Jakarta (MI) : Perayaan hari kemerdekaan merupakan
refleksi terhadap perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Sejumlah tantangan dan
ujian dalam pembangunan bangsa, telah dilalui bersama. Banyak keberhasilan pembangunan
yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia selama kurun waktu kemerdekaan ini.
Salah satu keberhasilan itu, terlihat pada aspek pembangunan pertahanan.
“Keberhasilan ditandai dengan
kebangkitan dan penguatan industri pertahanan nasional dalam mendukung
pemenuhan kebutuhan alutsista pertahanan. Peran industri pertahanan nasional
harus terus didukung dan didayagunakan agar master plan-nya selalu sesuai
dengan pembangunan kekuatan TNI, mulai dari pemenuhan kekuatan pokok TNI sampai
pada perwujudan postur ideal,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro dalam
sambutannya saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan HUT ke-69 Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia, di Lapangan Setjen Kemhan, Jakarta, Minggu
(17/8).
Menhan menjelaskan industri
pertahanan nasional merupakan pilar utama suksesnya pertahanan dan secara umum
sangat berguna bagi pembangunan Indonesia. Disamping itu, pembelian dan
pengadaan alutsista untuk ketiga matra TNI terus dilakukan sebagai bagian dari
moderisasi alutsista TNI.
Terpisah, Kepala Pusat Komunikasi
Publik Kemhan, Brigjen TNI Sisriadi menyampaikan perkembangan modernisasi alat
utama sistem persenjataan (Alutsista) prioritas TNI sebelum dan sesudah Oktober
2014 termasuk perkembangan industri pertahanan.
Menurut Sisriadi, modernisasi
alutsista prioritas TNI khusus untuk Mabes TNI, TNI AD, TNI AL, dan TNI AU.
Sisriadi menjelaskan, Mabes TNI
memiliki 75 unit kendaraan taktis (Rantis) sebelum Oktober 2014 dan ditargetkan
590 unit sesudah Oktober 2014. Mabes TNI juga mengadakan Alutsista sebanyak 75
unit kendaraan angkut munisi 5 ton sebelum Oktober 2014 dan ditargetkan 225
unit sesudah Oktober 2014.
Sisriadi juga menyampaikan
perkembangan alutsista TNI AD. Menurutnya, sebelum Oktober 2014, TNI AD
memiliki satu unit Heli serang dan direncanakan sebanyak 11 unit. Selanjutnya,
sebelum Oktober 2014, TNI AD memiliki 6 unit Heli Angkut Bell dan 16 unit Heli
Serbu serta jat dan munisi. Selain itu, untuk kendaraan tempur (Ranpur) jenis
MBT Leopard sebelum Oktober 2014 sebanyak 56 unit dan 124 unit sesudah Oktober
2014.
Sementara itu, Alutsista
prioritas TNI AD yakni ME Armed 155 Howitzer Caesar buat Prancis sebanyak 4
unit sebelum Oktober 2014 dan 33 unit sesudah Oktober 2014; Rudal MLRS Astros
II sebanyak 13 unit sebelum Oktober 2014 dan 25 unit sesudah Oktober 2014;
Rudal Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) jenis VSHORAD Mistral buatan Prancis
sebanyak 9 unit sebelum Oktober 2014 dan 127 unit sesudah Oktober 2014; dan
Rudal Arhanud jenis Thales, UK produk luar negeri ditargetkan 111 unit sesudah
Oktober 2014.
Sementara itu, alutsista TNI AL
meliputi Tank Amfibi BMP-3F Sucad sudah diserahkan 37 unit pada tanggal 28
Desember 2013; Kapal Bantu Hidro Oceanografi sebanyak 2 unit yang akan
diserahkan pada 11 Oktober 2015; Panser Amfibi BTR 4 sebanyak 5 unit sesudah
Oktober 2014; MLRS Kal 122 MM buatan China sebanyak satu unit dan pengadaannya
sesudah Oktober 2014; demikian juga satu unit MLM KRI KLS Korvet Tahap I yang
dibuat di Inggris akan diserahkan pada 30 April 2016; satu unit MLM KRI KLS
Korvet Tahap II yang dibuat di PT PAL Indonesia sebanyak satu unit. Sementara
itu, 2 unit CN-235 MPA akan diproduksi di PT Dirgantara Indonesia sesudah
Oktober 2014; Kapal Layar Latih asal Spanyol sebanyak satu unit sesudah Oktober
2014; Multi Role Light Frigates (MRLF) buatan Singapura saat ini sudah ada
sebanyak 3 unit; dan Heli Aks+Sucad buatan PT DI sebanyak 11 unit sesudah
Oktober 2014.
Untuk Alutsista TNI AU, lanjut
Sisriadi, saat ini sudah ada 16 unit Pesawat Tempur T50i hasil kerja sama KAI
dan Korea, 6 unit SU-30 MK2 dan DUK buatan Rusia; dan Heli Full Combat SAR
Mission direncanakan 6 unit sesudah Oktober 2014.
TNI AU juga saat ini telah
memiliki 7 unit Pesawat CN-295 hasil kerja sama PTDI dan Airbus Military, dan
akan ditambah 2 unit sesudah Oktober 2014. Selanjutnya, saat ini telah ada 2
unit Oerlikon Contrabes AG buatan Swiss, dan ditambah 4 unit sesudah Oktober
2014.
Sisriadi menambahkan, program
khusus Alutsista non bergerak direncanakan 8 unit setelah Oktober 2014 untuk
jenis Heli Serang Apache AH-64E buatan Amerika Serikat. Selain itu, 6 unit
hasil Up Grade pesawat F-16, saat ini berjuamlah 6 unit dan direncanakan 18
unit sesudah Oktober 2014.
Sementara itu, dua unit Restorasi
C-130 Hercules yang ada saat ini, akan ditambah 2 unit yakni pada Nopember 2014
dan Maret 2015.
Kemhan, lanjut Sisriadi, 3 unit
Kapal Selam Diesel Electric Klas DSME 209 buatan Korea Selatan akan diserahkan
kepada TNI AL pada Maret 2017, Oktober 2017 dan Desember 2018.
Alutsista non prioritas lainnya
untuk TNI AL, adalah satu unit Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) buatan Belanda
yang rencananya akan didatangkan pada Juni 2016 dan satu unit lagi pada bulan
Juni 2018.
Sementara itu, TNI AU juga telah
memiliki 4 unit Pesawat Super Tucano buatan Brazil dan 12 unit akan diserahkan
minggu kedua bulan September 2014.
Dalam Renstra 2010-2014, Kemhan
juga mendorong pengadaan Alutsista dalam negeri. Sebagai contoh, alutsista
untuk TNI AD saat ini dalam proses produksi di PT Pindad yakni Retrofit AMX-13
termasuk 14 unit Panser APS 2 (6x6) yang juga sedang dalam proses pembuatan di
PT Pindad.
Alutsista TNI AL yang diproduksi
dari dalam negeri sebanyak 3 unit untuk jenis Platform KCR Type 40 diproduksi
di PT Palindo Marine dan diserahkan ke TNI AL pada 15 Januari 2014. TNI AL juga
akan mendatangkan alutsista produk dalam negeri yakni 2 unit Kapal Angkut Tank
yang diproduksi PT Dok Perkapalan Kodja Bahari pada 9 Spetember 2014 dan satu
unit Kapal Tank produk PT Daya Radar Utama pada 2 September 2014.
Sedangkan TNI AU juga mendorong
pengadaan alutsista produk dalam negeri, misalnya satu unit CN-235 produk PTDI
yang ditargetkan selesai pada Desember 2015. “Kemhan terus mendorong pengadaan
alutsista yang diproduksi dari dalam negeri,” kata Brigjen TNI Sisriadi.
Sumber : Jurnas
No comments:
Post a Comment