Bandung (MI) : Untuk meningkatkan kinerja dan tugas-tugas TNI Angkatan Darat di lapangan, PT Dirgantara Indonesia (DI) menyerahkan sebanyak enam unit helikopter angkut tipe Bell-421 EP kepada Kementerian Pertahanan RI, dengan nilai keseluruhan 65 juta USD. Proses penyerahan alutsista tersebut dilakukan di hanggar Rotary Wing PT DI, Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jumat (15/3/2013). (photo : Kompas)
TNI AD Terima Enam Helikopter Angkut
BANDUNG, KOMPAS.com - Untuk meningkatkan kinerja dan tugas-tugas TNI Angkatan Darat di lapangan, PT Dirgantara Indonesia (DI) menyerahkan enam unit helikopter angkut tipe Bell-421 EP kepada Kementerian Pertahanan RI. Proses penyerahan alutsista tersebut dilakukan di hanggar Rotary Wing PT DI Jalan Pajajaran Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).
Dari data yang diperoleh Kompas.com, penyerahan enam unit helikopter tersebut didasarkan pada kontrak jual beli No. TRAK/145/PLN/III/2012/AD tertanggal 6 Maret 2012, antara Kemenhan dan PTDI dengan sumber dana berasal dari Fasilitas Kredit Ekspor TA 2009.
"Semoga dengan penyerahan enam helikopter ini akan membawa pengaruh besar bagi kemampuan TNI, khususnya TNI AD dalam menghadapi tugas-tugas yang semakin berat," kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso saat ditemui di tempat penyerahan.
Sementara itu, Budi juga mengatakan kalau perakitan enam helikopter yang mayoritas komponennya masih dibawah lisensi Bell Tektron USA ini dipercepat sebelum masa tenggat waktu November 2013.
"Enam helikopter ini sebenarnya akan diserahkan September, Oktober dan November 2013. Tapi kami terpaksa lembur karena permintaan dipercepat demi mendukung rencana latihan gabungan TNI," beber Budi.
Di tempat yang sama, Kepala Branahan Kemhan RI Laksamana Muda TNI Rachmad Lubis mengatakan dengan diserahkannya enam helikopter itu sebelum waktu yang ditentukan, telah membuktikan kemampuan industri alat pertahanan dalam negeri bisa bersaing dengan produk luar negeri.
"Kita juga ingin meminimalkan ketergantungan kita terhadap alutsista dari luar negeri. Kami juga mendukung PT DI untuk meningkatkan profesionalisme sehingga bisa bersaing dengan produk luar negeri," ujar dia.
Sementara itu, Wakasad Letjen TNI Moeldoko mengatakan enam heli tersebut akan dimanfaatkan untuk menambah kekurangan alutsista di empat skuadron yaitu Skuadron 11 Serbu, Skuadron 12 Serbu, Skuadron 21 Serbu dan Skuadron 31 Serbu.
"Karena jenisnya yang bisa dimanfaatkan sebagai alat serbu maka heli ini akan melengkapi jumlah alutsista heli yang kita miliki sekarang, yang baru berjumlah 23, yaitu 15 heli serang dan delapan armada serbu," ujarnya.
Ketika ditanya soal target, Moeldoko mengatakan kalau TNI AD memiliki rencana untuk melengkapi setiap skuadron dengan 12 heli serbu.
Baca Juga :
Enam Heli TNI AD yang Baru Itu Senilai Rp 624 Miliar
BANDUNG, KOMPAS.com -- Enam helikopter jenis Bell-412 EP diserahkan PT. Dirgantara Indonesia (DI) kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI, Jumat (15/3/2013). Keenam helikopter pesanan Kemenhan yang masuk kontrak jual dengan Nomor TRAK/145/PLN/III/2012/AD tanggal 6 Maret 2012 itu harganya senilai 65 juta dolar AS atau setara dengan Rp 624 miliar. Satu unit helikopter dinilai Rp 104 miliar karena dilengkapi senapan mesin otomatis.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Budi Santoso menjelaskan, tingginya harga enam helikopter tersebut dikarenakan masih berada dalam lisensi Bell Tekstron USA sehingga komponennya didatangkan dari negeri Paman Sam.
"Harga enam helikopter itu sudah termasuk dengan senapan mesin otomatis. Heli ini juga spek mesinnya lebih tangguh dari tujuh heli yang sudah kita kirim sebelumnya 2012 lalu. Jadi kita sudah kirim 13 helikopter untuk TNI AD," kata Budi Santoso saat konferensi pers di Hanggar Rotary PT DI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).
Selain enam helikopter dengan kemampuan angkut hingga 13 orang itu, Budi mengatakan, PT DI dan Kemenhan juga telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk menyelesaikan pesanan helikopter sejenis sebanyak 16 unit dengan masa kontrak hingga 2014 dengan nilai 170 juta dolar AS.
"Tapi kemampuan kita hanya sanggup menyelesaikan enam unit setiap tahunnya," ujar Budi.
Di tempat yang sama, Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI Moeldoko mengamini permintaan alutsista tersebut. Menurutnya, PT DI diharapkan mampu menyelesaikan seluruh kebutuhan alutsista TNI AD di empat skuadron, meski diakuinya jumlah 16 heli sisanya belum mampu menutupi kebutuhan TNI AD.
"Untuk total heli yang kita butuhkan sebenarnya mencapai 33 unit, dan baru 13 dengan yang enam ini. Kalau berangan-angan, TNI AD sebenarnya ingin mendatangkan alutsista jenis helikopter yang modern dan lebih canggih seperti Apache ataupun Black Hawk," kata Moeldoko.
"Untuk itu kami ajak bapak DPR RI dari Komisi 1 dan juga Kemenhan agar mengetahui kebutuhan kami, semoga saja bisa diusulkan," harapnya.
Sebelumnya, untuk meningkatkan kinerja dan tugas-tugas TNI Angkatan Darat di lapangan, PT Dirgantara Indonesia (DI) menyerahkan sebanyak enam unit helikopter angkut tipe Bell-421 EP kepada Kementrian Pertahanan RI. Proses penyerahan alutsista tersebut dilakukan di hanggar Rotary Wing PT DI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (15/3/2013).
Untuk perakitan enam helikopter yang mayoritas komponennya masih di bawah lisensi Bell Tekstron USA ini pun dipercepat sebelum masa tenggat waktu November 2013, dengan alasan mengejar waktu untuk latihan gabungan TNI.
Sumber : Kompas
^^"Enam helikopter ini sebenarnya akan diserahkan September, Oktober dan November 2013. Tapi kami terpaksa lembur karena permintaan dipercepat demi mendukung rencana latihan gabungan TNI," beber Budi.^^...waaaahhh waaaahhh lembur yang di omongin..Pak BUDI PT.DI usahakan kita bisa membuat ALUTISTA Produksi sendiri jangan bergantung dengan negara lain,,Seandainya terjadi komflik>>misalnya komflik sama Malaysia udah pasti Alutista kita yang dari Amrik di Boikot,soale Malaysia konconya Amrik,.Abis tu kita mau pakai petasan buat pertahankan diri???..Saya Bangga seandainya PT.DI bisa membuat ALUTISTA untuk TNI Kita...TERIMAKASIH...
ReplyDelete