Jayapura (MI) : Menjelang Hari Ulang Tahun ke-69 Republik Indonesia Tahun 2014,
Pangdam XVII/Cenderawasih Drs. Christian Zebua, M.M., berhasil merangkul
masyarakat Papua yang beda paham dengan NKRI. Keberhasilan tersebut
ditandai dengan adanya penyerahan beberapa pucuk senjata api dari
kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan dengan sadar ingin bergabung
kepangkuan ibu pertiwi tanpa melakukan kontak senjata. Tepat pada
tanggal 16 Agustus 2014 di Distrik Ransiki Kab. Mansinam Selatan,
Pangdam menerima penyerahan 8 pucuk senjata yang diserahkan langsung
oleh anak kandung Panglima Kasuari Alex Saiba dari OPM yang juga
merupakan tokoh masyarakat setempat.
Dalam kegiatan penyerahan senjata tersebut dilanjutkan kegiatan
penandatanganan surat pernyataan kesetiaan oleh Beni Sayori, Yance
Mandacan, Ajue Mandacan, Asper Mandacan dan Yohanes Biet yang merupakan
tokoh masyarakat setempat. Beberapa kegiatan tersebut merupakan bukti
dari keberhasilan pendekatan yang dilakukan oleh Pangdam terhadap
masyarakat Papua. Selain itu, Pangdam juga berhasil memberi kepastian
tentang pelaksanaan upacara bendera pada Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia yang ke-69 yaitu semula direncanakan Pemda dilaksanakan pada
hari Minggu 18 Agustus 2014, namun dengan pendekatan yang dilakukan oleh
Pangdam maka Pemda sepakat untuk melaksanakan detik-detik proklamasi
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2014 dan bukan tanggal 18 Agustus 2014.
Masyarakat di Papua yang mayoritas beragama Kristen, beranggapan
bahwa pelaksanaan upacara bendera dalam rangka memperingati HUT ke-69 RI
akan dilaksanakan pada hari Senin (18 Agustus 2014) mengingat hari
Minggu (17 Agustus 2014) bertepatan dengan pelaksanaan Ibadah umat
nasrani. Namun, Pangdam telah memberikan keyakinan kepada seluruh umat
di Papua dan Papua Barat bahwa upacara bendera yang kita laksanakan pada
Minggu 17 Agustus 2014 juga merupakan ibadah.
Karena jika upacara pelaksanaan HUT RI dilaksanakan pada tanggal 18
Agustus 2014 maka suasananya pun akan terasa berbeda. Keyakinan yang
diberikan oleh Pangdam ini berdasarkan pembicaraannya dengan Ketua
Sinode-sinode yang berada di Jayapura yaitu ketua Sinode GKI dan Ketua
Sinode Baptis yang telah diketahui oleh Provinsi Jayapura. Ketua Sinode
menjelaskan kepada Pangdam bahwa tidak ada masalah jika upacara
dilaksanakan pada hari Minggu karena kebaktian bisa diatur. Hal tersebut
merupakan salah satu keberhasilan Pangdam dalam melaksanakan pendekatan
agama terhadap tokoh agama yang ada di Papua.
Dengan adanya penyerahan senjata api dan penandatanganan kesetiaan
terhadap NKRI dari masyarakat yang berbeda paham, maka ini adalah bukti
nyata keberhasilan tugas yang dilaksanakan Pangdam berdasarkan strategi
yang di terapkan diantaranya pendekatan agama, pendekatan budaya dan
pendekatan kesetaraan.
Diharapkan dengan keberhasilan Pangdam tersebut bisa menjadi motivasi
bagi kita semua generasi penerus yang berada di Tanah Papua untuk bisa
saling merangkul dan menghindari konflik di antara kita serta dapat
menciptakan suasana damai dan sejahtera di tanah Papua. Karena bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta perdamaian tanpa peperangan.
Sumber : Kodam17cenderawasih
Terima kasih banyak Drs. Christian Zebua, M.M. kau lah ciri" pemimpin masa depan Indonesia, dengan pendekatan damai tanpa angkat senjata.
ReplyDeleteMohon kiranya agar Kesejahteraan Rakyat Papua Menjadi Perhatian khusus Oleh Pemerintah.Puluhan Tahun Indonesia Merdeka Namun Sebagian Besar Rakyat Papua Belum Menikmatinya.NKRI tidak lengkap tanpa Papua.We Love Papua,Orang Papua Juga Saudara Kita.
ReplyDelete