Surabaya (MI) : Kapal
Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 yang
berada di jajaran Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim menembakkan
roket sasaran udara dalam Latihan Parsial III Operasi Amfibi tahun 2013
disekitar perairan Madura, Selasa (26/03). Sedikitnya ada sepuluh roket
yang diluncurkan ke udara yang disusul dengan rentetan tembakan meriam
Penangkis Serangan Udara (PSU) kaliber 12,7 mm, 20 mm dan 25 mm.
Peluncuran
roket dari KRI Sultan Iskandar Muda merupakan simulasi latihan menembak
sasaran udara pada malam hari atau disebut dengan istilah Anti Air Rapid Open Fire Exercise (Aarofex). Roket
tersebut merupakan jenis peluru untuk sasaran udara, pengelabuhan
sasaran peluru kendali lawan sekaligus dapat memancarkan cahaya sangat
terang (rocket flare). Dalam latihan itu roket yang diluncurkan disimulasikan sebagai pesawat terbang musuh.
Latihan
menembak malam merupakan salah satu rangkaian Latihan Parsial III
Operasi Amfibi 2013, dimana unsur-unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi
(Kogasgabfib) mendapat serangan udara dari pesawat intai musuh. Ancaman
itu direspon oleh kapal-kapal perang yang tergabung dalam Kogasgabfib
dengan memberikan perlawanan anti serangan udara.
Hal
ini bertujuan untuk melindungi kapal pengangkut pasukan pendarat amfibi
Marinir TNI AL yang diincar oleh pesawat udara musuh. Kemampuan
pertahanan udara sangat dibutuhkan dalam gelar operasi amfibi, karena
ancaman serangan udara musuh dapat berpotensi menimbulkan kerusakan yang
signifikan bagi kapal perang bahkan dapat membuat misi menjadi gagal.
Oleh
karena itu 20 unsur kapal perang yang terlibat dalam latihan perang
tersebut berlomba untuk menjatuhkan target berupa roket flare yang
ditembakkan dari KRI Sultan Iskandar Muda, dengan menembakkan meriam
PSU yang dimiliki. Dari puluhan roket yang diluncurkan hampir seluruhnya
dapat ditembak jatuh oleh kapal-kapal perang TNI AL.
Suasana
malam hari di tengah laut perairan Utara Madura yang gelap dan sunyi,
seketika itu pecah menjadi sebuah pertempuran udara yang seru. Kilatan
cahaya roket yang meluncur diudara, terus diburu ribuan butir amunisi
meriam Penangkis Serangan Udara, hingga dari beberapa roket itu jatuh ke
Laut terkena tembakan.
Bantuan Tembakan Kapal
Suasana
pagi yang cerah di KRI Sultan Iskandar Muda – 367 tiba – tiba
dipecahkan oleh alarm peran tempur bahaya permukaan. Meskipun matahari
masih enggan bersinar, akan tetapi dalam waktu yang sangat singkat
seluruh ABK sudah menempati pos tempur masing – masing dengan pakaian
lengkap dan peralatan tempurnya. Suatu momentum yang menunjukkan
kesigapan dan terlatihnya prajurit TNI AL dalam setiap kondisi dan
waktu. Pagi ini perairan Situbondo diramaikan oleh beberapa KRI yang
akan melaksanakan latihan penembakan simulasi target permukaan berupa Tomato Killer.
Hal ini merupakan salah satu rangkaian Latihan Parsial III Operasi
Amfibi yang menitik beratkan pada pendaratan amfibi di Pantai Banongan,
Situbondo.
KRI
yang terlibat latihan penembakan adalah KRI SHN – 366, KRI SIM – 367,
dan KRI FKO – 368. Masing-masing kapal penembak mendapatkan kepercayaan
untuk melaksanakan eksekusi penembakan pada sasaran. Setelah satu hari
sebelumnya melaksanakan kalibrasi meriam 76 mm, data tersebut digunakan
dalam penembakan kali ini. Pukul 06.00 WIB seluruh pos – pos tempur pada
masing-masing kapal khususnya KRI SIM – 367 sudah siap untuk
menembakkan meriam buatan Italy tersebut. Dan dengan penuh keyakinan
serta perhitungan yang matang akhirnya masing-masing kapal penembak
berhasil menembakkan dan mampu menghancurkan sasaran dengan meriam 76
mm.
Kalibrasi Penembakan Meriam Dalam Latihan Parsial III
Komando
Armada RI Kawasan Timur telah memberangkatkan 14 unsur Kapal Perang
Republik Indonesia (KRI), Kopaska, dan Marinir dari kesatuan Infantri,
Artileri dan Kavaleri, serta unsur udara yang tergabung dalam gugus
tugas Amfibi untuk melaksanakan Latihan Parsial III di Pantai Banongan,
Situbondo. Latihan ini terdiri dari beberapa kegiatan latihan terpadu di
laut selama perjalanan menuju sasaran yang puncaknya adalah pendaratan
amfibi di Pantai Banongan. Latihan yang telah direncanakan selama dua
bulan terakhir ini dipimpin langsung oleh Panglima Komando Armada RI
Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H., M.Hum yang
menitik beratkan pada Operasi Amfibi.
KRI
SIM sebagai salah satu unsur kawal yang menjadi tabir dari unsur utama
latihan ini mendapatkan peran sebagai unsur BTK (Bantuan Tembakan Kapal)
dalam operasi amfibi. Bersama kedua SIGMA lainnya, KRI SIM akan
menembakkan meriam 76 mm ke arah daratan sebagai tembakan bantuan
terhadap pasukan pendarat. Dalam rangka mempersiapkan diri, KRI SIM
melaksanakan PAC (Pre-Action Calibration) yaitu proses kalibrasi
awal yang bertujuan untuk mendapatkan koreksi nol benar pada meriam 76
mm sebagai langkah awal antisipasi perkenaan tembakan meriam saat
pelaksanaan BTK. Pada kesempatan ini diikutkan para perwira di
lingkungan satuan kapal-kapal lainnya yang tidak berlayar untuk dapat
mengikuti kegiatan latihan dengan on board pada kapal-kapal peserta latihan guna ikut berlatih mengasah kemampuan meningkatkan profesionalisme.
Sumber : Koarmatim
No comments:
Post a Comment