Sydney (MI) : Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, pada Rabu kemarin membantah hubungan bilateral dengan Indonesia retak karena isu penyadapan yang kini tengah merebak. Dia bahkan mengatakan terus menanti untuk tetap dapat bekerja sama dengan Indonesia.
Hal itu diungkap Bishop sebelum dia bertolak ke Bali untuk menghadiri Bali Democracy Forum (BDF), diberitakan harian Sydney Morning Herald (SMH) Rabu, 6 November 2013. Pernyataan Bishop mengesampingkan fakta adanya ancaman dari Menlu Marty Natalegawa yang memprotes keras adanya aksi spionase apabila hal tersebut terbukti kebenarannya.
Selain itu, Marty turut memperingatkan bahwa isu spionase berpotensi menggagalkan kerjasama yang dijalin dua negara, khususnya terkait pencegahan aksi terorisme dan penyelundupan manusia.
"Saya tidak terima apabila ada pernyataan yang menyebut adanya keretakan hubungan kedua negara akibat isu tersebut," ujar Bishop kepada stasiun televisi ABC pada Selasa kemarin.
Bahkan, lanjut Bishop, dirinya menantikan diskusi lainnya yang bersifat produktif dengan Menlu Marty serta Menteri-Menteri lain dari Indonesia. Dia mengaku telah bertemu dengan beberapa Menteri dari Indonesia pada Selasa kemarin dan menghasilkan diskusi yang bermanfaat bagi kedua negara. Pertemuan itu secara khusus membahas mengenai kerjasama penanggulangan aksi teror dan penyelundupan manusia.
Tuduhan aksi spionase yang dilakukan oleh Badan Intelijen Australia (DSD) kali pertama muncul di harian SMH beberapa waktu lalu. Pemberitaan yang mengutip dokumen mantan agen intelijen AS, Edward J. Snowden itu, menyebut DSD membangun sebuah pos penyadapan di gedung Kedutaan dan Konsulat Jenderal di Jakarta dan kota lainnya.
Pos yang disebut STATEROOM itu juga dibangun di beberapa Gedung Kedutaan Australia di negara lain seperti Malaysia, Filipina, China, Timor Timur dan Papua Nugini.
Sumber : VIVAnews
No comments:
Post a Comment