Tuesday, November 25, 2025

KRI Rumah Sakit TNI AL Bersiap Berlayar ke Gaza Dukung Operasi Kemanusiaan

 


Jakarta (MI) : Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul memastikan bahwa TNI Angkatan Laut siap mendukung penuh rencana pemerintah mengirimkan pasukan perdamaian ke Gaza. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah kesiapan Kapal Republik Indonesia (KRI) jenis Rumah Sakit untuk terlibat dalam operasi kemanusiaan.

“Pada prinsipnya, ketiga KRI tersebut siap untuk dikirimkan dan melaksanakan operasi kemanusiaan,” ujar Tunggul saat dikonfirmasi pada Selasa (25/11/2025).

Saat ini, TNI AL memiliki tiga KRI Rumah Sakit yang dirancang khusus untuk memberikan layanan medis selama operasi militer maupun misi kemanusiaan, yaitu:

  • KRI dr. Soeharso-990

  • KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991

  • KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992

Meski demikian, Tunggul menegaskan bahwa belum diputuskan kapal mana yang akan diberangkatkan dalam misi perdamaian ke Gaza.


Personel TNI AL Disiapkan untuk Misi Perdamaian

Selain menyiapkan alutsista, TNI AL juga sedang memfinalisasi komposisi prajurit yang akan diberangkatkan bersama pasukan perdamaian. Personel yang dikirim akan diprioritaskan memiliki keahlian di bidang kesehatan dan konstruksi, karena tugas utama mereka adalah membantu proses rehabilitasi bagi masyarakat sipil yang terdampak perang.

TNI AL dijadwalkan mengerahkan sekitar 5.000 personel, atau 25 persen dari total 20.000 prajurit yang disiapkan dalam misi ini.


Rencana Pemerintah Mengirim 20.000 Pasukan Perdamaian

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan rencana besar untuk mengirim 20.000 pasukan perdamaian ke Gaza melalui Yordania. Informasi ini disampaikan setelah Sjafrie bertemu Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Yordania, Mayor Jenderal Pilot Yousef Ahmed Al-Hunaity, di Kementerian Pertahanan pada Jumat (14/11/2025).

“Presiden Prabowo menyiapkan pasukan cukup besar. Kita juga sedang memperkuat pembangunan kekuatan pertahanan di Indonesia,” jelas Sjafrie. “Karena itu, beliau memaksimalkan 20.000 prajurit dengan spesifikasi utama di bidang kesehatan dan konstruksi,” tambahnya.


Misi yang Digagas Berdasarkan Perkembangan Perdamaian Palestina–Israel

Rencana pengiriman pasukan perdamaian ini muncul setelah pemerintah melihat adanya sinyal positif dari proses perdamaian antara Palestina dan Israel, termasuk gencatan senjata serta pelucutan senjata yang mulai berlangsung.

Pasukan yang akan dikirim nantinya bertugas menjaga stabilitas dan mempertahankan kondisi damai agar proses politik dapat berjalan hingga tercapai kesepakatan jangka panjang bagi kedua pihak.

No comments:

Post a Comment