatasan itu, banyak persoalan yang bisa terjadi mulai dari penyelundupan narkoba, pedagang lintas perbatasan, hingga penyelundupan tenaga kerja ilegal. Jalan patroli diharapkan bisa mengurangi dampak persoalan perbatasan tersebut.
Sumber : KOMPAS
Ide yang sangat bagus. Mudah-mudahan segera terlaksana. Sangat penting untuk mobilisasi pasukan. Kapan-kapan kita caplok negara tetangga. Jangan cuma dicaplokin terus!
ReplyDelete