SUBANG (MI) : Kabupaten Subang dipilih
sebagai tempat pembangunan industri propelan Indonesia dalam rangka
mendukung kemandirian alat utama sistem persenjataan (Alutsista).
Peletakan batu pertama pembangunan industri propelan itu akan
dilaksanakan hari ini, Jumat (10/10/2014) oleh Menteri Pertahanan RI
Purnomo Yusgiantoro, di kawasan Energetic Material Center (EMC) PT
Dahana, Subang. Menteri Perindustrian MS Hidayat, Tim Komite Kebijakan
Industri Pertahanan (KKIP) juga akan turut hadir dalam acara tersebut.
Propelan merupakan bahan pendorong roket atau peluru yang tersusun
atas fuel, oksidator, dan aditif. Propelan base adalah bahan bakar
dengan fuel dan oksidator yang sudah terpadu dalam satu senyawa kimia
seperti misalnya nitrocellulose atau nitroglycerine atau nitroguanidin.
"Kebutuhan propelan dalam negeri sampai saat ini masih sepenuhnya
diperoleh dari impor sehingga sangat rawan terhadap embargo dan
kemandirian kemampuan pertahanan NKRI," kata Direktur Utama PT Dahana, F
Harry Sampurno dalam rilis yang diterima Tribun, Kamis (9/10/2014).
Menurutnya, pembangunan pabrik propelan ini memiliki nilai strategis,
karena mendorong kemandirian ketahanan dan pertahanan nasional serta
penegakan kedaulatan negara. Itu karena propelan merupakan komponen
utama untuk amunisi bagi kebutuhan operasi TNI dan POLRI.
Propelan sendiri merupakan bagian dari dari tujuh program nasional
untuk kemandirian alutsista yang telah ditetapkan oleh pemerintah
melalui Tim KKIP.
Ketujuh program nasional tersebut adalah pengembangan program jet
KFX/IFX, program pembangunan kapal selam, program pembangunan industri
propelan, pengembangan roket nasional, pengembangan peluru kendali
nasional, pengembangan radar nasional, dan pengembangan medium tank.
Untuk mendukung berdirinya industri itu, pemerintah menggandeng
perusahaan asal Prancis yakni Roxel dan Eurenco. Sedangkan Indonesia
menunjuk BUMN yang bergerak dalam bidang bahan peledak, PT Dahana.
"Sebagai tahap awal, propelan yang akan diproduksi untuk memenuhi jenis
munisi kaliber kecil (MKK)," ujar Harry.
Sumber : TRIBUNNEWS
No comments:
Post a Comment