JEPANG (MI) : Sebuah televisi Jepang,
Niconico dalam beritanya 14 Januari 2014 mengungkapkan Indonesia ditipu
Korea Selatan (Korsel) untuk proyek pesawat jet tempur KFX/IFX dengan
nilai, disebutkan televisi tersebut, 7,5 juta dolar AS.
Berita 4 menit 24 detik itu menyebutkan, pihak Korsel seenaknya
menghentikan proyek tersebut tahun 2013, lalu seenaknya sendiri,
meninggalkan Indonesia, membuat pesawat jet tempur KFX-E di Korsel,
"Kasihan sekali Indonesia apa tidak tahu ya kalau dibohongi Korsel,"
ungkap berita tersebut yang bisa diakses lewat web
[http://www.nicovideo.jp/watch/sm22672024] dalam bahasa Jepang.
Proyek pengembangan Korean Fighter Xperiment (KFX)/ Indonesian
Fighter Xperiment (IFX) inisiatif Korsel yang disepakati bersama
Indonesia ketika Presiden Korsel Lee Myung-bak yang tiba di Indonesia
tahun 2009, sehingga kedua negara sepakat membentuk proyek kerjasama ini
dengan biaya 8 miliar dolar AS di mana Indonesia membayar 20 persennya.
Program itu bernama Program Administrasi Akuisisi Pertahanan.
Sekitar 30 tenaga insinyur Indonesia dikirimkan ke Korsel untuk
mengembangkan bersama proyek pesawat jet tempur generasi ke-4 dan ke-5.
Tapi tahun 2013 terhenti dan banyak yang mempertanyakan proyek tersebut,
termasuk berbagai pihak di Jepang.
Namun pada konperensi pers 7 Januari 2014, Menteri Pertahanan Purnomo
Yusgiantoro, usai Rapim Kemhan yang dihadiri Panglima TNI, dan Kepala
Staf Angkatan di Kemhan, mengatakan kepada pers, "Ada berita gembira
bahwa pengembangan pesawat KFX/IFX dilanjutkan. Beberapa waktu lalu
berhenti, tetapi sekarang sudah disetujui parlemen Korsel dan
ditindaklanjuti."
Proyek produksi bersama pesawat KFX antara Indonesia dan Korea
Selatan yang telah disetujui pada tahun 2011, telah berhasil
menyelesaikan tahap pertama yaitu technology development phase (TD
Phase) pada Desember 2012.
Dalam pelaksanaan TD Phase selama 20 bulan pihak Indonesia dan Korea
telah membentuk "Combine R&D Centre" (CRDC) dan telah mengirim
sebanyak 37 engineer Indonesia yang merupakan kerja sama kedua negara di
CRDC untuk melaksanakan perancangan pesawat KF-X/IF-X bersama engineer
Korea.
Menurut Menhan, tidak ada perubahan dalam kerja sama dengan Korsel,
meski proyek bersama itu tertunda lantaran ada pergantian pemerintahan
baru dan parlemen baru.
"Mereka minta ke kita dan ternyata sudah diuji. Keputusannya sudah
'On'. Apa yang kami lakukan dulu kita lanjutkan ke tahap berikutnya,
akhir rencana kerja kedua kita sudah punya prototipe KFX dan IFX,"
tuturnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin
menambahkan, Kemhan menerima surat konfirmasi dari Korsel pada 3 Januari
2014 tentang kepastian dilanjutkannya proyek bersama itu.
Dalam surat konfirmasi itu disebutkan, anggaran tahun 2015 sudah
diputuskan parlemen Korea Selatan bahwa akan mengeluarkan anggaran untuk
KFX 20 juta dolar AS dan Indonesia sebesar 5 juta dolar AS.
"Tahun 2015, kita memasuki development manufacturing, sehingga pada
2014 ini kita akan segera siapkan personel enginering kita. Desain
center Indonesia di Bandung akan kembali bekerja aktif 2015," paparnya.
Pesawat ini bakal lebih canggih dari pesawat tempur yang dimiliki.
Sumber : TRIBUNNEWS
No comments:
Post a Comment