Meranti (MI) : 3 Pulau terluar di perbatasan
Indonesia-Malaysia tepatnya di Kabupaten Meranti, Riau terancam hilang.
Ancaman tersebut terjadi akibat abrasi yang telah merusak permukiman dan
areal perkebunan warga di wilayah pantai pulau-pulau tersebut.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (3/9/2014), abrasi yang terjadi juga mengancam bergesernya wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Bahkan abrasi diprediksi akan menenggelamkan Pulau Rangsang, Merbau, dan Tebing Tinggi jika tidak segera ditanggulangi.
Berdasarkan laporan Dinas Kehutanan Kabupaten Meranti, dalam 2 dekade terakhir garis pantai pulau ini telah bergeser sekitar 5 kilometer akibat tergerus ombak. Kerusakan terparah terjadi di Pulau Rangsang. Luas pulau itu diperkirakan berkurang hingga mencapai 830 hektare.
Kepala Dinas Kehutanan Kepulauan Meranti Makmun Murot mengatakan, abrasi di 3 pulau tersebut semakin tidak terkendali. Pemerintah setempat hanya mampu menanggulangi sebagian kecil dengan menanam bibit mangrove serta memasang batu dan bambu untuk pemecah ombak.
Pemkab Meranti berharap, pemerintah di tingkat provinsi dan nasional juga turut membantu menanggulangi abrasi ini demi keutuhan kedaulatan Indonesia.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (3/9/2014), abrasi yang terjadi juga mengancam bergesernya wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Bahkan abrasi diprediksi akan menenggelamkan Pulau Rangsang, Merbau, dan Tebing Tinggi jika tidak segera ditanggulangi.
Berdasarkan laporan Dinas Kehutanan Kabupaten Meranti, dalam 2 dekade terakhir garis pantai pulau ini telah bergeser sekitar 5 kilometer akibat tergerus ombak. Kerusakan terparah terjadi di Pulau Rangsang. Luas pulau itu diperkirakan berkurang hingga mencapai 830 hektare.
Kepala Dinas Kehutanan Kepulauan Meranti Makmun Murot mengatakan, abrasi di 3 pulau tersebut semakin tidak terkendali. Pemerintah setempat hanya mampu menanggulangi sebagian kecil dengan menanam bibit mangrove serta memasang batu dan bambu untuk pemecah ombak.
Pemkab Meranti berharap, pemerintah di tingkat provinsi dan nasional juga turut membantu menanggulangi abrasi ini demi keutuhan kedaulatan Indonesia.
Sumber : Liputan6
ini adalah salah satu tugas utama juga bagi seluruh personil TNI baik presiden tanggap ataupun tidak, entah bagaimana caranya karena ini menyangkut kedaulatan negara.... kelihatannya sepele cuma abrasi tp begitu pulau tenggelam garis batas pun akan ikut tenggelam juga tooo... kehilangan pulau kecil diperbatasan meskipun luasnya katakan hanya satu meter tetapi akan berpotensi kehilangan luas laut ratusan kilometer dibelakangnya..ya ndak?
ReplyDeletekayaknya punya CAPRES yg suka memperhatikan hal-hal kecil (blusukan kebawah/ke daerah/termasuk perbatasan) ada nilai plusnya juga... mngkn salah satunya yaa untuk segera mengatasi/mengetahui hal2 semacam ini dg cepat..... kalo presidennya hanya rapat dan duduk di belakang meja dijamin tdk akan tahu kejadian sesungguhnya di lapangan yg butuh penanganan cepat.... faktor X kan selalu hadir di lapangan butuh terjun langsung ke TKP
ReplyDelete