JAKARTA (MI) : Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono meminta kepada jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI),
khususnya perwira pertama dan perwira menengah agar selalu dekat dengan
jajaran prajurit. Kedekatan dengan prajurit diyakini dapat mencegah
terjadinya peristiwa seperti pembunuhan empat tahanan di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, DI Yogyakarta, maupun
bentrokan antar kesatuan.
Harapan itu disampaikan Presiden ketika
acara ramah tamah dengan jajaran TNI di Mabes TNI AD, Jakarta, Selasa
(9/4/2013). Ikut dalam acara Wakil Presiden Boediono, Panglima TNI
Laksamana Agus Suhartono, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo,
Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Menteri Sekretaris
Negara Sudi Silalahi, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dan
Sekretaris Kabinet Dipo Alam.
Presiden mengatakan, perkembangan
teknologi membuat hubungan antarmasyarakat menjadi berjarak. Jika dulu
banyak hal dilakukan dengan tatap muka, kini bisa dilakukan jarak jauh
melalui teknologi.
Presiden lalu bercerita gaya kepemimpinan
ketika dirinya masih menjadi perwira menengah di AD. Ketika itu, SBY
mengaku hampir selama 24 jam bersama prajurit di kesatuannya. "Saya jam 6
pagi senam bareng prajurit, jam 7 apel, lalu pelajaran. Jam 2 siang
apel, lalu pulang. Jam 4 sore main voli atau bola. Malam main gaple sambil ngobrol-ngobrol dengarkan cerita-cerita lucu, ceritakan juga keluarganya. Besoknya bagun pagi senam," kata SBY.
"Oleh
karena itu, letnan, kapten, mayor, sampai letnan kolonel harus dekat
dan sehari-harinya bersama mereka. Tidak mungkin mereka tidak mengetahui
apa yang terjadi di kesatuan itu. Sensitif, peka atas keganjilan, ada
kumpul-kumpul enggak wajar," tambahnya.
Presiden meminta kepada
jajaran perwira perwira dan pewira menengah di daerah agar pola hubungan
seperti itu dihidupkan kembali. Pasalnya, jajaran diatas mereka sudah
berjarak dengan prajurit. SBY meminta agar kedepan jangan sampai ada
komandan yang tidak tahu anggotanya melakukan hal yang menyimpang.
"Apalagi
(melakukannya) dalam kelompok. Meskipun dia tidak terlibat langsung,
mereka memiliki tanggung jawab. Apalagi kalau terlibat. Memang berat
sebagai komandan," pungkas Presiden.
Sumber : KOMPAS
No comments:
Post a Comment