JAKARTA (MI) : Buntut
ditolaknya surat kepercayaan duta besar Indonesia untuk Brazil Toto
Riyanto oleh Presiden Brazil Dilma Roussef, pemerintah mengatakan akan
menurunkan impor alutsista dari negeri samba itu. Bahkan, pemerintah pun
sedang mengkaji pembatalan pembelian pesawat militer Brazil.
"Kalau kaya begitu ya sudah, kita turunkan juga sikap kita, mengurangi impor termasuk alutsista. Lagi dipertimbangkan (pembatalannya) kita periksa dulu macam apa kita punya komitmen, kontraknya," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Lebih lanjut, kata JK, hubungan perdagangan Indonesia dengan Brazil lebih banyak didominasi impor ke Indonesia. Salah satu yang impor dari Brazil yang menyita perhatian yaitu pembelian alutsista TNI AU.
Meski begitu, JK tak khawatir apabila Indonesia mengurangi impor alutsista dari Brazil. Pasalnya, kata dia, banyak negara lain yang siap memberikan pasokan alutsista seperti pesawat seperti Korea, dan Jepang. "Banyak negara yang bisa suplai, jepang, eropa, Korea, banyak sekali," kata dia.
Tercatat, Indonesia membeli satu skuadron (16 unit) pesawat terbang turboprop counter-insurgence multi peran EMB-314 Super Tucano dari Brazil untuk TNI AU. Sampai saat ini belum semua unit Super Tucano itu diterima Indonesia.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Indonesia melakukan protes keras terhadap Pemerintah Brasil yang menolak menerima Duta Besar Indonesia untuk Brasil, Toto Riyanto. Kemenlu pun kemudian menarik Toto dari Brasil untuk selanjutnya melakukan protes keras.
"Kemenlu sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan Pemerintah Brasil terkait dengan penundaan secara mendadak penyerahan credential Duta Besar RI untuk Brasil, Toto Riyanto, setelah diundang secara resmi untuk menyampaikancredentialpada upacara di Istana Presiden Brasil pada pukul 09.00 pagi (waktu Brasillia), Jumat (20/2/2015)," kata pernyataan pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (21/2/2015).
Kemenlu pun menilai penolakan Presiden Brasil Dilma Rousseff adalah bentuk tindakan yang tidak dapat diterima oleh Pemerintah Indonesia.
"Cara penundaan penyerahan credential yang dilakukan oleh Menlu Brasil secara tiba-tiba pada saat Dubes RI untuk Brasil telah berada di Istana Presiden Brasil merupakan suatu tindakan yang tidak dapat diterima oleh Indonesia."
Lebih jauh, Kemenlu memastikan telah menarik Toto dari Brasil untuk selanjutnya kembali ke Indonesia. Kemenlu pun protes keras terhadap penolakan tersebut.
"Kalau kaya begitu ya sudah, kita turunkan juga sikap kita, mengurangi impor termasuk alutsista. Lagi dipertimbangkan (pembatalannya) kita periksa dulu macam apa kita punya komitmen, kontraknya," ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (24/2/2015).
Lebih lanjut, kata JK, hubungan perdagangan Indonesia dengan Brazil lebih banyak didominasi impor ke Indonesia. Salah satu yang impor dari Brazil yang menyita perhatian yaitu pembelian alutsista TNI AU.
Meski begitu, JK tak khawatir apabila Indonesia mengurangi impor alutsista dari Brazil. Pasalnya, kata dia, banyak negara lain yang siap memberikan pasokan alutsista seperti pesawat seperti Korea, dan Jepang. "Banyak negara yang bisa suplai, jepang, eropa, Korea, banyak sekali," kata dia.
Tercatat, Indonesia membeli satu skuadron (16 unit) pesawat terbang turboprop counter-insurgence multi peran EMB-314 Super Tucano dari Brazil untuk TNI AU. Sampai saat ini belum semua unit Super Tucano itu diterima Indonesia.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Indonesia melakukan protes keras terhadap Pemerintah Brasil yang menolak menerima Duta Besar Indonesia untuk Brasil, Toto Riyanto. Kemenlu pun kemudian menarik Toto dari Brasil untuk selanjutnya melakukan protes keras.
"Kemenlu sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan Pemerintah Brasil terkait dengan penundaan secara mendadak penyerahan credential Duta Besar RI untuk Brasil, Toto Riyanto, setelah diundang secara resmi untuk menyampaikancredentialpada upacara di Istana Presiden Brasil pada pukul 09.00 pagi (waktu Brasillia), Jumat (20/2/2015)," kata pernyataan pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (21/2/2015).
Kemenlu pun menilai penolakan Presiden Brasil Dilma Rousseff adalah bentuk tindakan yang tidak dapat diterima oleh Pemerintah Indonesia.
"Cara penundaan penyerahan credential yang dilakukan oleh Menlu Brasil secara tiba-tiba pada saat Dubes RI untuk Brasil telah berada di Istana Presiden Brasil merupakan suatu tindakan yang tidak dapat diterima oleh Indonesia."
Lebih jauh, Kemenlu memastikan telah menarik Toto dari Brasil untuk selanjutnya kembali ke Indonesia. Kemenlu pun protes keras terhadap penolakan tersebut.
Sumber : KOMPAS
No comments:
Post a Comment