Friday, September 5, 2014

Pembangunan Pangkalan Militer Dipastikan 2015


SUKOHARJO (MI) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) memastikan pembangunan pangkalan militer untuk mengamankan Tanjung Datu yang berada di ujung barat laut pulau Kalimantan itu, pada awal 2015.

Panglima TNI Moeldoko mengungkapkan, pembangunan pangkalan militer di wilayah yang rawan diserobot negera lain, sudah dimatangkan. Apalagi belum lama ini, TNI memperingatkan Malaysia untuk menghentikan pembangunan tiang mercusuar di kawasan itu.

“Pangkalan militer mulai 2015 dibangun,” katanya usai pengarahan peserta Apel Komandan Satuan (Dansat) TNI AD se-Indonesia di Markas Batalyon Infanteri 413/Bremoro Desa Palur, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Rabu (3/9).

Menurut Moeldoko, pembangunan pangkalan militer untuk mengamankan wilayah perbatasan laut dan darat di Kalimantan Barat itu. Pembangunan realistis dilakukan, karena pada 2015 TNI diberikan porsi oleh APBN yakni Rp 95 triliun. Karena anggaran itu, tidak hanya untuk penambahan alutsista (alat utama sistem senjata) dan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Ya demi pertahanan Indonesia yang lebih kuat. Kami tak ingin Tanjung Datu bergejolak diserobot negara lain,” papar dia.

Lebih lanjut lulusan terbaik Akabri 1981 itu menjelaskan, untuk pertahanan laut dan darat di area Tanjung Datu, akan ditempatkan batalyon di kawasan tersebut. Tak hanya rawan sengketa, karena di Tanjung Datu selama ini tidak ada gelar pasukan militer. Pihkanya pun berharap, nantinya setelah pembangunan pangkalan militer selesai dan ditempatkan pasukan, tidak lagi bergejolak.
“Dengan pasukan itu akan menjadi penyangga pertahanan di perbatasan. Soalnya ini masalah serius,” akunya.

Dia menambahkan, pembangunan pangkalan militer di Tanjung Datu, juga karena pertimbangan sengketa Laut Tiongkok Selatan. Di mana laut tepi bagian dari Samudera Pasifik yang berbatasan dengan negara-negara, termasuk Indonesia itu, saat bergejolak akan berdampak. Karena sebagian, berbatasan dengan kawasan Natuna. Apalagi Mabes TNI sudah mematangkan pembuatan pangkalan dengan Kementerian Pertahanan.

“Karena kondisi di Laut Tiongkok Selatan saat memanas, bisa memunculkan kondisi tidak stabil. Maka itu pangkalan miiter segera dibangun,” jelasnya.









Sumber : Suaramerdeka

No comments:

Post a Comment