Surabaya (MI) : Tentara Nasional Indonesia, TNI akan
memperingati ulang tahunnya ke-69 di Surabaya, Selasa (06/10), yang
akan ditandai pameran besar-besaran sistem peralatan senjata terbaru
hasil modernisasi yang diklaim telah berjalan lebih cepat dari target.
Namun
seorang pengamat mengatakan, modernisasi sistem persenjataan Indonesia
saat ini belum optimal dan masih membutuhkan setidaknya satu dekade lagi
untuk dapat berperan maksimal.
Berbeda dengan acara ulang tahun
TNI sebelumnya yang digelar sederhana, perayaan yang akan digelar hari
ini di Surabaya akan memamerkan secara besar-besaran hasil modernisasi
sistem persenjataan utama TNI.
Unjuk kekuatan sistem persenjataan
terbaru ini, seperti kehadiran pesawat F-16, Sukhoi, tank Leopard serta
kapal frigate terbaru, juga diniatkan untuk memberitahu bahwa militer
Indonesia serius mengadopsi teknologi militer terbaru.
Modernisasi alat utama sistem senjata alias alusista TNI sesuai rencana jangka panjang untuk
menjangkau kebutuhan mininum TNI, demikian keterangan Kementerian Pertahanan, yang saat ini melampaui target.
"Sekarang
kita sudah mencapai 40% dari target 100% sampai tahun 2024, sehingga
dalam dua rencana strategis yang akan datang selama 10 tahun, pemerintah
diharapkan dapat mencapai 60% sisanya," kata Kadispen Kementerian
Pertahanan Brigjen Sisriadi Iskandar kepada wartawan BBC Indonesia,
Heyder Affan, Senin (06/10) sore.
Belum maksimal
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya telah mengumumkan akan menghabiskan
anggaran pertahanan hingga Rp 150 triliun Rupiah antara 2010-2014 dan
menargetkan tercapainya kemandirian senjata untuk kebutuhan TNI.
Ini dilakukan setelah sistem persenjataan Indonesia
tertinggal semenjak 15 tahun terakhir sehingga kalah bersaing dengan sistem persenjataan negara-negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia.
Peneliti masalah pertahanan
dari CSIS, Iis Gindarsah mengatakan, saat ini keberadaan alutsista belum
maksimal untuk mengamankan seluruh wilayah Indonesia.
"Dengan
kekuatan modernisasi alutsista sedikitnya 40% yang sudah dijangkau, dari
100% target yang akan dicapai, tentu belum maksimal," kata Iis
Gindarsah kepada BBC Indonesia.
"Contoh, jumlah kapal yang dimiliki TNI belum mencukupi untuk mengcover seluruh wilayah kepulauan Indonesia," katanya.
Sebuah penelitian lembaga
strategi keamanan di London menyebutkan, anggaran belanja persenjataan
di Asia selama tahun lalu meningkat 14 persen, termasuk Indonesia dan
negara Asia Tenggara lainnya.
Ketidakpastian
konflik perbatasan di perairan Laut Cina Selatan dianggap salah-satu pencetusnya, demikian analisa pengamat.
Dalam
perkembangan terakhir, Indonesia telah menjalin kerjasama dengan Korea
Selatan untuk pengadaan sistem persenjataan utama senilai 8 miliar Dolar
Amerika Serikat.
Sumber : BBC
No comments:
Post a Comment