Delegasi pasukan khusus 18 negara berfoto bersama di Pusat Pemeliharaan Misi Perdamaian Sentul, Bogor, kemarin (9/9)
BOGOR (MI) : Pasukan khusus dari 18 negara sedang berkumpul di Sentul,
Bogor. Mereka mengikuti pelatihan bersama counter terrorism training
selama lima hari. "Indonesia bangga menjadi tuan rumah pasukan pasukan
terbaik di dunia," ujar Panglima TNI Jenderal Moeldoko saat membuka
pelatihan bertajuk CTX " ADMM plus itu.
Moeldoko menjelaskan, pasukan elit kontra teror akan bersama-sama
mencari strategi paling pas untuk mencegah terorisme. "Prinsip utama
adalah mencegah sebelum terjadi. Ini butuh strategi yang akan difikirkan
bersama," kata doktor di bidang ilmu pemerintahan Universitas Indonesia
itu.
TNI Juga sedang menggagas sebuah badan baru bernama Komando Operasi
Khusus TNI (Indonesian Special Operation Command). "Unit itu nanti
merupakan wadah dari operasi gabungan yang akan melibatkan pasukan elit
ketiga matra TNI," katanya.
Secara struktur keorganisasian, komando operasi baru TNI ini nanti
akan langsung berada di bawah panglima TNI. Untuk saat-saat awal, kajian
internal TNI menyatakan TNI AD melalui Komando Pasukan Khusus TNI AD
menjadi pucuk pimpinan.
Sebenarnya, selain Korps Baret Merah itu, ada beberapa lagi pasukan
khusus di lingkungan TNI yang berkemampuan intelijen, kontra intelijen,
pertempuran trimatra (beraksi di laut, udara, dan darat), dan lain-lain.
Mereka adalah Detasemen Jalamangkara Korps Marinir TNI AL, Komando
Pasukan Katak TNI AL, dan Detasemen B90 Bravo Korps Pasukan Khas TNI AU.
Masih ada lagi Batalion Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL, yang
fungsinya lebih mirip dengan US Marine Scouts pada Korps Marinir Amerika
Serikat.
Kekuatan, kemampuan, dan doktrin dari seluruh pasukan khusus TNI
itulah yang akan disatukan di dalam Komando Operasi Khusus TNI tanpa
menghilangkan identitas dan doktrin awal pasukan. Ada beberapa model
organisasi dan pengerahan yang bisa diikuti.
"Bentuk idealnya masih dirumuskan. Bisa dalam bentuk regu komando yang kecil namun unsurnya lengkap," katanya.
"Pasukan-pasukan khusus 10 negara ASEAN hadir ditambah mitranya dari
Amerika Serikat, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, India, Rusia,
China, dan Australia." Latihan gabungan pasukan-pasukan elit 18 negara
ini baru pertama kali dilaksanakan di dunia, hasil dari Pertemuan
Menteri Pertahanan se-ASEAN di Hanoi, Viet Nahm, pada 2010.
Moeldoko menjelaskan, aksi terorisme kini dilakukan secara mandiri
dengan struktur organisasi linier, terpisah, dan tidak jelas." Duta
Besar Amerika Serikat untuk ASEAN, David Carden juga hadir membuka acara
itu."
Sumber : jambi-independent
No comments:
Post a Comment