JKGR (MI) : Kemampuan TNI secara personal maupun team, baik AD, AL dan AU sudah terbukti kuat, jauh sebelum adanya program MEF 1, dikarenakan nyali dan kemampuan uji kombatan personel, lahir dengan karakter kombat, bukan dari “laskar hentak bumi ”
apalagi begitu ditambahkan alutista cukup mumpuni.
Hal ini membuat negara-negara lain takut dan segan karena mereka banyak mengandalkan alutista modern, tetapi skill rendah. Contoh , US Navy Seal berguru ke Indonesia dalam hal surviving, tactical lead di Hutan Banongan, Situbondo Jawa Timur. Pengakuan kualitas tentara Indonesia di atas rata-rata, juga datang dari beberapa negara. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya mereka latihan bersama dengan Indonesia.
Mengenai kapal selam, alutsista itu merupakan benteng pertahanan terkahir RI dan bersifat senyap, mematikan serta unsur rahasia.
Pernahkah kalian mendengar unsur lambung KS 402 dan KS 401 adalah punya turunan ?. Hanya petinggi TNI AL yang tahu membedakan mana yang Rusia maupun mana yang Jerman.
Kemampuan TNI dalam mengutak-atik alutista dan mengkombninasikan/ meng-gado-gado alutista sudah tidak usah dipertanyakan lagi. Contoh KRI OWA buatan Belanda tahun 1968 (NATO) dapat dikonversikan dengan rudal Yakhont buatan Rusia. Kepiawaian inilah salah satu unsur kemampuan matra TNI. Belum lagi nanti korvet kelas sigma dari Belanda, dikonversikan dengan rudal R-han buatan indonesia dan juga rudal C-705, unsur radar maupun peluncur.
Belum lagi helikopter Anti-Kapal Selam (AKS) nantinya akan ” menuntun” Rudal yakhont, maupun C705 buatan China,
karena alutista biasanya di ”lock” unsur sofware maupun hardwarenya oleh negera penerbit. Hal ini mudah dilakukan oleh TNI.
Kembali lagi kisah KS indonesia era Presiden Sukarno, berjumlah 12 unit. Satu ”terdampar ” di Surabaya untuk museum degan lambung 410. Lalu bagaimana kisah Kapal selam lainnya ?. Bisa jadi akan diutak atik oleh TNI untuk bisa beroperasi. Sampai saat ini, Hiu semua kelas Whiskey yang note bene di atasnya KILO class tentu masih misteri dan tidak ada beritanya, apakah kapal tersebut dijual maupun di”sekolahkan ”.
Belum lagi TNI AU mencampur beberapa rudal dan bahkan bom dalam negeri agar bisa masuk di pesawat F-16 , maupun Sukhoi. Pemasangan rudal dan persenjataan tentulah disesuaikan dengan tugas operasi.
MLRS Astross II. Kenapa Indonesia membeli sekitar 40 truk peluncur beserta baterainya ?. Hal ini memang akan disinergikan dengan rudal buatan dalam negeri seperti R-Han,Rx420,RX550. Indonesia hanya kekaurangan teknologi pemandunya saja, untuk bisa sejajar dengan India, China dan Rusia. Jarak jelajah rudal Indonesia bisa kisaran 3 digit.
Dari ulasan saya di atas, kesimpulannya adalah: Biarkan TNI saja yang tahu alutistanya, baik kekuatan maupun operasinya. Justru yang berbahaya adalah, komponen-komponen bangsa yang ” mati ” akan cinta NKRI maupun cinta tanah air dan bangsa. Sudahkah anda saat mengibarkan bendera merah putih ?. ( By Adi).
Sumber : JKGR
No comments:
Post a Comment