C-130H Hercules dengan nomor seri A97-006 tengah menjalani uji terbang |
Jakarta (MI) : Empat pesawat C-130H bekas pakai milik Angkatan Udara Australia (RAAF) yang ditawarkan kepada Indonesia masih sangat layak untuk dioperasionalkan. Kondisi pisiknya bagus. Bahkan sudah semi glass cockpit artinya sudah separuh sistem digital dan separuhnya masih analog (manual).
Empat pesawat tersebut dipensiunkan dari Skadron ke-37 RAAF tahun 2008-2009 masing-masing bernomor seri A97-001, A97-003, A97-010 dan A97-012. Kini tersimpan di pangkalan udara Richmond New South Wales Australia.
Kelayakan pesawat tersebut diutarakan tim tehnis Indonesia yang dikirim ke Australia yang memang ahli di bidangnya masing-masing.
Untuk bidang mesin (engine) Letkol Tek Semri Bija dari Depohar (Depo Pemeliharaan) 30 Lanud Abdulrachman Saleh, bidang structure (air frame/rangka) Letkol Ferly Irnando yang merupakan supervisor air frame dari Depohar 10 lanud Husein Sastranegara.
Kol. Teguh dari Mabes TNI AU sekaligus sebagai ketua tim dan ahli di bidang avionik saat ia masih bertugas di Depohar 20 lanud Iswahyudi serta satu personil dari Kementerian Pertahanan yang melihat dari sisi kelaikan.
Menurut Letkol tek Semri Bija yang kini menjabat Kepala Dinas Logistik (Kadislog) Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Malang, hercules yang dimiliki TNI AU masih full analog (manual:red), sehingga pembacaan instrumen masih didasarkan pada kemampuan operatornya dan sifatnya subyektif.
“Kalau sudah digital ataupun semi digital, angka atau petunjuk yang terbaca dari depan ataupun samping tetap akan sama tidak ada deviasi," katanya.
Semula memang jadi tanda tanya besar kenapa dijual apakah pernah mengalami musibah. “Ternyata alasan utama karena pemerintah Australia sudah tidak mau lagi menanggung biaya perawatannnya,” kata Letkol Semri.
Yang sangat menarik, tambahnya, sekalipun pesawatnya di-off-kan tapi tetap dirawat dengan baik. Ada alat avioniknya yang sengaja dilepas dan dibungkus dengan rapi.
Perawatan pesawat milik RAAF, untuk pemeliharaan ringan ditangani oleh masing-masing skadron.
Tapi untuk pemeliharaan sedang dan berat diserahkan pada pihak swasta yakni QDS Qansas Defense Service yang bangunannya berada di komplek pangkalan udara Richmond. Termasuk juga re-engineering untuk pesawat herculesnya.
Meski sempat menjadi polemik di kalangan anggota DPR RI, namun tim tehnis sendiri sempat meyakinkan kondisi hercules milik RAAF yang akan dihibahkan ke Indonesia dalam kondisi sangat layak dioperasionalkan.
Hasil inspeksi dilaporkan ke manajemen TNI Angkatan Udara dilanjutkan ke Mabes TNI dan diteruskan ke Kemhan.
Sumber : Pelitaonline
ulas juga donk mengenai alat komunikasi yang dimiliki TNI. Percuma juga kalo Alustitanya canggih tapi komunukasi gak mendukung....terutama komleknya TNI...bagaimana kalo system komunikasi TNI di jammer....percuma juga donk, alustista yg dimiliki gak bisa maksimal.
ReplyDelete