Jakarta (MI) : Proyek kerja sama pembuatan tiga kapal selam antara Indonesia
dan Korea Selatan (Korsel) tetap diteruskan. Proyek kapal selam ini tak
terimbas penundaan proyek pengembangan pesawat tempur Korean Fighter
Xperiment (KFX)/Indonesian Fighter Xperiment (IFX) karena kondisi
ekonomi di Korsel. "Tidak ada penundaan. Proyek kapal selam tetap
diteruskan sesuai jadwal yang ada," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik,
Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigjen TNI Sisriadi, saat dihubungi
Koran Jakarta, Minggu (17/3).
Itu artinya kapal selam pertama dan kedua hasil kerja sama kedua negara akan rampung pada 2016. Dia menambahkan mulai April 2013, tahapan pembuatan kapal selam sudah masuk pada steel cut atau pemotongan baja. "Steel cut merupakan tahapan awal dari pembuatan kapal selam. Diharapkan selesai dalam 40 bulan," jelas Sisriadi.
Dia menjelaskan pembuatan kapal selam tak tertunda seperti KFX karena mekanisme yang digunakan adalah jual-beli, sedangkan proyek KFX menggunakan mekanisme kerja sama. "Kalau sampai tertunda, artinya pihak Korsel harus membayar denda," kata dia. Seperti diketahui, Kemhan telah mengirimkan 130 personel ke Korsel pada Februari 2013 lalu untuk proyek pembuatan kapal selam.
Para personel itu diambil dari anggota TNI AL, ahli kapal selam dari PT PAL, dan sejumlah aka demisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. "Pada 36 bulan pertama, mereka hanya akan memperhatikan cara membuat kapal selam," kata Staf Ahli Kementerian Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin.
Hartind menjelaskan dua dari tiga kapal selam yang dibeli Indonesia akan dibuat di Korsel melalui perusahaan galangan Daewoo Shipbuiliding Marine Enginering (DSME). Pembuatan kapal selam pertama berlangsung dalam kurun 36 bulan. Selama itu pula teknisi dari Indonesia akan memperhatikan dengan saksama cara mereka merakit hingga akhirnya kapal selam itu selesai.
Masih Dibantu
Pada pembuatan kapal selam kedua, barulah para teknisi itu ikut turun. Namun, masih akan dibantu dari pihak Korsel. "Separo teknisi dari kita, separo dari mereka," kata dia. Pembuatan kapal selam kedua ini diperkirakan lebih singkat, yakni hanya 20 bulan. Pasalnya, pihak Korsel dan Indonesia menargetkan bisa membangun dua kapal selam itu dalam kurun 56 bulan atau sekitar 4,5 tahun.
"Diperkirakan dua kapal selam itu akan selesai pada pertengahan 2016," ujar Hartind. Untuk pembuatan kapal selam ketiga, pengerjaan sepenuhnya dilakukan teknisi Indonesia. Hartind mengatakan pembuatan kapal selam ketiga ini akan dilakukan di galangan PT PAL di Surabaya.
Meski demikian, pihak DSME tetap akan mengawasi pembuatannya. "Proses pembuatannya diperkirakan memakan waktu 24-36 bulan," kata dia. Kapal selam berjenis 209 dengan teknologi setara jenis 214 ini diperkirakan menghabiskan dana 1 miliar dollar atau 10 triliun rupiah. Pembayarannya menggunakan anggaran APBN 2010-2014.
Itu artinya kapal selam pertama dan kedua hasil kerja sama kedua negara akan rampung pada 2016. Dia menambahkan mulai April 2013, tahapan pembuatan kapal selam sudah masuk pada steel cut atau pemotongan baja. "Steel cut merupakan tahapan awal dari pembuatan kapal selam. Diharapkan selesai dalam 40 bulan," jelas Sisriadi.
Dia menjelaskan pembuatan kapal selam tak tertunda seperti KFX karena mekanisme yang digunakan adalah jual-beli, sedangkan proyek KFX menggunakan mekanisme kerja sama. "Kalau sampai tertunda, artinya pihak Korsel harus membayar denda," kata dia. Seperti diketahui, Kemhan telah mengirimkan 130 personel ke Korsel pada Februari 2013 lalu untuk proyek pembuatan kapal selam.
Para personel itu diambil dari anggota TNI AL, ahli kapal selam dari PT PAL, dan sejumlah aka demisi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. "Pada 36 bulan pertama, mereka hanya akan memperhatikan cara membuat kapal selam," kata Staf Ahli Kementerian Pertahanan, Mayjen Hartind Asrin.
Hartind menjelaskan dua dari tiga kapal selam yang dibeli Indonesia akan dibuat di Korsel melalui perusahaan galangan Daewoo Shipbuiliding Marine Enginering (DSME). Pembuatan kapal selam pertama berlangsung dalam kurun 36 bulan. Selama itu pula teknisi dari Indonesia akan memperhatikan dengan saksama cara mereka merakit hingga akhirnya kapal selam itu selesai.
Masih Dibantu
Pada pembuatan kapal selam kedua, barulah para teknisi itu ikut turun. Namun, masih akan dibantu dari pihak Korsel. "Separo teknisi dari kita, separo dari mereka," kata dia. Pembuatan kapal selam kedua ini diperkirakan lebih singkat, yakni hanya 20 bulan. Pasalnya, pihak Korsel dan Indonesia menargetkan bisa membangun dua kapal selam itu dalam kurun 56 bulan atau sekitar 4,5 tahun.
"Diperkirakan dua kapal selam itu akan selesai pada pertengahan 2016," ujar Hartind. Untuk pembuatan kapal selam ketiga, pengerjaan sepenuhnya dilakukan teknisi Indonesia. Hartind mengatakan pembuatan kapal selam ketiga ini akan dilakukan di galangan PT PAL di Surabaya.
Meski demikian, pihak DSME tetap akan mengawasi pembuatannya. "Proses pembuatannya diperkirakan memakan waktu 24-36 bulan," kata dia. Kapal selam berjenis 209 dengan teknologi setara jenis 214 ini diperkirakan menghabiskan dana 1 miliar dollar atau 10 triliun rupiah. Pembayarannya menggunakan anggaran APBN 2010-2014.
Sumber: Koran Jakarta
No comments:
Post a Comment