PT. CMI dan Lockheed Martin kembangkan radar militer |
JAKARTA (MI) : Indonesia telah membukakan peluang
industri pertahanan bagi perusahaan asing untuk masuk. Syaratnya,
perusahaan itu harus mengandeng perusahaan dalam negeri untuk
memproduksi peralatan pertahanan dan militer.
Menteri Pertahanan
RI Purnomo Yusgiantoro menyatakan, kepada perusahaan penerbitan,
penelitian dan perusahaan konsultan global, Oxford Business Group (OBG)
di Jakarta belum lama ini menyatakan aturan baru tersebut berarti
sekarang perusahaan asing bisa bekerjasama dengan perusahaan dalam
negeri.
"Waktu yang lalu, sektor pertahanan Indonesia tertutup bagi investor
asing sementara dengan peraturan baru ini memungkinkan investor luar
negeri untuk masuk ke sektor ini melalui kerjasama," tuturnya.
Yusgiantoro
berbicara dengan OBG sebagai bagian dari penyusunan hasil penelitian
untuk Laporan: Indonesia 2013, tentang panduan kegiatan ekonomi negara
Grup dan peluang investasi yang disusun dengan bantuan penelitian dari
BKPM, Kamar Dagang Indonesia & Industri (KADIN), Lubis Santosa &
Maramis dan Pricewaterhouse Coopers (PWC).
Laporan ini akan
mencakup panduan sektor-per-sektor secara rinci untuk investor asing, di
samping berbagai wawancara dengan para pemimpin politik, ekonomi dan
bisnis yang paling menonjol.
Menteri mengatakan, prioritas
pemerintah adalah untuk menghasilkan industri pertahanan manufaktur yang
akan memproduksi peralatan militer secara lokal bila memungkinkan,
dengan memastikan bahwa pengetahuan dan keterampilan tersebut dialihkan
kepada tenaga kerja lokal selama usaha kerjasama berlangsung.
"Dana
sebesar US$ 15 milyar telah dialokasikan untuk produksi peralatan
pertahanan di dalam negeri lima tahun ke depan," katanya.
"Pembelian peralatan militer dari luar negeri juga diperbolehkan
dengan syarat alih teknologi yang tepat dijamin sepenuhnya. Yang penting
bagi kami adalah setiap kesepakatan militer yang kami tandatangani
dengan pemerintah asing harus memastikan adanya alih pengetahuan
berkelanjutan."
Beliau menyoroti perusahaan patungan negara dengan
Korea Selatan untuk memproduksi tiga kapal selam yang akan memastikan
Indonesia secara bertahap mengambil peran yang lebih besar sebagaimana
proyek tersebut bergulir.
"Kapal selam pertama akan dibangun di
Korea Selatan, yang kedua akan dibangun di bawah skema usaha patungan
(joint venture) antara Indonesia dan Korea Selatan, sementara kami
berharap bahwa kapal selam ketiga akan sepenuhnya dibangun di Indonesia
oleh Galangan Indonesia, PT PAL," katanya.
Sumber : Tribunnews
No comments:
Post a Comment