JAKARTA (MI) : Panglima
TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, pihaknya tengah mencari cara
untuk menenggelamkan kapal asing yang menangkap ikan secara ilegal di
wilayah laut Indonesia sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.
Langkah itu mesti dilakukan agar tak menuai kecaman.
Meski begitu, Moeldoko ingin TNI tetap tegas melaksanakan perintah
Presiden itu. Kondisi psikologis juga harus dipahami dengan baik. Karena
itu, Moeldoko akan mengadakan pertemuan untuk menyamakan mekanisme
penenggelaman kapal.
"Nanti kita diskusikan lebih bagus lagi. Nanti ada cara-cara yang lebih elegan yang bisa diterima dunia internasional," ujar Moeldoko.
Moeldoko mengingatkan, jangan sampai instruksi Presiden ini disalahartikan saat penindakan. Misalnya, ada kapal masuk wilayah kita yang berisi manusia, lalu langsung ditembak dengan pesawat tempur. Hal-hal semacam itu harus dihindari.
"Tapi, jauh lebih penting bangsa Indonesia memiliki ketegasan yang sama terhadap illegal fishing maupun ilegal lainnya," kata Moeldoko.
Presiden sebelumnya meminta aparat terkait bisa melakukan tindakan tegas terhadap aksi pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia. Tidak hanya mengejar lalu menangkap, Jokowi bahkan menginstruksikan agar kapal-kapal pencuri ikan itu ditenggelamkan untuk memberikan efek jera.
"Nggak usah tangkap-tangkap, langsung saja tenggelamkan. Tenggelamkan 10 atau 20 kapal, nanti baru orang mikir," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Namun, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, Badan Keamanan Laut tidak dapat seenaknya menenggelamkan kapal asing yang dianggap ilegal. Sebab, ada prosedur penindakan hukum yang berlaku di laut dan disepakati oleh dunia internasional.
Sumber : KOMPAS
"Saya perintahkan KSAL disiapkan perencanaan dengan baik. Jangan
sampai kita masuk dalam situasi kecaman global. Ini yang harus
diwaspadai," kata Moeldoko saat mengadakan pertemuan dengan perwira
tinggi TNI seusai membuka latihan penanggulangan terorisme di Batalyon
461 Paskhas di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (1/12/2014), seperti
dikutip Antara.
"Nanti kita diskusikan lebih bagus lagi. Nanti ada cara-cara yang lebih elegan yang bisa diterima dunia internasional," ujar Moeldoko.
Moeldoko mengingatkan, jangan sampai instruksi Presiden ini disalahartikan saat penindakan. Misalnya, ada kapal masuk wilayah kita yang berisi manusia, lalu langsung ditembak dengan pesawat tempur. Hal-hal semacam itu harus dihindari.
"Tapi, jauh lebih penting bangsa Indonesia memiliki ketegasan yang sama terhadap illegal fishing maupun ilegal lainnya," kata Moeldoko.
Presiden sebelumnya meminta aparat terkait bisa melakukan tindakan tegas terhadap aksi pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia. Tidak hanya mengejar lalu menangkap, Jokowi bahkan menginstruksikan agar kapal-kapal pencuri ikan itu ditenggelamkan untuk memberikan efek jera.
"Nggak usah tangkap-tangkap, langsung saja tenggelamkan. Tenggelamkan 10 atau 20 kapal, nanti baru orang mikir," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Namun, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan, Badan Keamanan Laut tidak dapat seenaknya menenggelamkan kapal asing yang dianggap ilegal. Sebab, ada prosedur penindakan hukum yang berlaku di laut dan disepakati oleh dunia internasional.
Sumber : KOMPAS
Ealah - muka duang serem - gak breani . jgn asal janji aja to pak
ReplyDelete