Seng ada lawan….Mungkin kata kata itu pantas, dilekatkan kepada pasukan TNI yang mengikuti Lomba Tembak Internasional Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 7 -17 Mei 2012, di Puckapunyal Military Area, Victoria – Australia.
Lomba menembak ini diikuti lebih 300 petembak Angkatan Darat atau Marinir dari negara: Australia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jepang, Selandia Baru, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina,Brunei Darussalam dan Timor-Leste. Tentara RRC dan Tonga datang sebagai peninjau, yang akan bergabung tahun 2013.
Pasukan TNI keluar sebagai juara umum, sekaligus mempertahankan gelar juara umum berturut-turut selama 5 tahun di ajang yang sama.
Pasukan TNI keluar sebagai juara umum, sekaligus mempertahankan gelar juara umum berturut-turut selama 5 tahun di ajang yang sama.
Yang mencengangkan, perolehan medali kontingen Indonesia (TNI AD), jauh mengungguli peserta lain. Padahal tentara negara lain mengirimkan tim terbaik, seperti: Amerika Serikat= USMCST (US Marine Shooting Team) dan US Army, Inggris=BACST, Malaysia=MAST, Australia AACST-Allan dan AACST-Steve.
Mari Kita lihat perolehan medalinya:
TNI AD menyabet 25 medali emas, sementara juara kedua Australia jauh tertinggal hanya 9 medali emas. Lebih mengerikan lagi USMC hanya mendapatkan 2 medali emas. Adapun pasukan Inggris, Jepang dan Perancis, tidak memperoleh emas satu pun.
TNI AD menyabet 25 medali emas, sementara juara kedua Australia jauh tertinggal hanya 9 medali emas. Lebih mengerikan lagi USMC hanya mendapatkan 2 medali emas. Adapun pasukan Inggris, Jepang dan Perancis, tidak memperoleh emas satu pun.
Tentu kita heran, mengapa perolehan medali ini sangat timpang. Apa saja yang dilakukan militer negara negara lain, saat berlatih senjata ?
Semua peserta tentu serius dan mengirimkan tim terbaik, karena membawa nama negara dan mempertaruhkan nama pasukan. Apalagi Australia sebagai tuan rumah. Mereka bahkan mengirim dua tim, untuk memperoleh medali secara maksimal. Tapi kenyataannya jauh tertinggal dari pasukan TNI.
Seperti apa sebenarnya lombak menembak tersebut ?. Lihat saja kategorinya: 300, 400, 450 meter Deliberate-Rifle, 300 meter Rapid- Rifle, 200, 400 meter Snap- Rifle, Service rifle long range individual aggregate, Long range team aggregate- riffle, Applied Marksmanship Practice- rifle, Closer quarter practice Individual an team, Barricade match, Advanced application of fie- pistol, Closer quarter practice-pistol, Combat pistol, Service pistol individual, Assault-LSW, Team snap, Team assault/defance, Rifle falling plates, pistol tiles, Sniper observation/cold shot, sniper snap, Night combat pistol, barricade teams, Machine Gun Match dan banyak lagi. Dasyat bukan ?
Lebih dasyat lagi, kontingen TNI AD mengusung senjata Pindad SS 2 dari berbagai varian. Nama senjata SS 2 Pindad semakin terkenal di dunia karena keakuratannya. Moto One Shot One Kill, sudah melekat di senjata SS 2 Pindad dan Kontingen Indonesia.
Kapten Fisher dari Australia berceletuk: “Pangkat sersan saja meraih 25 emas, bagaimana kalau perwira dikirim ?”, disambut tawa pecah dari anggota lainnya. Maklum negara lain mengirim cukup banyak perwira.
Kapten Chusse Jean dari Kanada menambahkan: “Bolehkah tukar dengan Austeyr F-88 atau Howa 89 ?. Saya ingin membawa pulang SS 2, biar jago menembak”.
Semua peserta tentu serius dan mengirimkan tim terbaik, karena membawa nama negara dan mempertaruhkan nama pasukan. Apalagi Australia sebagai tuan rumah. Mereka bahkan mengirim dua tim, untuk memperoleh medali secara maksimal. Tapi kenyataannya jauh tertinggal dari pasukan TNI.
Seperti apa sebenarnya lombak menembak tersebut ?. Lihat saja kategorinya: 300, 400, 450 meter Deliberate-Rifle, 300 meter Rapid- Rifle, 200, 400 meter Snap- Rifle, Service rifle long range individual aggregate, Long range team aggregate- riffle, Applied Marksmanship Practice- rifle, Closer quarter practice Individual an team, Barricade match, Advanced application of fie- pistol, Closer quarter practice-pistol, Combat pistol, Service pistol individual, Assault-LSW, Team snap, Team assault/defance, Rifle falling plates, pistol tiles, Sniper observation/cold shot, sniper snap, Night combat pistol, barricade teams, Machine Gun Match dan banyak lagi. Dasyat bukan ?
Lebih dasyat lagi, kontingen TNI AD mengusung senjata Pindad SS 2 dari berbagai varian. Nama senjata SS 2 Pindad semakin terkenal di dunia karena keakuratannya. Moto One Shot One Kill, sudah melekat di senjata SS 2 Pindad dan Kontingen Indonesia.
Kapten Fisher dari Australia berceletuk: “Pangkat sersan saja meraih 25 emas, bagaimana kalau perwira dikirim ?”, disambut tawa pecah dari anggota lainnya. Maklum negara lain mengirim cukup banyak perwira.
Kapten Chusse Jean dari Kanada menambahkan: “Bolehkah tukar dengan Austeyr F-88 atau Howa 89 ?. Saya ingin membawa pulang SS 2, biar jago menembak”.
Dengan prestasi gemilang ini, kontingen Indonesia terlihat sangat percaya diri berada di antara pasukan lain, sambil menenteng senjata SS 2 Pindad. Seng…ada lawan
wow bangga nya :D bravo tni
ReplyDeleteTERIMAKASIH INDONESIA,,, AKU MENCINTAIMU...!!!!
ReplyDeleteTni terbaik pejabat koruptor seharusnya yg menjadi sasaran tembak ss2 pindad
ReplyDeleteINDONESIA HEBAT !!! DI MASA KEPEMIMPINAN JOKOWI-JK, INDONESIA BERUBAH DARI NEGARA BERKEMBANG MENJADI NEGARA INDUSTRI BARU
ReplyDeleteALLAHU AKBAR...SEMOGA TAHUN DEPAN BISA BAWA PULANG MEDALI EMAS LEBIH BANYAK LAGI.AMIIIIIIIIIIN YAA RABBAL ALAMIIIIN..
ReplyDelete